Mohon tunggu...
Sunan Amiruddin D Falah
Sunan Amiruddin D Falah Mohon Tunggu... Administrasi - Staf Administrasi

NEOLOGISME

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Memakna Kembali Open to Work Anies dalam Meredam Desperate

9 Oktober 2024   15:42 Diperbarui: 9 Oktober 2024   16:09 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: CHY/HERYUNANTO/kompas.id

Abah Anies justru tampak santai dan bangga menyebut  dirinya "pengacara" atau anekdot dari kependekkan 'pengangguran banyak acara' dan memasang status #OpentoWork atau terbuka untuk kerja, dibanding FOMO atau mencari sensasi dengan mengikuti narasi desperate atau putus asa. Hal ini menyiratkan bahwa statusnya di LinkendIn hendak memotivasi dan menginspirasi sekaligus meredam narasi desperate atau putus asa.

2. Anies Baswedan dengan nama besar dan kompetensi serta potensi yang dimilikinya, sesungguhnya bila tanpa memasang status #OpentoWork di LindkendIn sekalipun, masih akan mudah mendapat atau menerima tawaran pekerjaan. Inilah alasan mengapa lewat cara berpikir baik sangka (positif), apa yang dilakukan Anies Baswedan merupakan cara terselubung untuk para Gen Z agar tidak menyerah (putus asa), memotivasi untuk tetap berusaha dan menginspirasi supaya menyikapi kesulitan tanpa menunjukkan kesedihan atau keterpurukan.

3. Narasi lewat tagar atau banner #Desperate yang dilakukan oleh Gen Z secara psikologis bukan sekadar menunjukkan keputusasaan, melainkan tanpa disadari sedang membangun cara berpikir buruk sangka (negatif) yang justru dapat lebih mematikan motivasi diri. Status #OpentoWork yang dipasang oleh Anies Baswedan hendak meredam narasi desperate dan mengembalikan motivasi Gen Z agar tidak menyerah dan kembali berpikir baik sangka (positif).

4. Dalam status #OpentoWork terdapat pesan tersembunyi yang harus disikapi dengan kepekaan dan inisiatif agar mencari kerja tidak sekadar menunggu hujan dari langit atau berharap durian runtuh. Bila seseorang tidak memiliki nama besar, kompetensi atau potensi yang bisa membuat para pemberi kerja tertarik, cara yang dilakukan para pencari kerja seharusnya bersifat aktif dan terus berupaya mengembangkan diri baik kompetensi maupun potensinya. 

Sebab bagi para pemberi kerja di era digital, cenderung cuma menjadikan platform semacam LinkendIn sebagai media background check, maka tanpa aktivitas pengajuan lamaran jangan berharap pemberi kerja tertarik dengan cv yang tak mempunyi kompetensi, potensi dan pengalaman.  

5. Selain sebagai media background check, platform semacam LinkendIn memang menjadi media rekomendasi bagi para pemberi kerja tetapi tentu dengan catatan penting bahwa kandidat yang akan mereka hubungi adalah mereka yang sungguh profesional, mempunyai komptensi dan potensi, juga pengalaman, termasuk menggali potensi manfaat atau keuntungan apa yang akan didapat oleh pemberi kerja bila mereka merekrut kandidat tersebut. 

Demikian gambaran cara berpikir baik sangka (positif) untuk memaknakan apa yang tersirat atas perubahan status #OpentoWork Anies Baswedan di LinkendIn dalam meredam narasi Gen Z lewat tagar atau banner #Desperate atau putus asa. Semoga kondisi dunia kerja dan ekonomi dapat segera pulih. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun