2024 seperti film. Ada kabar baik yang mulai menggejala di sepanjang tahun 2024. Meskipun sesungguhnya gejala tersebut sudah ada jauh sebelumnya. Yakni hadirnya kaum muda cerdas yang mengedepankan sisi rasionalitas dan menggemakan penolakan terhadap logika mistika. Yaitu cara berpikir atau bertingkah laku dengan meyakini bahwa alam semesta beserta isinya berada di bawah pengaruh, kekuasaan, determinasi dari kekuatan-kekuatan gaib atau transenden. Percaya pada tahayul, mahluk halus, gaib, benda keramat dan sejenisnya.Â
Logika mistika merupakan istilah yang dipopulerkan oleh Tan Malaka lewat bukunya "Madilog", yang intinya berisi lawan dari logika mistika agar pola pikir di mana kita menerima suatu klaim itu benar kalau dia punya basis bukti yang bisa diuji dan diamati. Berpikir dengan logis, rasional atau masuk akal dan ilmiah.Â
Bagi Tan Malaka, kemajuan umat manusia harus melalui tiga tahap dari logika mistika lewat filsafat ke ilmu pengetahuan atau sains. Sehingga manusia harus mampu keluar dari penjara pikiran, yang salah satunya cenderung berasal dari cara berpikir mistis atau mistik. Pertanyaan yang kemudian terlontar, apakah ilmu pengetahuan atau sains dengan uji dan pengamatan logisnya mampu menjawab pertanyaan tak logis? Apakah ilmu pengetahuan atau sains selalu benar?Â
Ilmu pengetahuan atau sains basisnya pengujian dan pengamatan. Tetapi uji dan pengamatan terbukti tidak sepenuhnya benar atau selalu benar. Sebut saja misalnya Pluto sejak 2006 tidak lagi tergolong sebuah planet, nama dinosaurus raksasa ternyata bukan Brontosaurus melainkan Apatosaurus, bunglon ternyata cenderung mengubah warna tubuh untuk mengatur suhu badan dan cara mereka berkomunikasi bukan sebagai bentuk pertahanan dari predator, aturan 'belum lima detik' terhadap makanan jatuh terbukti salah karena kuman akan langsung hinggap begitu makanan jatuh, dan kekeliruan lainnya.
Kesalahan ilmu pengetahuan atau sains cenderung disebabkan oleh kesalahan pengujian atau pengamatan sehingga ketika ditemukan pembuktian baru setelah uji dan pengamatan terbaru, maka informasi, teori, ketetapan, rumus atau istilah baru akan menggantikan kesalahan tadi. Begitulah cara kerja ilmu pengetahuan atau sains. Tetapi apakah ilmu pengetahuan atau sains mampu sepenuhnya membantah logika mistika? Â
Sejak kaum rasional mulai bermunculan di era digital, sebagian besar masyarakat atau netizen menyambutnya dengan penuh antusias dan mengakui bahwa kaum rasional adalah kumpulan orang-orang cerdas yang mampu membuka kesadaran masyarakat akan realitas berdasarkan logika, rasionalitas, akal sehat dan ranah ilmiah.
Kaum rasional merupakan golongan (orang yang sekerja, sepaham, sepangkat, dan sebagainya), yang mengedepankan segala sesuatu menurut pikiran dan pertimbangan yang logis; menurut pikiran yang sehat; cocok dengan akal. Walaupun demikian, kaum rasional ternyata tidak berani mengklaim bahwa cara berpikir mistik itu tidak ada atau salah.Â
Mereka juga tidak dapat memastikan bahwa hal yang irasional atau mistik tidak ada atau salah. Ini ibarat ilmu pengetahuan atau sains yang tidak sepenuhnya benar atau selalu benar ketika ditemukan pembuktian baru sesudah pengujian dan pengamatan terbaru. Jika tidak dapat memastikan ketiadaan cara berpikir mistik, mengapa harus mengesampingkannya? Tidakkah menyingkirkan bagian ketidaklogisan termasuk menyegel atau memenjara pikiran? Siapa mereka yang bisa disebut kaum rasional?Â
Di antara kaum muda yang masuk dalam jajaran kaum rasional dan tengah menjadi sorotan masyarakat atau netizen antara lain sebut saja pesulap merah atau Haris Setianto alias Marcel Radhival dengan aktivitasnya membongkar praktik perdukunan berkedok agama dan ada Cania Citta dengan Malaka Project-nya. Â
Kemudian ada Guru Gembul lewat topik pendidikan, politik, sosial dan agama dengan mengutamakan penggunaan logika dan rasionalitas. Lalu ada Kumaila Hakima seorang wanita cantik dan cerdas penghafal Al-Quran melalui forbidden questions-nya dengan pembahasan lebih ekstrem tentang Tuhan, iman, agama, surga dan neraka, nabi dan sebagainya, serta kaum rasional muda lainnya. Apakah ketika semakin banyak orang menjadi rasional sebuah bangsa atau negara akan segera maju? Apakah segenap polemik dan konflik akan berhenti? Apakah segala hal yang beraroma mistik akan lenyap? Â Â