Mohon tunggu...
Sunu Purnama
Sunu Purnama Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pria sederhana yang mencintai dunia sastra kehidupan.

mengapresiasi dunia...lewat rangkaian kata...^^

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Seminar Budaya, Dharma Pasraman dan Jati Diri

30 Maret 2019   20:49 Diperbarui: 30 Maret 2019   20:53 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Foto: Koleksi Pribadi

" Sebab itu, sebelum datangnya usia tua -- sebelum memasuki usia uzur -- ketika badan sudah melemah, kaki dan tangan pun bergetar tiada henti, dan tiada lagi tenaga untuk berbuat sesuatu; hendaknya selagi masih muda, masih bertenaga, kumpulkan harta sejati berupa perbuatan mulia. Pengertiannya, kemuliaan itu sajalah yang dapat memandu Jiwa dalam perlawatannya setelah kematian, setelah meninggalkan badan."

- Dikutip dari " Sara-Samuccaya " ( Dwipantara Dharma Sastra) karya Anand Krishna

Pada hari Sabtu (30/03/2019) bertempat di Museum Bank Mandiri, Kota Tua, Jakarta Barat, dengan dihadiri sekitar 150 tamu undangan, dimulai dari jam 08.00- 12.00 WIB diadakan sebuah seminar budaya yang mengambil tema " Dharma Pasraman dan Jati Diri ".

Ada 3 pembicara yang akan memberikan pandangannya terkait tema tersebut. Mereka adalah Bapak Julianus Limbeng, seorang Analis Pranata Sosial dari Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.

Lalu ada Guruji Anand Krishna, sebagai seorang Humanis Spiritual serta penulis 180 buku terkait meditasi, yoga dan pengembangan diri.
Dan yang ketiga adalah Bapak Wisnu Bawa Tanaya. Beliau menjabat sebagai Ketua Umum Parisada Hindu Dharma.

Acara seminar budaya dibuka dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan dilanjutkan sebuah tarian Bali sebagai penanda dimulainya acara seminar budaya yang merupakan kerjasama antara Bank Mandiri dan Yayasan Anand Ashram (www.anandashram.or.id)

Dalam kata sambutannya Bapak Panji Irawan yang mewakili Bank Mandiri menjelaskan tentang kepedulian bank mandiri untuk turut serta aktif mengembangkan Mandiri yang sehat dan bagaimana Mandiri bisa turut berkontribusi bagi bangsa dengan mengadakan acara seperti seminar budaya ini. Pengembangan pengetahuan sangat penting sekali untuk mendukung pencarian jati diri. Diharapkan setiap kita bisa menjadi pembelajar yang tangguh, mandiri yang tangguh yang memahami dan mengenal budaya bangsanya, mengenal jati diri.

Dalam kesempatannya dalam paparan singkatnya, Guruji Anand Krishna menjelaskan tentang "Ashram Dharma and Self Discovery". Beliau menjelaskan tentang modal awal yang dibawa setiap manusia itu sama yaitu Prana, yang terkait dengan napas manusia. Lalu Benih Pikiran (Chitta) dan yang selanjutnya adalah Kala (Waktu).
Seorang bisa menjadi seorang pemimpin yang baik, yang berpikiran jernih kalau pemimpin itu memiliki siklus napas antara 9-12 per menitnya. Karena pikiran dan napas saling terkait erat.
Beliau juga menyoroti tentang pesan penting yang dibawa oleh RigVeda (10:53,6) yang menjelaskan tentang Manur Bhava. Jadilah Manusia!

Dalam pandangan Barat bahwa bayi itu seperti kertas putih yang kosong. Namun menurut pandangan timur, seorang bayi membawa kecenderungan2 yang dibawa dari masa lalu. Ada anak yang bisa memelihara mainannya, ada juga anak yang punya kecenderungan untuk merusak. Disinilah pentingnya pendidikan sejak dini.

Beliau juga menjelaskan tentang kehidupan pendidikan zaman dulu dimana sistem gurukul. Anak didik tinggal dengan seorang guru merupakan sebuah sistem pendidikan yang tepat. Disinilah peran pasraman/ashram/padepokan menjadi sebuah wadah untuk membina dan menempa anak didik tanpa membeda-bedakan. Dan guru yang mengajar itu merupakan mereka yang telah memasuki masa pensiun dan siap mengabdikan waktu dan tenaga demi tujuan mulia, mewujudkan manusia yang memiliki karakter dan mengenal jati dirinya.

Sedangkan Bapak wisnu Bawa Tanaya, dengan semangat prajurit yang ada dalam dirinya menjelaskan dengan bahasa yang mengena terhadap generasi milinial. Pasraman mesti mampu mewujudkan insan yang mempunyai kepribadian yang luhur, berani dan memiliki moral hidup yang tinggi. Negara akan kuat jika keluarga -keluarga yang hidup didalamnya dalam keadaan harmonis.

Kita memilik P R yang perlu dilakukan. Pikiran dan Rasa harus selaras. Harus ada pengendalian diri dalam hidup berbangsa dan bernegara, sehingga tidak mudah tergoda untuk berbuat menyeleweng dari nilai-nilai dharma yang dijunjung tinggi.

Sebagai anggota dewan Pembina Ideeologi Pancasila, beliau juga menekankan tentang pentingnya pasraman membentuk sinergi dengan berbagai komunitas untuk terus menjaga negara ini tetap merdeka, berdaulat dan adil makmur seperti yang diembankan oleh Pancasila.
Mencintai tanah air dan bangsa merupakan kewajiban setiap anggota pasraman/komunitas yang berada dalam lindungan merah putih.

Dalam paparan yang selanjutnya, Bapak Yulianus Limbeng mengungkapkan kepedulian pemerintah untuk terus menjaga, melestarikan nilai-nilai lokal, maupun yang bersifat universal yang berasal dari berbagai masyarakat adat yang ada di Indonesia. Konstruksi kebudayaan Indonesia itu begitu luar biasanya. 

Indonesia secara alami memiliki berbagai aneka ragam budaya, tradisi, bahasa daerah. Hidup di Indonesia merupakan sebuah berkah yang luar biasa. Ada banyak masyarakat adat di Indonesia yang masih memegang teguh sikap hidup untuk tetap selaras dengan alam, menjaga nilai-nilai dharma kebajikan yang mampu menopang kehidupan bersama. Semangat kebersamaan dan gotong-royong adalah sebuah wujud jati diri bangsa ini. Janganlah sampai ditinggalkan.

Kementrian pendidikan melakukan tiga hal penting untuk itu yaitu dengan melakukan perlindungan, mengembangkan nilai-nilai budaya yang mengangkat derajat manusia dan kemanusiaan dan menerapkan asas kemanfaatan nilai-nilai budaya dalam kehidupan masyarakat tanpa sekat yang bisa merendahkan.

Disini masyarakat dilibatkan dalam proses pengembangan kebudayaan adat yang membawa nilai-nilai unggulan yang sesuai dengan jalan dharma. Setiap pasraman, padepokan maupun komunitas budaya hendaknya terus bersinergi mengembangkan pendidikan dan pengetahuan yang tetap berpedoman sesuai dengan konteks negara Republik Indonesia yang menjadi jati diri bangsa ini.

Seminar budaya seperti ini merupakan sebuah tatap muka yang bagus sekali untuk anak -anak muda juga para bapak ibu untuk bisa terus berupaya menjadi insan pembelajar yang tangguh yang bisa mengenal jati dirinya dan dapat ikut berkontribusi positif demi kemajuan peradaban bangsa.

Rahayu...
Jakarta, 30 Maret 2019

****

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun