Mohon tunggu...
Acep Imam S.R
Acep Imam S.R Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Aktivis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Anak Rantau

22 Oktober 2024   09:45 Diperbarui: 22 Oktober 2024   10:28 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Di sebuah kota B terlahir seorang anak laki-laki yang sangat di sayang oleh keluarganya, sebut saja namanya si juned (nama samaran) juned mempunyai kaka laki-laki sebanyak tiga orang, dan juned anak terahir dari keluarga tersebut. juned tumbuh menjadi anak yang cukup berbakat dan penurut, tetapi seiring perkembangan zaman unsur pola hidup eksternal mempengaruhi kepribadian si juned.

menginjak sekolah SD bertepatan di kelas 5 dia bergaul dengan teman-teman yang merokok akhirnya si juned terbawa arus pergaulan dan mulai  merokok bersama teman-temannya, bahkan menginjak kelas 6 SD, juned mulai terbawa arus pergaulan yang cukup parah yaitu meminum minuman beralkohol (miras ), karena pada saat itu pergaulan di kota B sangat berantakan (kacau). Juned awalnya coba-coba tetapi berakhir menjadi seorang anak yang kecanduan dengan hal-hal yang negatif.

Awalnya keluarga Juned tidak mengetahuinya, tetapi dengan tingkah juned yang sangat berubah dari mulai suka pulang malam bahkan tidak pulang beberapa hari, sampai kakak nya si juned tepat malam minggu membuntuti juned karena penasaran dengan juned yang bersikap derastis. dan al hasil disaat si juned pergi bersama teman-temannya ke suatu tempat yang biasa mereka datangi dan alangkah kagetnya si kakak melihat si juned merokok bersama teman-temannya, si kakak langsung pulang dan tidak menceritakan kepada yang lain atas apa yang ia ketahui terhadap si juned.

tepat pada pagi harinya si juned lagi sarapan bersama keluarga dan seberes makan si juned di ajak ngobrol oleh kakaknya yang semalam membuntutinya

kakak " semalem kamu kemana jun?"

juned " main ps ka sama temen" jawab singkat

kakak " owh main ps, sambil menghisap rokok?"

betapa kagetnya si juned mendengar ucapan kakak nya dan hanya diam membisu dengan sedikit berkeringat

kakak " saya akan diam dan tidak akan melaporkan ke mamah dan bapa, asalkan kamu berjanji untuk berhenti merokok, ingat kamu belum bekerja belum bisa menghasilkan uang sendiri!"

juned " ia kak, maaf aku ga akan mengulanginya lagi"

seminggu berjalan juned selalu ada di rumah, tetapi itu hanya bertahan sebentar dan juned kembali lagi pulang malam, suatu malam si juned pergi main tetapi di tengah jalan ketahuan oleh kakaknya sedang duduk bersama teman-temannya dan si kakak berniat mengajak pulang bersama karena ini sudah larut malam, tetapi betapa kagetnya si kakak di saat melihat di tengah duduk mereka terdapat bungkusan rokok dan dua botol minuman haram, teman-teman si juned lari berpencar hanya tertinggal si juned sindiri

kakak " bangsat, ngapain kamu hah?"

juned "bukan kak, aku ga  ikutan minum"

kakak " bohong!" dengan nada geram

juned "beneran kak"

kakak " ayo ikut pulang kau !"

sesampai dirumah si kakak membangunkan yang lain untuk menyidang si juned

ibu " ada apa ini malem-malem?"

bapa "iyah nih, ada apa kak, jun kenapa kamu belum tidur?" juned hanya diam

si kakak menceritakan semua yang terjadi dari mulai ketahuan merokok sampai kejadian barusan, betapa kagetnya semua ibu bapak dan kakak-kakak juned yang lain.

bapa " bener yang di bilang kakak mu jun?" dengan nada geram, juned hanya diam, si bapak langsung melayangkan tamparan pertama kali nya ke muka juned sambil berkata " siapa yang mengajarkan kamu begitu hah " PLAK" si juned menangis di pelukan ibunya, si bapak berkata lagi " tidak pernah sekali pun aku mendidik kamu sebagai anak melakukan hal keji, haram" akhirnya si bapa menyuruh si ibu, untuk memberesin pakaian si juned.

kakak bertanya " buat apa pak baju si juned di beresin?"

bapak "kita hantarkan besok pagi dia ke pesantren"

mendengar itu si juned menangis dan meminta maaf, dia berjanji tidak akan mengulanginya lagi, tapi ini sudah final putusan seorang bapak yang tidak bisa di ganggu gugat.

pagi hari sekitar jam 8 semua sudah siap dan menuju sebuah pesantren di daerah T, sesampainya di pesantren di ruang penerimaan tamu si juned berbicara

juned "apakah aku di buang?"

kakak " tidak, justru kamu harus bersyukur jun"

juned "apa yang harus aku syukuri? kalian sudah tidak mau serumah dengan ku, kalian membuang ku, kalian tidak saytang pada ku"

ibu " nak, ini semua demi kebaikan masa depan kamu" jawab ibu sambil menangis

kakak " iyah ini semua demi masa depan mu"

juned hanya diam sambil berlinang air mata, sambil mendengarkan nasihat dari ibu dan kakak nya

akhirnya si juned menjadi santri di pesanren tersebut, dengan seiring berjalannya waktu si juned menemukan sebuah kenyamanan di pesantren itu, dari awalnya dia buta terhadap ilmu agama sekarang dia ada kemajuan bahkan dia menjadi santri yang terkenal se pesantren itu, tidak ada yang tidak kenal ke juned.

setahun pertama dia pulang tapi dia pulang hanya 3 hari untuk sekedar melampiaskan rasa kangen terhadap keluarganya, habis itu dia balik lagi ke pesantren, bahkan dia pernah mengalami 3 tahun tidak pulang ke rumah dengan alasan "kalau aku di rumah aku takut terjerumus ke hal yang negatif lagi", kurang lebih 8 tahun dia menjadi santri di pesntren tersebut lebih tepatnya keluar SMA dan berhenti satu tahun, karena tidak ada niat untuk meneruskan ke perguruan tinggi (menjadi mahasiswa).

sampai akhirnya dia di bujuk oleh semua keluarganya untuk meneruskan ke perguruan tinggi, tetapi tidak segampang itu juned mengiyakan keinganan keluarganya, dia harus meminta saran terlebih dahulu kepada sang kiayi (akang). setelah meminta izin kepada akang dan sedikit nasihat dari akang, jujun pun mengikuti apa kata keluarga yaitu melanjutkan ke perguruan tinggi. sampai akhirnya jujun melanjutkan di perguruan tinggi dengan masih sama di kota T, karena itu alasan dia supaya tidak melupakan pesantren yang sudah merubah dia dari hal negatif ke fositif.

sampai sekarang jujun masih berstatus mahasiswa aktif di perguruan tinggi di kota T sekarang smester 5, dan masih dengan hal sama dia jarang pulang ke kota kelahirannya (rumah), dan di kampus ia aktive baik di intra maupun ekstra kampus, bisa di katakan dia menjadi seorang aktivis di sebuah organisasi kemahasiswaan, yang tentunya se-ideologi dengan si jujun tersebut yaitu faham ASWAJA

TAMAT

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun