Mohon tunggu...
Sunandar Umar
Sunandar Umar Mohon Tunggu... Administrasi - Seorang Ayah yang belajar menulis

Lahir di Suli (Luwu) Sulsel. Konsultan dan pemerhati ekososbud

Selanjutnya

Tutup

Money

Digital Economy untuk Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

28 Februari 2020   16:51 Diperbarui: 29 Februari 2020   17:22 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: antaranews.com

Presiden RI Joko Widodo didampingi sejumlah menteri kabinet dan CEO Microsoft Satya Nadella menghadiri Indonesia Digital Economy Summit 2020 di The Ritz-Carlton, Pacific Place, Jakarta, Kamis (27/2/2020). 

Presiden Jokowi dalam sambutannya mengarahkan potensi ekonomi digital Indonesia bagi kesejahteraan masyarakat. Pemerintah juga berupaya keras meningkatkan ekosistem ekonomi digital di Indonesia. 

Sementara itu, CEO Microsoft Satya Nadella dalam sambutannya berbicara mengenai betapa pentingnya teknologi saat ini, sehingga sudah tidak dapat dipisahkan dari kehidupan sehari-hari. Bahkan, teknologi mampu mentransformasi beragam aspek kehidupan saat ini. 

Kehadiran Digital Economy Summit ini sekaligus menandai 25 tahun kiprah Microsoft di Indonesia. Acara ini dihadiri oleh lebih dari 2.500 developer dan disiarkan langsung melalui kanal resmi Microsoft. 

Digital ekonomy merupakan suatu hal yang menandakan perkembangan dan pertumbuhan ekonomi pada masa yang akan datang, ditandai dengan semakin pesatnya perkembangan bisnis atau transaksi perdagangan yang menggunakan internet sebagai medianya dalam berkomunikasi, kolaborasi dan bekerjasama antar perusahaan atau individu. 

Konsep digital ekonomiy pertama kali di perkenalkan oleh Tapscott (1998) yaitu sebuah sosio politik dan sistem ekonomi yang mempunyai karakteristik sebagai sebuah ruang intelijen, meliputi informasi, berbagai akses instrument informasi, kapasitas informasi dan pemrosesan informasi. Komponen ekonomi digital yang berhasil diidentifikasi pertama kalinya yaitu industry TIK, aktivitas e-commerce, distribusi digital barang dan jasa.

Adapun konsep digital economy  menutur Zimmerman (2000), menurutnya konsep tersebut sering digunakan untuk menjelaskan dampak global teknologi informasi dan komunikasi, tidak hanya pada internet tetapi juga pada bidang ekonomi. Menjadi sebuah pandangan tentang interaksi antara perkembangan inovasi da kemajuan tekologi yang berdampak  pada ekonomi makro maupun mikro. Faktor meliputi barang dan jasa saat pengembangan, produksi, penjualan atau suplainya tergantung kepada teknologi digital.

Indonesia adalah salah satu negara dengan pengguna internet terbanyak diseluruh dunia. Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) mengumumkan survei penetrasi pengguna internet di Indonesia pada tahun 2019 mencapai 171 juta, berada pada urutan ke enam di seluruh dunia. Jumlah pengguna Facebook di Indonesia mencapai 120 juta atau 44.94 persen dari total populasi, berada pada peringkat ke empat secara global, dan terbanyak di Asia Pasifik untuk Instagram.

Dengan demikian potensi digital ecpnomy begitu besar di Indonesia, selain memilki kekayaan alam yang tergolong melimpah juga ditunjang banyaknya usia muda Indonesia yang kreatif, maka pemanfaatan kekayaan alam dan  digital economy untuk mendorong perekonomian di Indonesia dengan cara bisnis elektronik (e-commerce) menjadi sebuah kebutuhan.

Dalam laporanya yang berjudul The Digital Archipelago, 2018, McKinsey menyebut beberapa faktor yang dapat mendorong pertumbuhan digital economy Indonesia. Di antaranya, penetrasi pengguna smartphone, peningkatan daya beli masyarakat, serta adopsi teknologi masyarakat yang relatif cepat. Hal itu dikaji berdasarkan penetrasi electronic retailing (e-tailing) dan internet, Produk Domestik Bruto (PDB) per kapita, pembelanjaan retail, dan urbanisasi. Sejalan dengan perkembangan ini, perekonomian Indonesia akan diuntungkan dalam empat hal, yaitu: perdagangan online semakin mendorong konsumsi, mendorong terciptanya lapangan pekerjaan, serta meningkatkan kesetaraan sosial.

Pesatnya pertumbuhan digital economy ditandai dengan melonjaknya transaksi online. Dari data analisis Ernst & Young, pertumbuhan nilai penjualan bisnis online di tanah air setiap tahun meningkat 40 persen. Tahun 2020, volume bisnis e-commerce di Indonesia diprediksi akan mencapai US$ 130 miliar dengan angka pertumbuhan per tahun sekitar 50 persen (detik.com). 

Hal ini menjadi indikasi bahwa kemunculan e-commerce memberi dampak besar bagi perekonomian Indonesia. Sektor ekonomi baru ini mengubah pola pikir masyarakat Indonesia yang tradisional menjadi lebih modern. Semua orang bisa memulai bisnis di dalam e-commerce tanpa ada halangan. Bahkan tanpa modalpun bisa melakukan bisnis dengan model bisnis tertentu yang telah disepakati. 

Siapkah kita menhadapi transformasi digital tersebut? Apakah kita hanya akan menjadi agen perubahan atau orang yang dikendalikan oleh perubahan itu sendiri. Perubahan mendadak telah menjadi sesuatu yang normal, sementara perubahan tersebut kebanyakan terjadi secara bertahap, termasuk hal-hal yang sudah mapan dapat berubah pula dengan cara yang bertahap.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun