Mohon tunggu...
Sunu Purnama
Sunu Purnama Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pria sederhana yang mencintai dunia sastra kehidupan.

mengapresiasi dunia...lewat rangkaian kata...^^

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Bebaskan Priya Kumari

12 Mei 2024   08:41 Diperbarui: 12 Mei 2024   08:45 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya ingin membagikan kepada anda sekalian sebuah kisah nyata yang menyedihkan di daerah yang sangat jauh dari negeri kita. Kejadian yang bisa kita lihat karena kemajuan teknologi saat ini. Cerita tentang seorang anak kecil berusia 7 tahun yang diculik dari rumahnya sendiri oleh orang-orang yang menggunakan kekuasaannya dengan semena-mena. Orang-orang yang tega bertindak diluar jalur paugeran masyarakat yang menjunjung tinggi peradaban manusia. 

Kisah mengenaskan Priya Kumari ini terjadi setiap saat di Sindh, Pakistan. Anak-anak diculik, diperkosa dan dijadikan istri ke sekian dengan paksa. Hal tersebut tidak lepas dari otoritas penguasa yang menganggap hal tersebut lumrah, biasa saja. Namun kejadian tersebut bukanlah hal biasa saja. 

Bapak Anand Krishna mengangkat isu kemanusiaan ini lewat obrolan dalam bingkai podcast yang biasa Beliau adakan setiap hari Senin malam.Silakan bisa simak obrolan beliau disini:


Kebebasan bertindak dan beraktifitas dengan aman, tanpa rasa takut menjadi hal yang sangat berat sekali terjadi di belahan dunia sana. Jaminan keamanan dari pemerintah yang seharusnya melindungi dan mengayomi tidak terjadi. Salah satu aktivis kemanusiaan yang berasal dari Sindh, Sufi Laghari merasa terpanggil untuk menyuarakan ketidakadilan yang bukan saja terjadi pada Priya Kumari, bahkan ada saudaranya menjadi kurban ketidakadilan yang terjadi karena menyuarakan kebenaran tersebut. Simak juga dialog Bapak Anand Krishna bersama Sufi Laghari. 


#FreePriyaKumari menjadi sebuah hastag yang menjadi sebuah simbol perlawanan terhadap ketidakadilan yang terjadi. 

Mengutip sebuah akun bernama Divya Wara yang mengatakan,"

" Hal ini terdengar menyedihkan, tapi kita tidak boleh berkecil hati terhadap tindakan tidak beradab ini. Lawan! Kita harus menyebarkan kekejaman ini agar orang-orang melihat dan mengambil tindakan dengan cara apapun yang kita bisa. Terima kasih telah menjelaskan fakta buruk kehidupan ini agar dilihat banyak orang."

Semoga Priya Kumari dan anak-anak lainnya yang mengalami penculikan bisa segera ditemukan dan dapat kembali hidup damai dalam lingkup keluarganya.

Rahayu....

Bukit Pelangi,

 Minggu, 12 Mei 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun