Ramadhan merupakan bulan suci yang dinanti-nanti oleh umat muslim di seluruh penjuru dunia. Karena, bulan ramadhan adalah saat dimana dibukanya seluruh pintu-pintu surga, dan ditutupnya pintu-pintu neraka, serta dibelenggunya para setan-setan. Pada bulan inilah para umat muslim meningkatkan kualitas ibadahnya dan mengharapkan untuk mendapat pahala yang berlipat ganda.
Maksud dibelenggunya setan-setan diatas tidak serta merta para setan tersebut dibelenggu dengan semestinya, namun dikarenakan umat muslim banyak berbuat baik dan beramal di bulan ramadhan, maka setan-setan tersebut menjadi susah untuk menggoda manusia.
Nyatanya masih banyak juga orang yang bermaksiat di bulan ramadhan ini seperti "mokel" ini. Mungkin banyak dari kita yang sudah tidak asing dengan istilah kata "mokel" tersebut. Dilansir dari berbagai sumber, mokel sendiri merupakan bahasa gaul yang sering ditujukan kepada seseorang yang tidak dapat menahan lapar dan haus ketika puasa atau berbuka puasa sebelum waktunya, yaitu adzan Maghrib. Istilah mokel tersebut tidak dapat ditemui di kamus Bahasa Indonesia karena istilah tersebut berasal dari Bahasa Jawa.
Disebutkan pada Surat Al-Baqarah ayat 184 yang artinya, "(Yaitu) beberapa hari tertentu. Maka barangsiapa di antara kamu sakit atau dalam perjalanan (lalu tidak berpuasa), maka (wajib mengganti) sebanyak hari (yang dia tidak berpuasa itu) pada hari-hari yang lain. Dan bagi orang yang berat menjalankannya, wajib membayar fidyah, yaitu memberi makan seorang miskin. Tetapi barangsiapa dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, maka itu lebih baik baginya, dan puasamu itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui". Dari ayat tesebut dapat disimpulkan bahwa seseorang yang tidak berpuasa pada bulan ramadhan, maka harus menggantinya di lain hari.
Kebiasaan mokel ini kerap terjadi di semua kalangan, terutama pada kalangan yang beraktivitas di siang hari, karena pada waktu sebelum bulan ramadhan ini, kita terbiasa makan siang untuk melanjutkan aktivitas kita sampai pada sore hari supaya tidak lemas.
"Ya gimana ya mas, saya ngojol panas-panas dari pagi hingga sore haus laper juga mas". Ucap salah satu ojol yang saya tanyai ketika sedang minum di siang hari. Menurutnya jika mengojol sambil puasa itu dia tidak akan kuat dan takut pingsan ketika sedang mengantar pesanan.
Menurut saya, ojol merupakan salah satu pekerjaan yang berat, karena harus mempertanggungjawabkan pesanan yang ia dapatkan. Ojol yang bekerja dari pagi hingga sore dan memutuskan untuk mokel itu menurut saya kurang tepat, karena puasa di bulan ramadhan itu merupakan kewajiban, dan masih banyak ojol-ojol yang berpuasa walaupun ia sedang bekerja.
"lapar mas, apalagi hari ini kuliahnya 9 sks dari pagi sampe sore, sama karna diajakin sama temen-temen juga sih mas hehehe". Ucap seorang mahasiswa yang sedang makan siang bersama teman-temannya. Disini alasan mokel tidak hanya karena faktor lapar, tetapi juga karena teman-teman yang tidak berpuasa mengajak orang yang berpuasa untuk makan. Dan karena orang yang berpuasa ini mungkin tidak kuat iman, maka ia mengiyakan ajakan tersebut.
Ya faktor ajakan ini sangat memengaruhi tingkat keimanan seseorang. Herbert C. Kelman menyebutkan bahwa komunikasi mempengaruhi seseorang dapat berupa internalisasi, identifikasi, dan ketundukan. Internalisasi terjadi bila orang menerima pengaruh karena perilaku yang dianjurkan sesuai dengan nilai yang dimiliki atas dasar rasional. Dari pendapat Herbert C. Kelman tersebut menguatkan alasan bahwa ajakan untuk mokel ini menjadi pengaruh yang sangat besar ketika seseorang sedang berpuasa.
"aku dulu pernah ji merasa keren pas lagi mokel, sampe ngajak temen-temen ku, kalo ga mokel malah kena bully, upload di story instagram, wah pokoknya aneh-aneh mas". Ucap salah satu teman saya waktu SMA. Mungkin beberapa orang juga pernah merasakan fase itu, termasuk saya.
Fase ini saya rasakan saat saya menginjak sekolah menengah pertama (SMP). Pada masa SMP ini tidak dapat dipungkiri bahwa kebanyakan anak mencari validasi dan jati diri. Mereka berfikiran bahwa validasi tersebut bisa didapatkan melalui upload story mokel. Meskipun teman-teman satu geng nya menganggap itu hal yang keren dan berbeda dari yang lain, namun berbeda dengan anggapan masyarakat dewasa yang menilai bahwa mokel itu hal yang tidak pantas untuk dipamerkan.
Padahal pada jaman masih sekolah dasar dulu sering kali menjumpai anak-anak yang berlomba-lomba untuk puasa sebulan penuh. Waktu bulan ramadhan anak sekolah dasar diberi buku ramadhan oleh gurunya. Buku tersebut berisikan kolom yang harus diisi dengan kegiatan selama ramadhan, seperti puasa, sholat, isi kultum waktu subuh dan tarawih dan kegiatan positif lainnya. Melihat jika buku tersebut isinya penuh maka akan diberi reward oleh guru pada saat setelah ramadhan, buku tersebut menjadi pemicu mengapa anak sekolah dasar untuk berpuasa penuh waktu ramadhan.
Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak semua orang dapat beraktivitas seperti biasa saat puasa. Padahal pada zaman Rasulullah dahulu aktivitas tetap dilakukan seperti biasa. Bahkan saat kondisi berperang, Rasulullah menganjurkan kepada para sahabatnya untuk tetap berpuasa.
Banyak yang belum tahu bahwasannya dengan puasa ini dapat membuat tubuh menjadi sehat. Nabi Muhammad SAW. bersabda, "Berpuasalah kamu, niscaya kamu akan sehat". Dilansir dari vivahealth.co.id puasa dapat menurunkan berat badan, menurunkan risiko diabetes, menurunkan tekanan darah, meningkatkan masa otot, menjaga kesehatan kardiovaskular, dan masih banyak lainnya. Puasa juga sangat cocok jika kalian mau menjalankan diet. Maka dari itu jika anda ingin sehat, maka berpuasalah.
Saya merasa beruntung di masa kuliah ini karena teman-teman sekelas saya tidak ada yang mengajak untuk mokel. Bahkan saat saya mengajak pun mereka menolak dan dari tolakan tersebut bisa membuat saya mengurungkan niat untuk mokel di saat ada jadwal kuliah tatap muka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H