Mohon tunggu...
Sunan Amiruddin D Falah
Sunan Amiruddin D Falah Mohon Tunggu... Administrasi - Staf Administrasi

NEOLOGISME

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Tren Pendiri Startup Mundur Tidak Melulu Soal Cuan

21 Juni 2024   10:45 Diperbarui: 22 Juni 2024   07:45 508
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tren pendiri startup mundur dari jabatannya sebagai pimpinan startup tidak melulu soal cuan atau segala sesuatu yang berkaitan dengan bisnis dan perkembangan prospeknya. 

Pada perusahaan-perusahaan startup internasional misalnya, didapat informasi bahwa penyebab mundurnya beberapa pimpinan startup di antaranya adalah karena alasan personal, desakan investor, konflik internal atau ketidakcocokkan sesama pendiri. 

Bill Gates, salah seorang manusia terkaya di muka bumi pendiri Microsoft contohnya, mengundurkan diri dari Ketua Dewan pada 2020 kabarnya karena isu perselingkuhan. 

Tapi informasi yang mencuat kemudian, Bill Gates memutuskan mundur dari Microsoft karena ingin mendedikasikan waktunya untuk kegiatan filantropis di bidang kesehatan, pembangunan global, pendidikan dan mengatasi perubahan iklim.

Jauh sebelumnya, pada 1982, Paul Allen pendiri Microsoft lainnya mengundurkan diri dengan alasan mengidap Limfoma non-Hodgkin dan ternyata juga berbeda pemikiran serta tidak memiliki kecocokkan dengan Bill Gates. Sementara Steve Jobs pendiri Apple mengundurkan diri dari CEO Apple pada Agustus 2011 dengan alasan kesehatan.

Selanjutnya, ada Michael Dell pendiri Dell Inc yang mengundurkan diri di tahun 2004 dengan alasan solidaritas yaitu karena ingin memberikan kesempatan kepada rekannya. 

Lalu ada Larry Page salah satu pendiri Google yang mengundurkan diri di tahun 2001 karena desakan para investor atas kebijakan yang dianggap kurang menguntungkan perusahaan, meskipun kemudian pada tahun 2011 Larry Page kembali diangkat sebagai CEO berkat Google Books dan Google Street View. 

Juga ada Jack Ma pendiri Alibaba yang mengundurkan diri pada 2019 dan menyampaikan bahwa dirinya akan menghabiskan lebih banyak waktu untuk filantropi dan pendidikan. 

Berikutnya, ada sejumlah pendiri startup yang mengundurkan diri tak lama setelah diakuisisi oleh perusahaan startup lainnya. Di sini ada Kevin Systrom dan Mike Krieger pendiri Instagram, Brian Acton dan Jan Koum pendiri Whatapps dan Palmer Luckey pendiri Oculus VR yang diakuisisi oleh Facebook. 

Lalu ada Chad Hurley, salah seorang pendiri Youtube yang mengundurkan diri setelah diakuisi oleh Google. 

Alasan mereka tentu beragam, ada alasan personal, desakan para investor, konflik internal, ketidakcocokkan sesama pendiri atau lainnya, yang tidak berkorelasi dengan cuan, profit, keuntungan finansial, perkembangan bisnis dan prospeknya. 

Kencenderungan sebagian besar orang tetap loyal memilih sebuah produk bukanlah karena perkara mundurnya para pendiri startup yang terkesan rela meninggalkan nama besarnya.

Posisinya di puncak pimpinan atau penghasilan luar biasa yang diraih hingga membuatnya masuk dalam daftar orang terkaya, melainkan tentang perkara sentuhan sang pendiri terhadap produk-produk keluaran startup tersebut, yang  padanya melekat karakteristik sang pendiri sehingga tidak mampu membuat mereka sebagai pelanggan berpaling. 

Sebab ada nilai keterikatan emosi dan psikologis di sana yang telah membentuk pikiran mereka, salah satunya terbentuk melalui kisah-kisah inspiratif sang pendiri yang sudah mereka baca, dengar dan tonton berulang kali. Bagaimana dengan tren mundurnya para pendiri startup di Indonesia? 

Di Indonesia, tren pendiri startup mundur dari pimpinan  startup sepertinya mulai mengemuka saat Nadiem Makarim mengundurkan diri dari GO-JEK dengan alasan jelas, yaitu fokus pada jabatan menteri di Kemdikbudristek. 

Untuk pimpinan startup lainnya seperti Ahmad Zacky pendiri Bukalapak, William Tanujaya dan Leontinus Alpha Edison pendiri Tokopedia, dan Kevin Bryan Aluwi pendiri GO-JEK tidak ditemukan kepastian informasi terkait pengunduran mereka. 

Kuat dugaan bahwa penyebab kemunduran mereka disebabkan oleh perubahan iklim bisnis, ketidakcocokkan dan perbedaan pemikiran di internal perusahaan hingga perkembangan bisnis yang tidak lagi terbaca prospektif. 

Terlebih ketika tidak ditemukan informasi lain termasuk alasan personal kecuali pengunduran diri terjadi setelah merger, khusus untuk pimpinan startup GO-JEK dan Tokopedia ketika menjadi GoTo. 

Ujungnya, apabila diamati, kecenderungan penyebab tren pendiri startup di Indonesia mundur dari puncak pimpinan lebih mengarah pada ketidakinginan bekerja satu atap dengan perbedaan cara dan pola pikir bisnis akibat merger.

Itu sehingga tidak mempunyai kebebasan sebagai pimpinan dalam mengambil keputusan strategis yang diyakini akan membawa perkembangan baik untuk perusahaan yang dipimpinnya. Dengan demikian artinya, tren pendiri startup mundur tidak melulu soal cuan.

Referensi 

infokomputer.grid.id | kumparan.com/kumparantech

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun