"Sesungguhnya aku diutus hanya untuk menyempurnakan akhlak yang mulia"
Maulid Nabi Muhammad dan Ahlak Mulia sebagai Problem Solving
Maulid Nabi Muhammad 2024. Kadang-kadang disebut Maulid Nabi atau Maulid saja adalah peringatan hari lahir Nabi Islam Muhammad Shalallahu Alaihi Wassalam, yang menurut tradisi sebagian Sunni jatuh pada 12 Rabiulawal dan Syiah pada 17 Rabiulawal dalam penanggalan Hijriyah.
Kata maulid atau milad dalam bahasa Arab berarti hari lahir. Perayaan Maulid Nabi merupakan tradisi yang berkembang di masyarakat Islam jauh setelah kematian Muhammad.
Secara substansi, peringatan ini adalah ekspresi kegembiraan dan penghormatan kepada Muhammad. Sebagian yang lain menyatakan peringatan Maulid Nabi sebagai jalan kecintaan terhadap Baginda Nabi Besar Muhammad Shalallahu Alaihi Wassalam.
“Di antara umatku yang paling mencintaiku adalah, orang-orang yang hidup setelahku. Salah seorang dari mereka sangat ingin melihatku, walaupun menebus dengan keluarga dan harta.” (HR. Muslim).
Sejatinya, hari kelahiran Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wassalam harus dipahami sebagai pengingat sekaligus penyemangat bagi umat Islam bahwa pesan yang dibawa oleh Nabi Muhammad ketika diutus ke muka bumi adalah untuk menyempurnakan ahlak yang mulia atau luhur.
Maka kecintaan kepada Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wassalam adalah kerinduan akan hadirnya sosok manusia dengan ahlak yang mulia, berbudi luhur dan sempurna adab. Hal inilah yang membuat umat Islam di masa hidup setelah Nabi Muhammad rela menebusnya meski dalam konteks tertentu mengorbankan keluarga dan hartanya.
Ada banyak kisah tentang ahlakul karimah dan adab Rasul yang dirindukan oleh umatnya. Kisah-kisah yang menjadikan agama Islam yang dibawa Nabi Muhammad dikenal sebagai agama pembawa kedamaian.
Agama yang jauh dari konotasi pedang atau perang seperti apa yang dinarasikan sekarang oleh sejumlah besar orang.
Yaitu mereka yang begitu fobia dengan Islam ketika memandangnya hanya dari sebelah lensa. Terlebih saat beberapa pendakwahnya melengkapi narasi itu dengan isi dakwah yang bagi sebagian besar orang semakin mengukuhkan betapa Islam layak dinilai sebagai agama radikal hingga teroris.