Di wilayah yang tenang dan damai. Hidup seorang manajer sukses di sebuah bank lokal bernama Dizz. Dia mempunyai istri yang penuh kasih bernama Sarah dan seorang putri cantik bernama Aisyah. Mereka dikenal sebagai keluarga yang bahagia dan harmonis di komunitasnya.
Setiap pagi Dizz mencium Sarah sebelum pergi ke bank. Pekerjaannya memang menuntut tapi Dizz merasa senang karena dia bisa menghidupi keluarganya. Mereka sering menghabiskan akhir pekan bersama.
Aisyah sangat menyayangi ayahnya dan sering menunggunya di depan pintu begitu Dizz pulang dari kerja. Ikatan antara Dizz, Sarah, dan Aisyah sangat kuat. Hidup mereka terlihat sempurna, namun hidup bisa berubah secara tak terduga.
Semuanya berubah ketika tempat kerja Dizz terkena krisis ekonomi mendadak. Bank tempat Dizz bekerja kehilangan banyak uang dan banyak karyawan termasuk Dizz dipecat. Ini adalah pukulan berat bagi Dizz, yang belum pernah menghadapi kesulitan seperti ini sebelumnya.
Dizz berkata "Ayolah Pak bagaimana saya harus membiayai keluarga saya Pak?". Bank menjawab "Maaf tapi kami sudah membuat keputusannya untuk melepaskan kamu."
Tiba-tiba kehidupan keluarga yang stabil mulai terancam. Dizz mulai berjuang secara emosional. Dia menghabiskan hari-harinya mencari pekerjaan tapi semuanya terasa sulit. Sarah melihat Dizz mulai menjadi pendiam. Dia sering mengurung diri di kamar dan frustrasi dengan tekanan yang semakin meningkat.
Sarah berusaha sekuat tenaga untuk menghiburnya dengan mengingatkan bahwa ini hanya sementara. Tapi harga diri Dizz telah terluka. Dia merasa gagal sebagai kepala keluarga dan apapun yang Sarah katakan tidak bisa menghilangkan rasa putus asanya.
Sarah berkata "Ayolah Dizz ini hanya cobaan dari Allah SWT. Ini hanya sementara. Allah akan membalasnya berlipat ganda". Dizz membalas " Tapi saya sudah gagal Sarah. Saya telah menghilangkan pekerjaan saya. Sekarang kita dalam keadaan yang susah karena saya."
Aisyah sering bertanya mengapa ayahnya selalu sedih. Sarah berusaha menenangkan putrinya tapi dalam hatinya dia tahu bahwa situasi mereka semakin memburuk.
Aisyah mengatakan "Ibu kenapa Ayah sekarang sering diam? Apakah saya melakukan kesalahan?" . Sarah balas "Bukan putriku tercinta. Ayah hanya lelah saja".
Seiring berjalannya waktu kondisi mental Dizz semakin memburuk. Frustrasinya mulai merambah ke interaksi dengan Sarah. Mereka sering bertengkar karena hal-hal kecil seperti menu makan malam dan pengeluaran harian. Bahkan cara Sarah merawat Aisyah.