dengan tajam pangersa Abah Anom menjelaskan fenomena ghaflah di dalam pengalaman dzikir " ngucapkeun La Ilaha Illallah hate mah ngablu bae kamana mendi"Â Artinya, mengucapkan dzikir La Illaha Illa Allah, hati mentimpang kemana-mana. di tempat lain pangersa Abah Anom menjelaskan, " Badan di masjid soteh biwir bacaan, hate mah ngablu ngamana-mana, tah ieu teh kudu diusahakeun ku urang, nyak ku dzikir, sina jadi saindeungna"Â Artinya, badan di masjid, bibir sibuk mmebaca (dzikir), hati mah menyimpang kemana-mana. Nah ini harus di usahakan oleh kita, yaitu dzikir, agar sadar terus.
2. dzikir untuk kedaran setiap saat " karena sesungguhnya tujuan dzikir adalah dawamnya atay langgengnya kesadaran kekinian hati bersama Allah SWT."
hudhur, merupakan lawan ghaflah. bila ghaflah ditandai dengan pikiran yang kemana-mana ketika dzikir, maka hudhur di tandai ingatan yang semakin menetap di kekiniannya. sering kali kita menyebut " dzikir harus fokus". bila semakin fokus dzikirnya, semakin tercapai tujuan dzikir . sebetulnya fokus unutk puncak tujuan dzikir ( tawajjuh) kurang tepat, karena latihan fokus adlah pertengahannya, bukan puncaknya. puncak tujuan dzikir adalah untuk menyadari kekinian. karena itu, dzikir not to focus, but ti aware. dzikir bukan fokus, tetapi untuk menyadari.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H