Mohon tunggu...
Sunan Gunung Djati Blogger UIN SGD Bandung
Sunan Gunung Djati Blogger UIN SGD Bandung Mohon Tunggu... -

Sunan Gunung Djati adalah Harian Online Blogger Sunan Gunung Djati. Semula berawal dari Komunitas Blogger Kampus UIN SGD Bandung yang terbentuk pada tanggal 27 Desember 2007. Sejak 9 Februari 2009 dapat mengudara di Jagat Internet. Staff Redaksi: Pimpinan Umum: Ibn Ghifarie| Pimpinan Redaksi: Sukron Abdilah| Pengelola dan Keamanan Website: Badru Tamam Mifka, Zarin Givarian, Ahmad Mikail| Desain: Nur Azis| Kontributor Tetap: Pepih Nugraha (Senin-Ngeblog), Neng Hannah (Selasa-Gender), Bambang Q Anees (Rabu-Filsafat), Asep Salahudin (Kamis-Kesundaan), Afif Muhammad (Jumat-Teologi), ASM Romli (Sabtu-Media) Tim Susur Facebook: Cecep Hasanuddin, Reza Sukma Nugraha Tim Susur Blog: Amin R Iskandar, Jajang Badruzaman, Dasam Syamsudin, Dudi Rustandi. Seputar Redaksi: redaksi@sunangunungdjati.com Ayo Ngeblog, Ayo Berkarya! Selengkapnya klik www.sunangunungdjati.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

“Ada Uang Abang Sayang, Gak Ada Uang Abang Saya Tendang”

10 November 2009   01:33 Diperbarui: 26 Juni 2015   19:23 386
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Tekuk lutut dibawah kerling wanita”.

Lagu ini merupakan satu dari sekian banyak syair yang menceritakan kondisi ketertindasan perempuan. Pencitraan perempuan yang lemah. Kalaupun perempuan dianggap kuat maka itu adalah karena keutamaan tubuhnya. Laki-laki akan bertekuk lutut hanya karena kerlingan mata seorang perempuan. Bukan karena kualitas perempuan tersebut. Perempuan dianggap memiliki nilai hanya karena fisiknya

Nilai perempuan hanya karena fisik ini berdampak pada orientasi perempuan pada materi. Seolah untuk mendapatkan uang/materi, perempuan hanya membutuhkan potensi fisik semata. Ini tergambar dalam kegeraman yang diucapkan oleh Nawal el-Saadawi:

Pria Arab  dan dalam hal ini kebanyakan laki-laki, tidak suka kepada perempuan yang berpengalaman dan cerdas. Seolah-olah laki-laki  takut kepadanya. Karena… ia tahu betul bahwa kelaki-lakiannya tidak real, bukan kebenaran hakiki, tetapi hanya kulit luar disematkan dan dipaksakan atas perempuan oleh masyarakat yang didasarkan atas diskriminasi tekstual dan kelas. Pengalaman dan kecerdasan perempuan adalah ancaman bagi struktur kelas patriakal ini. Pada  gilirannya, suatu ancaman bagi posisi palsu yang ditempati laki-laki, posisi raja atau wakil Tuhan berhadapan dengan perempuan. (Ghada Karm, 2000: 105-106).

Kegeraman ini menurut saya sangat beralasan. Kegeraman yang muncul karena pelebelan negative bahwa perempuan adalah makluk matrealis. Sehingga dicitrakanlah dalam sejarah bahwa perempuan yang disukai adalah perempuan yang tidak berpengalaman (kalaulah tidak disebut bodoh) asalkan cantik. Ia bisa saja mendapatkan materi yang diinginkannya. Karena kalau perempuan cerdas dan berpengalaman, maka ia hanya kan jadi ancaman bagi dominasi laki-laki.

Pemahaman ini juga mengendap dalam bawah sadar perempuan dan terus-menerus dikonstruk secara social lewat media. Sehingga yang terpenting bagi perempuan adalah penampilan bukan isi kepala apalagi kualitas spiritual. Pemahaman perempuan yang seperti ini sangat berbahaya, bahkan lebih berbahaya dibandingkan pemahaman budaya. Karena musuh yang paling berbahaya adalah musuh yang ada dalam diri. Bukan di luar diri. Karenanya sebelum kita membenahi pemahaman yang bersliweran di luar diri, alangkah lebih baiknya kita benahi pemahaman diri bahwa perempuan adalah makhluk yang samam mulianya di hadapan Tuhan. Yang membedakannya hanyalah ketaqwaannya.Wallahu ‘alam [NENG HANNAH, Pengasuh Kolom Gender Sunan Gunung Djati yang terbit setiap hari Selasa]

(Tulisan ini di buat untuk menjawab perlakuan diskriminasi yang penulis alami saat mengikuti ekspose hasil penelitian diktis depag RI di puncak tanggal 16 Oktober 2009, yang penulis alami hanya karena penulis perempuan muda di forum itu)

Daftar Pustaka

Ashgar Ali Engineer, Hak-Hak Perempan Dalam Islam, terj. Farid Wajidi dan Cici Farkha Assegaf, Yogyakarta: Yayasan Bentang Budaya, 1994

Asadi, Muhammad, Penulisan Ulang Sejarah Perempuan: al-Qur’an dan Masalah Kebebasan Perempuan, Jurnal al-Huda vol.2 No 5, 2002

Anis, Muhammad Qasim Ja’far, Perempuan dan Kekuasaan Menelusuri Hak Politik dan Persoalan Gender dalam Islam, Bandung : Zaman, 1998

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun