Mohon tunggu...
Sunan Amiruddin D Falah
Sunan Amiruddin D Falah Mohon Tunggu... Administrasi - Staf Administrasi

NEOLOGISME

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Perjalanan dari Masa ke Masa Bersama Kemajuan Kereta Api

23 Oktober 2024   18:53 Diperbarui: 23 Oktober 2024   18:58 231
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ruang tunggu dan jalur antrian pun sudah tertata rapi dengan akses yang mudah dan cepat. Tiket kereta bahkan bisa dipesan melalui berbagai aplikasi digital. Tidak ada lagi calo tiket kereta api.

Tapi untuk urusan membeli dan mendapatkan tiket di waktu-waktu libur terutama hari-hari besar jangan harap mudah didapat jika tidak memesannya dari jauh-jauh hari. Di sini war tiket kereta api akan terjadi.   

Di masa ini kereta api patut diapresiasi karena telah mengalami banyak perubahan. Mulai dari strategi, sistem, budaya dan inovasi penggunaan teknologi. Perubahan juga menciptakan kemudahan akses, kecepatan dan keamanan serta kenyamanan mulai dari pemesanan tiket, perjalanan hingga saat tiba di tujuan. Menciptakan gerbong-gerbong impian masa depan. 

Perjalanan kereta api dalam jarak dekat seperti jalur lintas Jabodetabek pun kini jauh lebih teratur dan terintegrasi walaupun jumlah kereta api tetap masih tidak sebanding dengan jumlah penggunanya.

 Sehinga penumpang berdiri masih menjadi pemandangan sehari-hari, akan tetapi sudah tidak ada lagi penumpang kereta di atap gerbong. Ini jadi jawaban atas pertanyaan saya tempo dulu. 

Perubahan besar-besaran di moda transportasi kereta api mulai tampak sejak PT. KAI dipimpin oleh Jonan Ignatius. Perubahan nyata yang begitu saya rasakan dimulai sejak berangkat ke bandara Soekarno-Hatta dengan menumpang Commuter Line Duri-Tangerang dan turun di Stasiun Batu Ceper untuk lanjut naik KA Bandara dengan pembayaran melalui vending machine. 

Sesampainya di stasiun KA Bandara, saya bergerak ke Stasiun KA Layang atau Skytrain untuk tiba di terminal keberangkatan. Kemudian terbang menggunakan pesawat tujuan Malang.

Lain waktu saya berangkat dari Stasiun Senen naik kereta api kelas ekonomi ke Semarang Tawang, mampir sehari di daerah sekira Rawa Pening dan menyempatkan diri melihat-melihat kereta api jaman dulu di museum kereta api Ambarawa. Di sini pencarian gagal total, wanita yang hendak saya temui justru sedang pergi ke Yogyakarta. 

Dari Semarang saya lanjut ke Yogyakarta untuk bertemu dengan seorang teman wanita lainnya, yang juga saya kenal dari media sosial. Sementara wanita yang ingin saya temui di Semarang saat saya sampai di Yogyakarta, sudah kembali ke Semarang. Di Yogyakarta saya menginap di dekat jalan Malioboro. Di sanalah saya bertemu seorang wanita yang kenal dari media sosial itu dan mengobrol singkat. 

Keesokan harinya perjalanan saya sambungkan ke Malang. Saya memilih naik kereta api kelas bisnis. Salah satu kereta api dengan gerbong masa depan untuk menuju masa depan saya dalam menemukan pasangan hidup. Gerbong kereta yang memberikan kenyamanan lewat fasilitas dan layanannya. 

Dengan jadwal keberangkatan yang sesuai, AC yang dingin, bangku yang empuk dan leluasa, petugas yang ramah, pemandangan yang datang silih berganti dan dapat dinikmati tanpa adanya gangguan, serta tentu saja kesempatan tidur yang nyaman tanpa takut terbangun karena bising, bau atau hawa panas. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun