Mohon tunggu...
Sunan Amiruddin D Falah
Sunan Amiruddin D Falah Mohon Tunggu... Administrasi - Staf Administrasi

NEOLOGISME

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Tren Pendiri Startup Mundur Tidak Melulu Soal Cuan

21 Juni 2024   10:45 Diperbarui: 22 Juni 2024   07:45 467
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi startup. (Sumber: SHUTTERSTOCK/WOWOMNON via kompas.com)

Alasan mereka tentu beragam, ada alasan personal, desakan para investor, konflik internal, ketidakcocokkan sesama pendiri atau lainnya, yang tidak berkorelasi dengan cuan, profit, keuntungan finansial, perkembangan bisnis dan prospeknya. 

Kencenderungan sebagian besar orang tetap loyal memilih sebuah produk bukanlah karena perkara mundurnya para pendiri startup yang terkesan rela meninggalkan nama besarnya.

Posisinya di puncak pimpinan atau penghasilan luar biasa yang diraih hingga membuatnya masuk dalam daftar orang terkaya, melainkan tentang perkara sentuhan sang pendiri terhadap produk-produk keluaran startup tersebut, yang  padanya melekat karakteristik sang pendiri sehingga tidak mampu membuat mereka sebagai pelanggan berpaling. 

Sebab ada nilai keterikatan emosi dan psikologis di sana yang telah membentuk pikiran mereka, salah satunya terbentuk melalui kisah-kisah inspiratif sang pendiri yang sudah mereka baca, dengar dan tonton berulang kali. Bagaimana dengan tren mundurnya para pendiri startup di Indonesia? 

Di Indonesia, tren pendiri startup mundur dari pimpinan  startup sepertinya mulai mengemuka saat Nadiem Makarim mengundurkan diri dari GO-JEK dengan alasan jelas, yaitu fokus pada jabatan menteri di Kemdikbudristek. 

Untuk pimpinan startup lainnya seperti Ahmad Zacky pendiri Bukalapak, William Tanujaya dan Leontinus Alpha Edison pendiri Tokopedia, dan Kevin Bryan Aluwi pendiri GO-JEK tidak ditemukan kepastian informasi terkait pengunduran mereka. 


Kuat dugaan bahwa penyebab kemunduran mereka disebabkan oleh perubahan iklim bisnis, ketidakcocokkan dan perbedaan pemikiran di internal perusahaan hingga perkembangan bisnis yang tidak lagi terbaca prospektif. 

Terlebih ketika tidak ditemukan informasi lain termasuk alasan personal kecuali pengunduran diri terjadi setelah merger, khusus untuk pimpinan startup GO-JEK dan Tokopedia ketika menjadi GoTo. 

Ujungnya, apabila diamati, kecenderungan penyebab tren pendiri startup di Indonesia mundur dari puncak pimpinan lebih mengarah pada ketidakinginan bekerja satu atap dengan perbedaan cara dan pola pikir bisnis akibat merger.

Itu sehingga tidak mempunyai kebebasan sebagai pimpinan dalam mengambil keputusan strategis yang diyakini akan membawa perkembangan baik untuk perusahaan yang dipimpinnya. Dengan demikian artinya, tren pendiri startup mundur tidak melulu soal cuan.

Referensi 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun