Di generasi ini, kenyataan yang banyak terjadi atas kesuksesan orang-orang tanpa ijazah atau gelar di dalamnya, hendak mengatakan bahwa hierarki pendidikan wajib tidak lagi penting.Â
Tengok saja para microcelebrity, influencer, youtuber, story teller, streamer, pedagang online sukses dan profesi online lainnya yang terbilang sukses, hampir dapat dipastikan lebih banyak tidak menggunakan ijasah, nilai ijazah, gelar atau jenjang pendidikan dalam meraihnya.Â
Pengakuan dan keakuan hingga seseorang atau sebuah akun mampu mencapai puncak kesuksesan di generasi topping tidak didominasi oleh kecerdasan IQ, EQ, SQ atau jenis kecerdasan berbasis akademik lainnya, melainkan oleh akumulasi penilaian dari para rater atas kemampuan AQ dalam konteks pendakian lewat interaksi sosial digital.Â
Oleh karena itu, ke masa depan, hierarki pendidikan wajib seharusnya mengacu pada kebutuhan teknologi yang dapat menunjang perkembangan dunia digital semisal membangun sekolah atau kuliah vokasi berbasis pengetahuan algoritma digital dan artificial intellengence (AI).Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H