Buku setebal kurang lebih 390-an halaman selesai saya baca dalam perjalanan pergi dan pulang Jakarta-Malang dan Malang -Jakarta. Padahal untuk menyelesaikan buku setebal itu saya biasa membutuhkan waktu berminggu hingga berbulan, bergantung waktu luang dan suasana hati.Â
Kondisi kereta api ekonomi Jakarta-Malang dan Malang- Jakarta, yang saat itu saya tumpangi ternyata mampu menciptakan suasana hati yang mendukung saya untuk menyelesaikan isi buku jauh lebih cepat dari biasanya. Sebuah buku yang memberi inspirasi bagi banyak orang dan telah mengubah banyak individu menjadi lebih baik.Â
Buku karya Charles Duhigg "The Power of Habit" adalah buku yang akan membawa pembacanya dalam pengendalian diri dan merubah pola pikir pembacanya ketika dihadapi dan menyikapi suatu keadaan. Bersama kereta api di bawah kendali PT. KAI, saya diarahkan untuk mulai membiasakan diri dengan membuat tanda atau pemicu, menjalankan rutinitas dan mencatatkan ganjaran atau hasil yang akan diterima, seperti apa yang dihadirkan oleh kereta api saat itu.
Keterbelakangan fasilitas dan layanan kereta api tempo dulu yang menghadirkan tanda atau pemicu seperti budaya antre yang tidak menghadirkan efisiensi dan efektivitas, gerbong dan toilet yang kotor, bau dan hawa panas, penumpang yang dibiarkan berdiri dan berjubel di lorong gerbong hingga naik ke atap gerbong, kebisingan yang tak mampu diredam, pedagang asongan dan pengamen yang bebas keluar masuk gerbong dan pemicu lainnya, diubah atau ditransformasi oleh PT. KAI melalui tangan pimpinan Jonan Ignatius dan kolaborasi hasil perkembangannya dengan Didiek Hartantyo x kompasiana x sebagai pimpinan PT. KAI yang telah menggantikan dan menciptakan kemajuan dalam rutinitas baru.
Kemajuan yang dapat dilihat dan dirasakan oleh para penumpang dalam rutinitas perjalanan kereta api khususnya jalur lintas antar daerah seperti budaya antre yang mulai memudar, gerbong dan toilet yang tak lagi kotor, bau dan panas, penumpang yang tak lagi berdiri atau berjejal di lorong apalagi naik di atap gerbong, tidak lagi ada aktivitas pedagang asongan dan pengamen yang berlalu lalang dan rutinitas positif lainnya yang dibangun oleh PT. KAI.Â
Ketika PT. KAI melakukan transformasi melalui kekuatan"tekad" dengan melakukan perubahan mulai dari strategi, sistem, budaya dan berbagai inovasi penggunaan teknologi, masyarakat pengguna kereta api secara otomatis diarahkan dan dituntut untuk melakukan dan membentuk kebiasaan positif dalam rutinitas perjalanannya bersama PT. KAI di kereta api.Â
Kekuatan tekad yang dibawa dan ditunjukkan oleh PT. KAI melalui hasil kemajuan yang diperoleh berarti membuktikan bahwa "The Power of Habit" mampu mengubah apa pun menjadi lebih baik.
Upaya membentuk "ThePower of Habit" sebagai cara Didiek Hartantyo mendidiek jadi lebih baik kepada para penumpang atau pengguna kereta api melalui dahsyatnya kebiasaan, yang mulai dilakukan dengan mengubah tanda atau pemicunya dengan rutinitas untuk menciptakan kebiasaan positif bagi para pengguna atau penumpang, terbukti dalam setiap perjalanan kereta api sekarang.Â
Yaitu terbukti dapat menghadirkan ketenangan, kenyamanan, keamanan tanpa kebisingan dan bangku-bangku yang diperebutkan, serta membuat pemandangan dari balik jendela kereta api bisa dinikmati tanpa gangguan.Â
Untuk para penumpang atau pengguna moda transportasi kereta api, "ThePower of Habit" yang diciptakan oleh PT.KAI seharusnya menjadi hikmah dan pelajaran agar kebiasaan positif bisa diterapkan ke dalam kehidupan sehari-sehari di mana pun, kapan pun dalam situasi apa pun sehingga secara perlahan, setiap individu akan merasakan atau menikmati dampak baik berupa ganjaran atau hasil yang baik atas kebiasaan baik yang dilakukan.
Sedangkan bagi saya, perjalanan Jakarta-Malang dan Malang-Jakarta bersama kereta api ditemani sebuah buku "The Power of Habit" yang selesai dibaca dalam satu kali perjalanan pergi-pulang, menjadi pembuktian bahwa PT. KAI telah mampu menghadirkan kereta api berkelas dunia, dan keberhasilannya menjadi inspirasi serta pemicu untuk setiap individu termotivasi dalam membentuk "The Power of Habit Dahsyatnya Kebiasaan".