Tadi pagi baca postingan teman tentang kegagetan melihat uang kuliah anaknya yang harus dibayar tiap semester, dengan system UKT (Uang Kuliah Tunggal) memang SPP dibayarkan berjenjang sesuai grade (ada 7 grade: 0-6) yang didasarkan pada penghasilan orang tuanya dan sesuai dengan tingkat “kelarisan” program studi.Grade 0 untuk mahasiswa yang menerima beasiswa Bidik Misi dangrade 6 untuk penghasilan orang tua lebih dari 10 juta.Grade 0 sebesar 0 rupiah per semester karena beasiswa dan grade 6 paling tinggi adalah Rp 22.500.000,- per semester untuk Pendidikan Dokter.
Mahal atau murah memang tergantung kita masing-masing sebagai orang tua, namun melihat biaya itu kok ya membuat deg-degan pada saatnya nanti.Apa gaji dosen cukup untuk membayar kuliah 2 anak, padahal kepenginnya sih anak kuliah di Kedokteran UGM, tetapi dengan biaya grade 5 sebesar 14.500.000 rupiah dan grade 6 22.500.000 rupiah?!Kawan dosen yang memposting tadi katanya dapat grade 5, dengan asumsi ayah dosen dan ibu dokter gigi, itu pun masih merasa kena JEBAKAN BATMAN karena baru tahu nilai itu baru-baru ini setelah semua proses hampir selesai.Padahal kalau saya dan istri juga dinilai keduanya dosen, terus kalau gaji dan serdos dijumlah maka penghasilan kami sebagai PNS golongan 3c mungkin sekitar 10 juta lebih (gaji+fungsional=3 juta, serdos 2,5 juta sehingga total 5,5 juta) dikalikan 2 menjadi lebih dari 10 juta. Tetapi untuk hidup dan kebutuhan pokok lainnya nilai tidak akan lebih terlalu besar.Dengan biaya kuliah 22.5 juta rupiah maka kami harus menabung 3,75 juta rupiah per bulan khusus untukkuliah satu anak. Kalau beruntung dapat bonus memperoleh grade 5 juga bisa bayar lebih murah yaitu 14,5 juta. Ini pun masih terlalu mahal… Lha!
Nilai itu saya yakin akan semakin meningkat dari tahun per tahun, kalau kita hitung berdasar laju inflasi dan juga kenaikan gaji, mungkin nilai secara riil akan cenderung sama.Jadi… siap kerja keras lagi demi sekolah anak atau mikir dan memulai usaha agar anak bisa kuliah di luar negeri sekalian… dengan beasiswa biar gratis… karena anak dosen tidak mungkin dapat Bidik Misi.Jadi teringat jaman kuliah dulu, kuliah mahal hanya di PTS, kalau PTN pasti murah.Itu yang mendasari saat mau UMPTN tahun 1997 saya sempatkan bertama di kamar sebulan dengan tumpukan buku agar bisa lolos masuk UGM, karena terancam tidak bisa kuliah jika harus daftar di PTS… mahal.Dan ternyata DULU kuliah di UGM sangat murah, hanya bayar SPP saja 250 ribu per semester, uang kos 200 ribu per-TAHUN, jatah bulanan untuk makan 100 ribu pun cukup dan akhirnya seorang anak bakul bakso keliling pun bisa jadi sarjana di UGM.Itu pun kalau dihitung detail saya untung, karena kuliah 4 tahun berarti total bayar hanya 2 juta rupiah, tetapi sejak semester 3 dapat beasiswa PPA/BKM ditambah honor-honor asisten dan bantu-bantu dapatnya lebih dari itu.Alhamdulillah…
Tetapi mungkin memang beda situasi dan kondisi, kalau dulu UGM terkenal dengan slogan kampus kerakyatan sekarang tidak lagi.Kalau dulu sebagian besar mahasiswa UGM jalan kaki atau sepeda, meski beberapa pakai sepeda motor, tetapi saat S2 kemaren mahasiswa S1 saja bahan obrolan sudah tentang tipe-tipe mobil…
Finally… biarlah waktu dan Tuhan yang mengatur… inshaalloh bisa…. (sambil termenung di pagi hari saat hujan di depan laptop dan bertekad harus mulai NGIRIT dan rajin bekerja dari sekarang….
Perlu daftar lengkap unduh di sini http://img.akademik.ugm.ac.id/unduh/2014/2014_KepRektor_UKT_S1.pdf
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H