Kondisi ini jelas tak bisa didiamkan saja dan menerima apa adanya. Harus ada perubahan. Perubahan bisa dilakukan dengan pendidikan yang membebaskan. Inti dari pendidikan ini menurut Freire adalah dengan penyadaran. Penyadaran bahwa perempuan merupakan subjek dalam hidupnya. Sebagai subjek, perempuan harus aktif bertindak dan berfikir dengan terlibat langsung dalam permasaahan yang nyata, dalam suasana yang dialogis. Sehingga perempuan memang benar-benar telah menyadari realitas dirinya dan dunia sekitarnya. Inilah yang disebut dengan penyadaran kritis.
Penyadaran kritis merupakan hal yang harus dilakukan bila ingin menciptakan kondisi ideal yang dicita-citakan. Tanpa kesadaran bahwa perempuan memiliki hak yang sama dengan lelaki dalam berbagai bidang, maka perjuangan perempuan untuk membebaskan dirinya serta masyarakatnya dari ketertindasan sukar dilakukan. Perjuangan perempuan untuk membebaskan dirinya serta masyarakatnya dari ketertindasan tidak mungkin berhasil jika perempuan tidak mampu mengorganisir diri mereka. Karenanya dibutuhkan pengorganisir untuk perjuangan ini. Saat ini saya masih berusaha berjuang untuk mengasah kesadaran kritis saya agar kelak saya bisa menjadi pengorganisir masyarakat, khususnya perempuan. Semoga !!! [NENG HANNAH, Pengasuh Kolom Gender Sunan Gunung Djati yang terbit setiap hari Selasa]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H