Mohon tunggu...
Sunu Purnama
Sunu Purnama Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pria sederhana yang mencintai dunia sastra kehidupan.

mengapresiasi dunia...lewat rangkaian kata...^^

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cermin : Bung Karno Di Tempat Potong Rambut

26 Januari 2014   18:17 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:27 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Cermin. : Bung Karno Di Tempat Potong Rambut
Langit masih terlihat mendung. Namun ternyata tidak menghasilkan hujan untuk kali ini.
Ya,mendung tak berarti hujan. Demikian lagu lama yg biasa saya dengar.
Dan hari ini saya berniat utk menyempatkan diri memotong rambut yang mulai terlihat panjang. Kalau dulu ingat seorang teman kuliah,kalau pas lagi gondrong biasanya langsung mendapat julukan baru " Gondes ". Ini adalah akronim dari Gondrong Ndeso.
Sudah gondrong,ndeso, ketombean pula...lengkap deh!
Utk menghindari hal inilah saya kemudian bergerak ke tempat potong rambut.
Melihat tempatnya yg baru dan masih terlihat gress,saya merasa asyik aja utk segera duduk di kursi di depan cermin besar.
" Mau dipotong gimana,aak," tanya tukang rambut yg terlihat masih muda,yg saya taksir melihat penampilannya masih berumur sekitar 25-an tahun.
" Dirapikan aja,kang," pintaku.
" Wah...ini tempatnya baru ya? Tanyaku disela-sela dia dengan gesit dan cekatan memotong rambut dng mesin potong rambut diselingi dengan gunting dan sisir.
" Iya...baru sekitar 2 bulan disini. Kontrak setahun 5 juta."Jawab si Akang.

Sambil dipotong, mata saya jelalatan melirik kesana-kemari. Diatas tatakan kayu tempat menaruh alat potong rambut yg berisi gunting,sikat rambut,bedak,alat semprot dan juga sisir serta sabun,ada tertulis tanggal 13 Oktober 2013. Mungkin ini semacam "prasasti" tanggal pembukaan tempat potong ini.
Dan yang lebih menarik lagi poster-poster yang dipajang diruangan yang tidak begitu luas itu. Diatas kaca tepat didepan saya terlihat bintang sepakbola Messi lagi mengocek bola dng gaya coolnya.
Tidak heran jika anak muda suka bola.
Namun ternyata bukan hanya satu poster yg terpampang disana. Ketika saya selesai dipotong,lalu digantikan dengan seorang pemuda lain yg sudah menunggu. Saya layangkan pandangan mata ke seluruh ruangan tersebut. Dan saya dapati poster Bung Karno pas disebelah pintu masuk. Sedangkan satunya lagi di dinding sebelah kiri agak diatas terlihat Bung Karno dengan kaca mata hitamnya terlihat gagah berdampingan dengan Bung Harto lengkap dengan pakaian militer dng pangkat Letjennya.
Sayangnya,saya belum sempat bertanya sama si Akang tentang pandangannya tentang poster tersebut. Atau apakah dia juga suka membaca buku-buku karya Bung Karno seperti "Di Bawah Bendera Revolusi", " Indonesia Menggugat" ataukah " Soekarno: Penyambung Lidah Rakyat.
Tapi melihat tempat usaha barunya yg dengan berani keluar dari tempatnya bekerja di Jakarta selama 5 Tahun di Rudi Hadisuwarno. Saya salut dengan semangat "enterpreuner" si Akang. Semangat berdikari seperti yang apa yg pernah dikobarkan Bung Karno dalam orasi-orasinya di mimbar-mimbar rakyat. Saya rasa ( menurut pendapat pribadi saya ) inilah sukarnois muda yg telah menerjemahkan apa yg telah diungkapkan oleh Presiden Pertama Republik Indonesia ini.
Sebagai penutup cerita ini,saya kutipkan kata-kata Bung Karno dari poster Beliau di balik pintu dekat kaca bertuliskan " Tempat Potong Rambut" ini...
" Bangsa yg tidak percaya kepada kekuatan dirinya sebagai suatu bangsa,tidak dapat berdiri sbg suatu bangsa yg merdeka."
~ Soekarno (Presiden Republik Indonesia yg Pertama)
Saatnya Sukarno-Sukarno muda mengambil peran dng percaya diri membangun bangsa ini. Saya tidak mendewakan Bung Karno, saya hanya mencoba mengabadikan ajarannya yg baik dan berguna bagi bangsa dan negara ini,seperti apa yg telah dilakukan si Akang tukang potong rambut itu.
Salam Indonesia...
Bukit Pelangi, 26 Januari 2014
Rahayu...

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun