Mohon tunggu...
Sunandar Umar
Sunandar Umar Mohon Tunggu... Administrasi - Seorang Ayah yang belajar menulis

Lahir di Suli (Luwu) Sulsel. Konsultan dan pemerhati ekososbud

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Setop Bullying Kalista Iskandar, Mari Kita Selamatkan Generasi Milenial!

7 Maret 2020   18:46 Diperbarui: 7 Maret 2020   18:46 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kalista Iskandar Finalis Puteri Indonesia 2020 (Instagram/kalistaiskandar)

Finalis Puteri Indonesia 2020 asal Sumatera Barat, Louise Kalista Iskandar menyita perhatian nitizen. Pasalnya ia diketahui tak hapal Pancasila.  

Saat itu Ketua MPR Bambang Soesatyo yang menjadi salah satu dewan juri pada babak 6 besar Pemilihan Puteri Indonesia, Jumat (6/3/2020), mendapat giliran untuk memberikan pertanyaan pada Kalista Iskandar untuk dapat menuju 3 besar. 

Namun tak disangka politisi Partai Golkar tersebut memberikan pertanyaan yang mengejutkan, kesannya mudah tapi menjebak. Hal ini diduga membuat Kalista grogi sehingga salah dalam menyebutkan sila ke-4 dan ke-5.

Setelah kejadian tersebut, banyak nitizen yang menghujat perempuan keturunan Tionghoa dan Amerika Serikat itu di media sosial. Namun, perempuan 21 tahun ini juga mendapat dukungan dan semangat dari masyarakat Indonesia. Menurut mereka, kesalahan yang dilakukan oleh Kalista sesuatu yang wajar, karena grogi di atas panggung.

Terlepas grogi atau tidaknya, atas kejadian tersebut tentunya pihak penyelenggara Puteri Indonesia harus menjadikan kejadian ini menjadi koreksi, mengingat event ini disiarkan secara langsung oleh saluran televisi nasional. 

Kejadian ini menjadi pelajaran penting bagi kita semua. Menggencarkan penanaman nilai-nilai Pansaila menjadi tanggung jawab kita bersama. Pembelajaran kembali di kelas-kelas sekolah dan bangku-bangku kuliah tentang pemahaman dan pengamalan Pancasila menjadi sesuatu hal yang sangat penting, agar kejadian-kejadian tidak hapal Pancasila tidak terjadi lagi.

Masih dalam ingatan, ketika Kemandagri melalui Dirjen Politik dan Pemerintahan Umum, Soedarmo, dalam Rakernas Pembinaan Wawasan Kebangsaan dan Ketahanan Nasional, di Hotel Arya Duta, Tugu Tani, Jakarta Pusat, Selasa (16/7/2019), menyebut masih banyak warga di daerah yang tidak hafal Pancasila. 

Hal ini didasarkan hasil survei pada 12 Provinsi,  dimana Bangka Belitung menjadi provinsi yang warganya paling banyak tak hafal Pancasila yaitu 60 prosen. Sementara di Jawa Tengah, 28 persen warganya tidak hafal Pancasila. Sementara, Kalimantan Timur 50 prosen hafal, 50 prosennya lagi tidak hafal.  

Kondisi ini, tentu saja membuat kita merasa prihatin, terlebih lagi ada kecenderungan anak muda zaman sekarang kurang memahami ideologi Pancasila. Lebih parahnya lagi, diduga tidak hafal Pancasila dikarenakan perkembangan teknologi yang begitu pesat, sehingga merusak pemikiran anak bangsa terhadap ideologi negara. 

Ini menjadi tanggung jawab kita bersama.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun