Mohon tunggu...
Sunu Purnama
Sunu Purnama Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pria sederhana yang mencintai dunia sastra kehidupan.

mengapresiasi dunia...lewat rangkaian kata...^^

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Rumah Sehat Satu Bumi

29 Mei 2024   20:46 Diperbarui: 29 Mei 2024   20:58 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 sumber gambar: koleksi pribadi

Kesehatan merupakan harta yang berharga yang perlu dijaga dan dirawat dengan  sebaik-baiknya. Karena kalau sudah sakit maka seberapapun harta yang dimiliki menjadi kurang berharga lain. Alih- alih bisa menikmati harta karena sakit yang diderita harta bisa habis terkuras untuk mencari kesembuhan dari penyakit yang diderita. 

Kalau mau menelusuri jalur sakit yang diderita kebanyakan disebabkan oleh gaya hidup yang tidak selaras dengan prinsip-prinsip keseimbangan alam. Sebelum jatuh sakit sebenarnya ada sinyal-sinyal yang dikirimkan kepada tubuh kita, namun seringkali diabaikan. 

Pola kebiasaan yang kurang menunjang terkait pola makan, pola pikir dan pola tingkah laku bisa menjadi sebab kita mengalami sakit. Untuk memperbaiki pola kebiasaan yang tidak sehat tersebut dibutuhkan sebuah pemahaman dan pengertian yang holistik.

Rumah Sehat Satu Bumi bisa menjadi sebuah jembatan emas untuk merubah pola yang tidak menunjang kesehatan tersebut.

Rumah Sehat Holistik (RSH) Satu Bumi adalah panti sehat berbasis terapi/usada dan pelatihan tradisional yang berlokasi di Jl. Raya Bukit Pelangi Km. 2, Gadog, Ciawi -- Bogor, didirikan atas prakarsa Bapak Anand Krishna dan terinspirasi oleh M Archan (Maya Safira Muchtar) yang mendedikasikan seluruh hidupnya untuk menghidupkan kembali ilmu-ilmu Usada Kuno yang masih sangat relevan

Selama 7 hari penuh kita akan diajak untuk merubah gaya hidup secara keseluruhan. 

Walaupun belum genap setahun berdiri telah banyak pasien yang mengakui peran Rumah Sehat Satu Bumi ( www.rshsatubumi.id ) dalam dunia kesehatan secara umum.

Seperti apa yang diungkapkan oleh Ibu Dachlia dari Tangerang ini,

" Ketika didiagnosis dengan gangguan kesehatan kronis, saya merasa sangat takut dan menderita, hingga seluruh keluarga ikut merasakannya. Setelah mengikuti program, terjadi perubahan baik secara fisik maupun mental. Bengkak di pipi agak mengecil dan mental saya lebih tenang, sampai kakak saya bilang saya lebih chill dan anak saya : "Alhamdulillah yah mamah sekarang jarang Marah". Sekarang kami mampu menghadapi situasi ini dengan lebih tenang dan semangat. "

Perubahan paradigma tentang sakit perlu sekali diketahui oleh khalayak umum, bahkan terhadap penyakit yang dianggap berbahaya atau ganas seperti kanker. Kebanyakan pasien yang terdiagnosis terkena kanker, maka secara mental emosional akan terpuruk. Bagaimana memperbaiki hal tersebut? Lewat meditasi, pengolahan napas yang benar akan membantu mengatasi masalah tersebut. Simak dialog singkat Bapak Anand Krishna terkait hal tersebut.


Dengan kesehatan yang diraih dengan menjaga gaya hidup , maka kita dapat berkarya dan menjadikan hidup lebih bermakna bagi keluarga, lingkungan dan tidak menjadi beban bagi bangsa ini, tapi bisa juga berkontribusi bagi dunia yang kita huni. 

Smoga kesehatan dan kebahagian senantiasa bersama kita semua...

Rahayu...

Bukit Pelangi, 29 Mei 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun