Mohon tunggu...
Sunan Amiruddin D Falah
Sunan Amiruddin D Falah Mohon Tunggu... Administrasi - Staf Administrasi

NEOLOGISME

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Berpikir Maestro

1 Mei 2024   12:21 Diperbarui: 1 Mei 2024   12:32 693
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Joko Pinurbo berpulang pada Sabtu (27/04/2024) pukul 06.03 WIB di kediamannya yang berada di kawasan Yogyakarta. Kabar duka disampaikan oleh editor Penerbit Gramedia Pustaka Utama, Mira Yulistianti yang selama ini mengedit buku-buku Jokpin.

Puisi-puisi hasil karya Joko Pinurbo atau Jokpin dikenal unik, penuh makna, romantis, satir, bertema tentang keseharian dan sarat humor. Banyak puisi-puisi hasil karya Jokpin mampu memukau pembaca, pendengar atau penikmatnya. 

Kemampuan Jokpin dalam merangkai kata-kata tidak terlepas dari pengakuan dan penghargaan, antara lain: Puisi Terbaik Dewan Kesenian Jakarta, Hadiah Sastra Lontar (SIH Award), Penghargaan Terbaik Jurnal Puisi, Tokoh Sastra Versi Majalah Tempo, Khatulistiwa Literary Award (lewat buku 'Kekasihku'). 

Dengan segudang prestasi dan karya yang begitu memikat, Joko Pinurbo layak disebut sebagai salah satu maestro puisi. Sejajar dengan maestro puisi lainnya, seperti Chairil Anwar, W.S. Rendra, Sapardi Djoko Damono, Taufiq Ismail atau Sutardji Calzoum Bachri. 

Maestro dimaknakan sebagai orang yang ahli dalam bidang seni, terutama bidang musik, seperti komponis, konduktor. Merujuk makna tersebut, kita mengenal beberapa maestro musik seperti Ismail Marzuki, Erwin Gutawa, Addie MS, Gesang, Slamet Abdul Sjukur atau lainnya. 

Pada kenyataannya, sosok maestro tidak hanya disematkan kepada para ahli bidang musik dan seni, melainkan juga disematkan untuk para ahli di berbagai bidang lainnya. 

Di seni lukis kita mengenal maestro seperti Affandi, Basuki Abdullah, Jeihan, Raden Saleh, Agus Djaya, Hendra Gunawan, Popo Iskandar atau lainnya. 

Sementara di bidang seni tari ada maestro Bagong Kussudiardjo, Sujana Arja, Sasmita Mardawa, Didik Ninik Thowok, Tjeje Sumantri, Ni Luh Menek, Theodora Retno Maruti, Sardono W. Kusumo, Eri Mefri atau lainnya. 

Kemudian di seni patung ada maestro Edi Sunarso, I Nyoman Nuarta, I Nyoman Tjokot, Gregorius Sidharta, Dolorosa Sinaga, Arby Samah Datuak majo indo, Yusman atau lainnya. 

Sedangkan dalam dunia kepenulisan yang merujuk pada bentuk novel, ada maestro Pramoedya Ananta Toer, Buya Hamka, Budi Darma, Ahmad Tohari, Abdul Muis, NH. Dini. Leila S. Chudori dan lain sebagainya. 

Baca juga: Apa itu Spatles?

Begitu banyak maestro lahir pada masing-masing era dan bidangnya. Setiap masa selalu memunculkan maestro lewat karya-karya yang memukau, menarik perhatian, membuat kagum hingga memotivasi. Apa yang membuat nama-nama di atas tadi bisa disebut sebagai maestro di bidangnya masing-masing? 

Mereka yang disebut maestro tentunya telah melalui beragam usaha, upaya, perjuangan, hambatan, rintangan, pertentangan, hinaan, pengucilan dan bermacam ujian lainnya serta sudah menempa dirinya dengan apa yang akan kita sebut sebagai "berpikir maestro".

Berpikir maestro merupakan cara seseorang dalam mengelola akal budi dan kecerdasannya untuk bertindak sesuai dengan langkah dan kebiasaan yang dilakukan oleh para maestro hingga orang memberinya julukan seorang maestro. 

Adapun langkah dan kebiasaan yang dilakukan oleh para maestro adalah sebagai berikut:

1. Menemukan dan mengasah minat dan bakat sejak dini. Langkah ini akan dapat menentukan kemana arah dan tujuan seseorang untuk masa depannya. 

2. Disiplin, konsisten dan fokus. Langkah ini mengarahkan agar seseorang yang telah menemukan minat dan bakatnya serta menentukan arah dan tujuan masa depannya, bertanggung jawab, tetap teguh dan memusatkan segenap daya kemampuan pada bidang keahlian yang dipilihnya. 

3. Suka dan mencintai bidang keahlian yang ditekuninya sehingga menjalani dan melakukannya dengan kekuatan hati. 

4. Terus mengembangkan minat dan bakatnya, banyak membaca serta belajar dari para maestro dengan minat dan bakat yang sama, baik melalui video yang kini bisa ditemukan di internet, buku-buku, pameran, workshop atau lainnya. 

5. Rencanakan dan jadwalkan waktu latihan secara rutin untuk mendapatkan jam terbang di bidang keahlian yang dipilih. 

6. Memberikan atau memasukkan unsur yang berbeda pada bidang keahlian yang dipilih agar memiliki ciri khas atau karakter yang mudah dikenali, gampang diingat dan diminati banyak orang. 

7. Membuat portofolio atas hasil karya di bidang yang ditekuni, baik dalam bentuk fisik atau file digital. 

8. Lakukan promosi keahlian lewat jalur platform digital atau platform media sosial, baik dengan melakukan pameran, memposting portofolio di platform digital atau platform media sosial, menjadi mentor atau konsultan ahli di bidang yang digeluti, menjadi tenaga pengajar di sekolah atau lainnya. 

8 (delapan) langkah atau kebiasaan tersebut di atas merupakan rangkuman yang didapat dari mengamati pola hidup para maestro sampai mereka berhasil diminati dan dikenal publik sebagai orang yang ahli di bidangnya. 

Langkah atau kebiasaan itulah yang kemudian dapat diikuti, ditiru atau diterapkan melalui tindakan nyata oleh setiap orang yang ingin mencapai keahlian sesuai dengan minat dan bakat yang digelutinya. 

Lalu langkah atau kebiasaan itu selanjutnya disebut sebagai cara "berpikir maestro". Sebuah cara berpikir yang kelak akan mampu melahirkan para maestro di generasi berikutnya. 

Selamat jalan sahabat maestro. Nama dan karyamu akan dikenang, diabadikan dan tetap bermanfaat sebagai ilmu kehidupan. 

https://kaltimtoday.co/mengenal-joko-pinurbo-sang-maestro-puisi-yang-meninggalkan-warisan-kata

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun