Mohon tunggu...
Sunan Amiruddin D Falah
Sunan Amiruddin D Falah Mohon Tunggu... Administrasi - Staf Administrasi

NEOLOGISME

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Patsos Digital: Membedah Bahaya 'Baberdos' di Era Generasi Topping

7 Agustus 2024   06:25 Diperbarui: 7 Agustus 2024   06:32 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Eksistensi ruang-ruang peniruan atau ruang imitasi ajaib (magical mirroring chamber) di dunia digital, membuat perilaku berbangga diri atas aktivitas patsos (baca : bangga berbuat dosa atau baberdos) yang diunggah dalam bentuk konten ke platform digital atau media sosial tanpa adanya pencegahan bahkan tanpa penolakan, yang tidak mendapat take down atau blokiran, seolah melegalkan perbuatan tersebut sebagai perilaku yang wajar, tidak melanggar apa pun dan membiarkan perilaku baberdos (bangga berbuat dosa) menular ke benak orang-orang untuk ditiru. Apakah perilaku baberdos bisa menjadi tumbuh kembang patsos (patologi sosial) digital yang menimbulkan bahaya? 

Bertumbuhnya perilaku berbohong di dunia digital juga menjadi persoalan lain yang cenderung melahirkan berita atau informasi hoaks di ruang digital, dan membuat generasi topping akan dikenal sebagai generasi manipulatif, serta menimbulkan satu jenis patsos atau penyakit sosial baru yang sulit untuk diobati. 

Lebih parah lagi, saat karakteristik manipulatif digunakan untuk membuat konten pengakuan bangga berbuat dosa alias baberdos. Perilaku bohong yang justru digunakan untuk mengolok-olok atau menantang norma kebaikan, stabilitas lokal, pola kesederhanaan, moral, hak milik, solidaritas kekeluargaan, hidup rukun bertetangga, disiplin kebaikan dan hukum formal

Untuk lebih memahami perilaku baberdos pada sejumlah konten yang beredar di media sosial, baberdos dapat diidentifikasi melalui pengakuan pesan audio-video oleh pelakunya, baik secara langsung maupun terselubung dalam cerita atau wawancara di ruang digital.

Lebih ekstrem, baberdos terdeteksi lewat unggahan dalam bentuk konten prerecord streaming maupun live streaming yang berisi aktivitas patsos atau penyakit sosial berupa penyalahgunaan narkoba, miras, prostitusi, pornografi, pelecehan, perkosaan, tawuran, perjudian, pencurian, perampokan hingga pembunuhan serta masalah yang terkait dengan gejala sosial religius seperti penyalahgunaan sumbangan, sedekah atau donasi, fanatisme agama dan intoleransi agama--yang sengaja diunggah oleh pelakunya. 

Salah satu konten baberdos yang seringkali muncul adalah konten berisi pengakuan kebanggaan melakukan perbuatan hubungan badan (seks) di luar nikah oleh sejumlah konten kreator, bintang tamu atau para pesohor. 

Pengakuan perbuatan yang melanggar norma, nilai, agama, moral, hukum formal dalam konteks pengakuan pesan audio-video langsung maupun terselubung dalam cerita atau wawancara di konten-konten podcast atau talk show, selanjutnya identik dengan ruang stensil, yang mempertontonkan betapa bangganya klaim pelaku atas aktivitas yang mengarah pada prostitusi, seks bebas atau pornografi.

Ironisnya, di tengah ancaman bahaya narkolema (pornografi) seiring dengan bermunculannya ruang stensil yang telah menyasar generasi muda (anak dan remaja) bahkan bangsa Indonesia telah disebut-sebut sedang menghadapi darurat pornografi dan kekerasan seksual terhadap anak, pemerintah justru terindikasi memberikan kebebasan bagi anak dan/atau remaja untuk memilih melakukan seks asal tidak hamil atau tidak terkena penyakit menular kelamin lewat keberadaan pasal penyediaan alat kontrasepsi bagi usia sekolah dan remaja dalam Peraturan Pemerintah (PP) No. 28 tahun 2024 tentang Kesehatan yang memantik polemik, khususnya pada pasal 103 Ayat (4) butir “e”.  

Bahaya narkolema (pornografi) merupakan satu dari sekian banyak dampak yang bisa ditimbulkan oleh aktivitas patsos di ruang digital dalam konteks baberdos. 

Aktivitas barbedos lainnya yang tampak mengemuka di ruang digital antara lain konten pelaku konsumsi miras, pemakai narkoba dan tawuran, yang juga teridentifikasi secara terselubung sebagai bentuk unjuk kekuatan melalui konten prerecord streaming maupun live streaming. 

Paling ekstrem adalah baberdos dalam konteks praktik aktivitas patsos lewat konten prerecord streaming atau live streaming  yang berisi tindak kekerasan, penyiksaan hingga pembunuhan dengan cara sadis dan brutal untuk tujuan unjuk kekuatan, kekuasaan, menebar teror ketakutan dan ancaman. Apa dampak bahaya yang dapat ditimbulkan oleh perilaku baberdos?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun