Â
Kegagalan Manusia Menjaga Keutuhan Ciptaan
Pada pertemuan ketiga Aksi Puasa Pembangunan (APP) 2018 minggu ini, umat Katolik khususnya umat di Keuskupan Agung Palembang diajak untuk memaknai kegagalan manusia menjaga keutuhan ciptaan, tak terkecuali umat lingkungan Santo Yohanes Rasul atau lingkungan 4, paroki Santa Maria Pengantara Rahmat Ilahai Lahat.Â
Pada pertemuan ketiga ini saya didaulat untuk menjadi pemandu materi tersebut di lingkungan 4. Ya meskipun saya bukan orang yang ahli dalam materi tersebut, tapi kalau sudah ditunjuk mau apalagi. Untuk itu saya perlu mempelajari terlebih dahulu agar tidak membuat malu diri sendiri.hehe.
Dari hasil permenungan yang lumayan mendalam, saya menemukan inti dari materi mengenai "kegagalan manusia menjaga keutuhan ciptaan", sekali lagi ini yang saya temukan. Hehe dan kemudian saya jadikan rangkuman.
Manusia yang menjadi bagian keseluruhan ciptaan Tuhan diberikan akal budi untuk melestarikan bumi sebagai anugerah dan berkat. Tetapi, karena egoisme dan keserakahan (sebagian) manusia, manusia menjadi gagal melaksanakan tugas mulia itu. Ciptaan Tuhan yang diberikan untuk manusia menjadi rusak, kehilangan keserasian dan keutuhannya.
Manusia tidak lagi mengakui ada yang lebih tinggi daripada dirinya sendiri. Manusia memandang dirinya sendiri sebagai pusat dari sistem alam semesta. Oleh karenanya, alam pun hanya dilihat sebagai obyek, alat dan sarana bagi pemenuhan kebutuhan dan kepentingan manusia.
Sering kali manusia meng-atas nama-kan pembangunan, untuk menghabiskan isi alam tanpa memikirkan kelestariannya. Ketika habitat binatang liar diganggu, binatang liar itu pun akan menjadi gangguan bagi manusia. Ketika hutan dibabat habis, orang harus bersiap menghadapi kekurangan air atau sebaliknya menghadapi datangnya banjir.Â
Dalam kenyataannya pekerjaan manusia dalam mengolah alam telah menjadi eksploitasi sumber daya alam yang telah mengakibatkan kerusakan lingkungan, mengancam kelestarian alam ciptaan, dan bahkan membahayakan kehidupan manusia sendiri. Pemanfaatan bumi untuk tujuan ekonomi, serta perkembangan teknologi yang tak terkontrol dan tak tertata, merupakan ancaman yang sangat serius bagi lingkungan alami manusia. (Redemptor Hominis art.15).
Beberapa bentuk kegagalan manusia dalam memelihara keutuhan alam ciptaan; terjadinya pencemaran (pencemaran udara, air, tanah, dan suara) sebagai dampak adanya kawasan industri, terjadinya banjir, sebagai dampak buruknya drainase atau sistem pembuangan air dan kesalahan dalam menjaga daerah aliran sungai dan dampak pengrusakan hutan
terjadinya tanah longsor, sebagai dampak langsung dari rusaknya hutan, penebangan hutan secara liar (penggundulan hutan), pembuangan sampah di sembarang tempat dan pemanfaatan sumber daya alam secara berlebihan di luar batas. Sesungguhnya, kerusakan lingkungan dan kemerosotan masyarakat lebih berdampak terhadap pihak yang paling lemah di bumi (kaum miskin).
Semoga melalui aneka kegagalan itu, manusia menemukan upaya terbaik untuk memulihkan keutuhan ciptaan, agar harmoni di antara segenap ciptaan-Nya kembali dapat dihidupi dan rasakan.
Sumber: PSE KWI (Gagasan Dasar APP 2018)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H