Mohon tunggu...
Sunan Amiruddin D Falah
Sunan Amiruddin D Falah Mohon Tunggu... Administrasi - Staf Administrasi

NEOLOGISME

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal Pilihan

Pariwisata Muslim-Friendly: Cara Jitu Wisata Halal Hidupkan Ekonomi Lokal

1 Februari 2025   14:38 Diperbarui: 1 Februari 2025   14:38 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Masjid Agung Baiturrahman Aceh, salah satu tujuan wisata halal muslim-friendly Indonesia.( Azhar Rahmat Dita/travel.kompas.com)

Negara Indonesia dikenal sebagai salah satu negara muslim terbesar di dunia. Berdasarkan data Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Ditjen Dukcapil) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), per semester I 2024 jumlah penduduk di Indonesia mencapai 282.477.584 jiwa. 

Ditilik berdasarkan agamanya, mayoritas atau 87,08% penduduk Indonesia beragama Islam. Jumlahnya sebanyak 245.973.915 jiwa pada paruh pertama tahun 2024. Dengan jumlah penduduk muslim sebesar itu dan keanekaragaman budaya yang dimiliki serta jumlah objek wisata komersil yang sampai tahun 2022 saja sudah mencapai 2930-an jenis, potensi negara untuk membangun pariwisata halal sangat besar.

Mengutip portal kemenparekraf.go.id, halal tourism atau wisata halal adalah sebuah model atau paket layanan tambahan atau extended services amenitas yang ditunjukkan dan diberikan untuk memenuhi pengalaman dan keinginan wisatawan muslim. 

Merujuk kementrian pariwisata sebelum era Presiden Prabowo Subianto, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno menyampaikan tiga konsep dalam wisata halal untuk menyediakan pelayanan prima. Tiga konsep itu adalah need to have, good to have, dan nice to have.

Need to have artinya sebuah destinasi wisata mempunyai fasilitas ibadah yang layak sampai kuliner halal. Good to have adalah memberikan pengalaman berkesan dan berbeda kepada wisatawan. Adapun nice to have adalah wisata halal yang mampu bersaing dengan negara lain. 

Tiga konsep tersebut dapat dijabarkan pada lima komponen, antara lain hotel halal, transportasi halal, kuliner halal, paket wisata halal, dan keuangan halal. Tiga konsep yang dijabarkan ke dalam lima komponen wisata halal pada implementasinya bisa diartikan membangun pariwisata muslim-friendly.

Membangun pariwisata muslim-friendly yaitu menyediakan paket wisata ramah muslim, yang artinya ketika destinasi wisata bisa menyediakan transportasi, rute atau tempat-tempat yang membuat wisatawan muslim merasa aman dan nyaman, seperti saat berkendara, menginap, beribadah, ber-MCK, terlebih dalam hal makan dan minum selama berwisata.

Untuk membangun pariwisata muslim-friendly di berbagai tujuan destinasi wisata di banyak tempat, diperlukan keseriusan, kerja sama, partisipasi dan dukungan dari banyak pihak terkait, terutama pihak-pihak pengelola destinasi wisata agar mengetahui dan menyiapkan destinasi wisata yang dikelolanya menjadi destinasi wisata yang muslim-friendly.

Pengimplementasian tiga konsep wisata halal yang dapat dijabarkan melalui lima komponen wisata halal ke dalam pariwisata muslim-friendly harus pula melibatkan Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH), dan ekonomi lokal yang akan dihidupkan di dalamnya haruslah ekonomi yang berbasis bisnis syariah.

Pelibatan Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) dan ekonomi berbasis bisnis syariah adalah untuk memastikan bahwa pariwisata muslim-friendly yang dibangun melalui lima komponen wisata halal sekaligus menjadi cara jitu wisata halal untuk menghidupkan ekonomi lokal, yang antara lain dapat menjamin: 

1. Hotel (penginapan jenis apa pun) yang ditawarkan dan akan digunakan oleh wisatawan muslim adalah hotel yang dioperasikan dengan cara-cara syariah. 

2. Transportasi; ruang-ruang di dalam transportasi maupun jalur dan akses di bagian luar transportasinya aman dan nyaman serta sesuai syariah. 

3. Kuliner; makanan dan minuman, termasuk produk oleh-oleh lokal yang ditawarkan atau dijual pada para wisatawan muslim adalah produk halal dan berbasis syariah. 

4.  Paket wisata halal; keseluruhan destinasi wisata mulai dari transportasi, rute atau tempat-tempat membuat wisatawan muslim merasa aman dan nyaman, seperti saat berkendara, menginap, beribadah, ber-MCK, terlebih dalam hal makan dan minum selama berwisata.

5. Keuangan halal; proses transaksi secara keseluruhan dalam berwisata halal menggunakan konsep syariah.

Dengan mengimplementasikan tiga konsep wisata halal melalui lima komponen wisata halal, pariwisata muslim-friendly  bukan hanya mampu menghidupkan ekonomi lokal, melainkan mampu membangun dan menciptakan nilai kehalalan, kebaikan, ibadah, ahlakul karimah yang termanifestasi dalam aktivitas wisata dan keberkahan.  

Referensi

https://www.tempo.co/hiburan/apa-makna-need-to-have-good-to-have-nice-to-have-dalam-wisata-halal-410484

https://databoks.katadata.co.id/demografi/statistik/66b45dd8e5dd0/mayoritas-penduduk-indonesia-beragama-islam-pada-semester-i-2024  

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun