Tasawuf merupakan cabang mistisme yang ada pada ajaran islam. Hal itu bertujuan tiada lain tiada bukan hanya untuk mencapai kedekatan dan intensitas kepada Allah swt serta dalam pengelolaan hati sehingga menjadi bersih. Tasawuf juga sering kali melibatkan praktik, diantaranya : berdzikir (mengingat Allah), kontemplasi (tafakur), serta intropeksi diri (muhasabah). Dalam memahami aspek praktis tasawuf menurut Imam Nawawi, maka ada beberapa konsep kunci yang beliau tekankan dalam karyanya, antara lain ; niat, ihsan, wara', sabar, istiqomah, dzikir, serta zuhud.Â
Salah satu aspek terpenting dalam tasawuf imam Nawawi adalah zuhud, dimana zuhud adalah satu hal yang konteksnya selalu di hubungkan dengan pola kehidupan yang sederhana, sederhana disini adalah kecenderungan untukmemperioritaskan orientasi akhirat serta tidak meninggalkan keduniawian. Imam Nawawi menekankan petingnya berkehidupan secara sederhana atau yang biasa dikenal istilah zuhud. Walaupun finansial seseorang didunia terbilang cukup, maka seyogyanya untuk selalu hidup dengan penuh kesederhanaan. Dalam pandangan Imam Nawawi, kesedehanaan itulah yang bisa menghantarkan seorang hamba menuju pada kedekatan kepada Allah.
Disisi lain, ketekunan dalam beribadah juga menjadi kunci praktis dalam tasawuf Imam Nawawi.
Beliau juga menekankan bahwasanya seseorang harus menjaga rutinitas dan kualitas ibadahnya. Hal tersebeut mencakup shalat, puasa, dzikir, dll. Menurutnya ketekunan dalam beribadah adalah sebuah cara pendekatan yang intens kepada Allah sehingga bisa mencapai kedekatan spiritual yang tinggi. Dalam kehidupan sehari-hari, hal itu berarti seorang hamba haruslah berusaha untuk menjalankan ibadah dengan kualitas yang baik secara berkala dan rutin. Itu juga mencakup memahami makna ubudiyah dan maqashid-nya.
Dalam proses menuju Allah, menurut Imam Nawawi ada yang Namanya proses penyucian hati (tazkiyah al-qalb). Konsep tasawuf tersebut bisa dikenal dengan pengelolaan niat. Pengelolaan niat sendiri berarti membersihkan hati dari sifat-sifat tercela seperti kedengkian, iri hati, serta kebencian dan Tindakan-tindakan negative lainnya. Pengelolaan hati juga berarti meningkatkan atau mengambil suatu hal yang fositif seperti kasih sayang, kesyukuran, dan rasa kedermawanan. Hal itu semua prasyarat dalam rangka proses taqoruban illa allah. Dalam kehidupan sehari-hari, penyucian hati erat kaitannya juga dengan cara mengenali dan mengatasi sifat-sifat negative yang ada pada kepribadian mereka.
selain itu Imam Nawawi juga sangat menekankan  akan penghormatan terhadap sesama manusia. menurutnya ubudiyah seorang muslim itu tidak berhubungan dengan Allah saja, tetapi juga berhubungan dengan manusia, itu mencakup seperti berbicara yang sopan, saling membantu ketika mendapatkan kesulitan, serta menebarkan rasa kasih sayang kepada sesama manusia. dalam kehidupan sehari-hari, sikpa ini tercermin dalam prilaku kita kepada orang lain. saling  menghormati berati menjaga etika dalam berkomunikasi dan berinteraksi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H