Mohon tunggu...
Sonny Djatnika SD
Sonny Djatnika SD Mohon Tunggu... -

Metallurgist

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Bagian II : Dongeng Mengenai Kerajaan Arsipelago (Bagian Pajajaran)

20 Juni 2011   03:54 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:21 1122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada 1578, Cirebon, Demak dan Bali menaklukan Sumedang Larang, Pangeran Geusan Ulun terbunuh. Berakhirlah kerajaan Sumedang Larang tanpa memiliki keturunan. Pusat kerajaan dipindahkan ke kota Sumedang yang sekarang dan pemerintahan sementara dipegang oleh Raja Bali sampai akhirnya Sumedang diserahkan kepada turunan Permaisuri Sultan Cirebon sebagai kabupatian pada 1620.

Pangeran Geusan Ulun terbunuh sebelum Pajajaran jatuh. Apakah juga keempat Panglima terbunuh? Namun rakyat percaya bahwa keempat Panglima menghindar ke Selatan, yang oleh sebagian rakyat Jawa Barat bersama-sama dengan Prabu Suryakencana menghilang (tilem) ke dalam hutan Sancang.

Dari catatan sejarah yang tersebar, Demak dipimpin langsung Sultan Agung kembali menyusun serangan terhadap Pajajaran, dibantu oleh Cirebon dan Bali. Saat menghadapi Demak dan sekutunya, Pajajaran diserang dari belakang oleh pasukan Maulana Yusuf, Sultan Banten. Akhirnya Kerajaan Pajajaran berakhir pada tahun 1579. Sultan Maulana Yusuf sendiri menganggap dirinya sah meneruskan kekuasaan Pajajaran, karena merupakan keturunan dari salah satu puteri Sri Baduga Maharaja.

Menurut cerita, sisa dari para perwira (punggawa) Pajajaran lainnya akhirnya mengasingkan diri ke hutan di daerah Lebak, Banten. Keturunan dari perwira itu sekarang biasa kita sebut sebagai orang Baduy.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun