Mohon tunggu...
Sunan Gunung Djati Blogger UIN SGD Bandung
Sunan Gunung Djati Blogger UIN SGD Bandung Mohon Tunggu... -

Sunan Gunung Djati adalah Harian Online Blogger Sunan Gunung Djati. Semula berawal dari Komunitas Blogger Kampus UIN SGD Bandung yang terbentuk pada tanggal 27 Desember 2007. Sejak 9 Februari 2009 dapat mengudara di Jagat Internet. Staff Redaksi: Pimpinan Umum: Ibn Ghifarie| Pimpinan Redaksi: Sukron Abdilah| Pengelola dan Keamanan Website: Badru Tamam Mifka, Zarin Givarian, Ahmad Mikail| Desain: Nur Azis| Kontributor Tetap: Pepih Nugraha (Senin-Ngeblog), Neng Hannah (Selasa-Gender), Bambang Q Anees (Rabu-Filsafat), Asep Salahudin (Kamis-Kesundaan), Afif Muhammad (Jumat-Teologi), ASM Romli (Sabtu-Media) Tim Susur Facebook: Cecep Hasanuddin, Reza Sukma Nugraha Tim Susur Blog: Amin R Iskandar, Jajang Badruzaman, Dasam Syamsudin, Dudi Rustandi. Seputar Redaksi: redaksi@sunangunungdjati.com Ayo Ngeblog, Ayo Berkarya! Selengkapnya klik www.sunangunungdjati.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mari Menebar Misi Perdamaian

26 Mei 2011   13:42 Diperbarui: 26 Juni 2015   05:11 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Sekitar 200 mahasiswa mengikuti CoffeeBreak Perdamaian yang digagas Himpunan Mahasiswa Perbandingan Agama Fakultas Ushuluddin dengan Peace Generation Indonesia yang menghadirkan narasumber, Ahmad Gibson Al-Busthomi (Dosen UIN SGD Bandung), Samuel (Forum Deklarasi Sancang), Yusep Rofiki, Ahmad Jahir, Ratipuk dan Wilmeksi (Peace Generation Indonesia) di Auditorium Utama UIN SGD Bandung, Rabu (25/5).

Menurut Samuel, dalam agama kristen ada dua aliran yang menganjurkan penyebaran perdamaian dan menolaknya. "Untuk yang menerimanya mereka memiliki keyakinan kehidupan ril dengan terbuka untuk hadir tanpa menjadikan Kristenannya penghambat misi perdamaian," katanya

"Kami sangat konsen terhadap isu-isu perdamaian dengan menyemai perdamaian disekitarnya," paparnya.

Salah satu upaya mewujudkan perdamaian ini dalam kehidupan sehari-hari, "Dengan menciptakan dialog intensif harus dimulai dari tingkat rukun tetangga (rt), sehingga perdamaian dan kebaikan terjadi di masyarakat," ujarnya.

"Mari kita sebar misi perdamaian dengan banyaknya keterlibatan kalangan muda. saya yakin dan mendukung kegitan ini untuk mengenalka pentingnya perdamaian dan kebajikan bagi kita semua" tegasnya.

Bagi Yusep titik pijakan perdmaian ini, "Harus diawali dari kalimatun sawa (titik temu agam-agama) karena menurut tafsir Jamahsari, Al-Quran, Injil dan Taurot sama saja dan menurut Al-Qurtubi itu keadilan, tawamuh atau toleransi. Ini mnejadi prinsip dalam menyebarkan perdamaian," tuturnya.

"Barangsiapa yang terlah menghalalkan pembunuhan tidak termasuk dalam kategori agama yang menyarakan perdamaian" tambahnya.

Mari kita dengarkan lirik lagi rindu damai pada bait akhir "Karena damai keseimbangan antara pikiran dan rasa, antara aku dan kamu" pesannya.

Untuk menumbuhkan nilai-nilai perdamaian di Peace Generation Indonesia dibentuklah modul 12 nilai dasar perdamaian karya Erik Lincoln (USA) dan Irfan Amalee (Indonesia), diantaranya; 1) Menerima diri (proud to be me). 2) Prasangka (no suspicion no prejudice). 3) Perbedaan etnis (different culture but still friends). 4) Perbedaan agama (different faiths but not enemies). 5) Perbedaan jenis kelamin (male and female both are human). 6) Perbedaan status ekonomi (rich but not proud, poor but not embarrassed). 7) Perbedaan kelompok atau geng (gentlemen don’t need to be gangsters) 8) Keanekaragaman (the beauty of diversity). 9) Konflik (conflict can help you grow). 10) Menolak kekerasan (use your brain not your brawn) 11) Mengakui kesalahan (not too proud to admit mistakes) 12) Memberi maaf (don’t be stingy when forgiving others) ujar Ahmad

"12 nilai dasar perdamaian ini bukan hanya islam yang harus didik perdamainya, tapi orang kristen juga. Makanya buku ini sebentar lagi akan dialihbahasakan menjai versi Kristen dan mohon bantuanya dari pendeta" jelasnya

"Pengalam saya mengikuti program Walk The Peace dan Kick The Hate dari bergama budaya, agama dan 18 mahasiswa asing bisa mengikuti acara ini dengan berjalan dari bandung ke Pangandara sekitar 200 km. Selama 10 hari saya bisa belajar, bermain, hidup kebersamaan persahabatan kami semakin kuat" kata Wili.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun