Masalah Para Pemburu Kerja
Berdasarkan data Kementerian Ketenagakerjaan jumlah PHK dari Januari hingga akhir Agustus mencapai 46.240 pekerja. Hingga akhir tahun 2024 nanti, diperkirakan gelombang PHK akan tembus diangka 70.000 pekerja. Sementara indeks ketersediaan lapangan kerja sampai Juni 2024 cenderung stagnan dan menurun tipis.
Di tengah gelombang PHK yang masih akan terus berlangsung dan kesulitan banyak orang dalam menemukan ketersediaan lapangan kerja, ternyata tidak sedikit orang juga berupaya mengambil kesempatan atau keuntungan dalam kesempitan atas kecemasan yang dialami oleh para pencari kerja dengan melakukan penipuan.
Penipuan lowongan kerja yang dilakukan oleh beberapa pihak umumnya bertujuan untuk mendapatkan keuntungan finansial atau data pribadi pelamar kerja yang nantinya digunakan pula sebagai jaminan untuk meraih keuntungan ekonomi.
Oleh karenanya, di era serba magis di dunia digital, seluruh penawaran dalam bentuk apa pun yang terkait dengan kesempatan kerja harus melalui proses verifikasi, validasi atau triple checking.
Bagi calon pekerja atau pelamar kerja yang membutuhkan dan sedang mencari pekerjaan, untuk menghindari penipuan lowongan kerja yang sudah marak terjadi dan bisa saja menimpanya, calon pekerja atau pelamar kerja perlu mengenali alamat termasuk di dalamnya data perusahaan, ciri penipuan lowongan kerja, modus operandi penipuan lowongan kerja dan media sebarnya sebagai cara antisipasi awal.
Alamat Penipuan Lowongan Kerja
Di antara data resmi perusahaan yang umumnya terbaca atau diterima oleh para pelamar kerja, baik tertulis di iklan, brosur, postingan lowongan kerja maupun pada saat menerima balasan atas lamaran kerja yang telah diajukan adalah nama perusahaan, alamat kantor, alamat email, web, dan nomor telepon yang dapat dihubungi.
Bagi para penipu berkedok lowongan kerja, mengkambing abu-abukan (mencatut) nama perusahaan dan alamat kantor dengan memanipulasi alamat email, web dan nomor telepon merupakan salah satu bagian dari cara kerja mereka.
Para penipu berkedok lowongan kerja tak akan segan-segan mencatut nama-nama perusahaan dan datanya serta memanipulasi alamat email, web dan nomor telepon demi meraih keuntungan yang diharapkannya.