One hit wonder adalah entitas apa pun yang mencapai popularitas arus utama, seringkali hanya karena satu karya, dan menjadi dikenal di kalangan masyarakat umum semata-mata karena kesuksesan sesaat (dalam waktu singkat). Istilah one hit wonder paling umum digunakan untuk artis musik yang hanya memiliki satu single hit yang menaungi karya mereka yang lain (album).
Pada masa lalu, saat grup band atau penyanyi menciptakan sebuah lagu, tidak lantas lagu yang dibuatnya dapat cepat dinikmati oleh pendengar melalui media arus utama seperti radio, televisi dan label rekaman. Perjuangan grup band atau penyanyi untuk tiba di media arus utama di era itu tidaklah mudah. Grup band atau penyanyi yang ingin mencapai popularitas harus bekerja keras dalam membuat sejumlah lagu, melakukan promosi, ngamen, ikut festival musik dan kompetisi sampai mengajukan demo ke berbagai label rekaman.
Kemudian teknologi berkembang, dunia musik pun mengalami perkembangan. Grup band dan penyanyi memiliki kesempatan yang jauh lebih mudah, murah dan terbuka. Mereka tidak harus membuat karya lagunya dalam sebuah album atau Extended Play (EP) agar menjadikan salah satu lagunya menjadi hit di pasaran. Meskipun pada masa sebelum dunia musik mengalami perkembangan semudah, semurah dan seterbuka sekarang, grup band atau penyanyi pada masa lalu yang mempunyai satu buah lagu tetap dapat berkesempatan meraih keberuntungan one hit wonder lewat album kompilasi.
Album merupakan kumpulan lagu dalam rekaman kaset, cd atau vcd. Biasanya berisi 10 hingga 12 lagu atau lebih. Sementara Extended Play (EP) adalah kumpulan lagu yang berjumlah lebih sedikit dari jumlah lagu dalam album, berisi 3 sampai 6 lagu. Album kompilasi ialah kumpulan lagu yang berisi lagu-lagu dari satu atau lebih artis rekaman, dikumpulkan dari berbagai sumber (misalnya seperti album studio, album live, single, demo, outtakes dan soundtrack film). Lagu-lagu biasanya dikumpulkan menurut ciri tertentu, misalnya popularitas, sumber, atau tema. Bila berasal dari satu artis, dapat disebut juga album retrospeksi.
Kini di era digital, lagu-lagu grup band atau penyanyi baik yang berasal dari hasil karya sendiri atau cover, dapat dinyanyikan, disajikan dan dilihat oleh banyak orang tanpa harus bersusah payah hingga harus bersaing mengajukan demo ke perusahaan rekaman. Cukup membuat atau meng-cover sebuah lagu lalu mengunggahnya di platform digital atau platform media sosial, grup band atau penyanyi sudah memiliki peluang untuk meraih hit dan mencapai popularitas.
Namun kecenderungan ngehit-nya sebuah lagu dan popularitas penyanyi yang lahir di dunia digital tidak akan bertahan lama atau hanya sesaat. Fakta itu menunjukkan kesamaan dengan istilah one hit wonder yang diraih oleh grup band atau penyanyi melalui satu lagu hit dari sebuah album yang telah direkam atau dirilis. Beberapa contoh lagu one hit wonder yang berasal dari sebuah album dan sempat membuat grup band atau penyanyinya populer antara lain:
1. Lagu berjudul Bintang dari grup band Air dalam album AIR (1999)
2. Lagu berjudul Kuliah Pagi dari grup band Harapan Jaya dalam album Demi Ibu Pertiwi (2000)
3. Lagu Hanya Ingin Kau Tahu dari grup band Republik dalam album Punya Arti (2006)
4. Lagu berjudul Kepompong dari grup band Sind3ntosca dalam album kompilasi Nu Buzz 1.1 (2007)
5. Lagu berjudul Hingga Akhir Waktu dari grup band Nineball dalam album Hingga Akhir Waktu (2007)
6. Lagu berjudul Ketahuan dari grup band Matta dalam album Ketahuan, Sumpah Mati, Playboy (2007)
7. Lagu Suara (Kuberharap) dari grup band Hijau Daun dalam album Ikuti Cahaya (2008)
8. Lagu berjudul Lupa-lupa Tapi Ingat dari grup band Kuburan album Booming!!! Bee Are The Kill Young Pen Think Gun Than (2009)
9. Lagu Lathi dari grup band Weird Genius dalam album Lathi (2020)
Lagu Lathi di poin terakhir merupakan lagu yang mendapatkan hitnya melalui fase viral di jalur digital. Pencapaian viralnya bahkan mendunia hingga wajah personil grup band Weird Genius terpampang di baliho digital di Times Square, New York, lantaran mencapai angka 100 juta view sejak ditayangkan.
Selain Lathi, banyak lagu-lagu mengalami fase viral di jalur digital, yang pada umumnya merupakan satu judul lagu yang berasal dari sebuah album rilis terbaru atau cover satu lagu dari album lama yang pernah hit. Namun ada satu kasus lagu viral karena keunikan dari cara meng-cover-nya, yaitu lagu berjudul 'Cukup Dikenang Saja', yang dipopulerkan oleh The Junas feat Yasmin Napper pada 2020. Intan Lembata ialah orang yang meng-cover dengan mengubah beberapa lirik lagu, dan ubahan lirik yang membuat lagu itu viral, yakni 'Begitu Sulit Lupakan Reihan'. Padahal Intan bukan penyanyi profesional.Â
Tetapi dari sekian banyak lagu viral, yang paling unik dan menarik adalah viralnya lagu "Yamet Kudasi" oleh Dewi Isma Hoeriah di sekira tahun 2021. Frasa "Yamet Kudasi" kabarnya berasal dari bahasa Jepang, Yamete Kudasai yang berarti 'tolong berhenti'. Dalam sebuah undangan acara televisi yang diunggah ke YouTube, Dewi Isma mengatakan bahwa Yamet Kudasi merupakan frasa Yamete Kudasai yang dibuat pantun ke frasa Yamet Kudasi, dan dimaksudkan untuk sosok Bang Yamet pakai dasi. Pantun Yamet Kudasi itu kemudian dibuatkan lagu oleh suaminya. Â Â
Di tahun yang sama, lagu Yamet Kudasi lalu dibuat dalam versi Music Video (MV), yang unggahannya dapat disaksikan di akun YouTube Legacy.id. Pembuatan  versi MV lagu Yamet Kudasi sepertinya merupakan bagian dari proses hak cipta yang mengarahkan penggunaan lagu Yamet Kudasi ke sistem industri berbayar dari operator seluler melalui mekanisme RBT (Ring Back Tone). Faktanya, lagu Yamet Kudasi memang banyak dijadikan soundtrack konten pada masa-masa itu. Â
Kepopuleran Dewi Isma dengan hit lagu Yamet Kudasi-nya, menunjukkan bahwa one song one hit wonder nonalbum di era digital, meski tanpa melewati proses perjalanan yang panjang, tanpa relugasi media arus utama dan tanpa memiliki latar belakang sebagai penyanyi profesional apalagi musisi, ternyata tetap bisa diraih oleh siapa pun. Â
Referensi
https://en.wikipedia.org/wiki/One-hit_wonder
https://id.wikipedia.org/wiki/Album_kompilasi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H