Mohon tunggu...
Sunan Amiruddin D Falah
Sunan Amiruddin D Falah Mohon Tunggu... Administrasi - Staf Administrasi

NEOLOGISME

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Mencegah Tipu Daya Sosialaba agar Ikhlas Beramal

1 April 2024   23:53 Diperbarui: 6 April 2024   09:25 299
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi beramal. (Freepik/Jcomp)

Pertumbuhan para sosialaba di era digital cenderung semakin masif. Kian banyak kisah tentang orang-orang yang memanfaatkan media internet menjadi ladang laba atau keuntungan ekonomi melalui berbagai aktivitas sosial, terutama aktivitas sosial membuka donasi. 

Donasi sendiri seharusnya adalah bagian dari kegiatan sosial dalam rangka mengumpulkan dana atau barang bagi orang-orang yang membutuhkan bantuan sosial atas sebuah musibah atau peristiwa yang dialami. 

Donasi juga merupakan sumbangan tetap (berupa uang) dari penderma kepada perkumpulan, misalnya yayasan yatim piatu.

Seiring pertumbuhan dan perkembangan era digitalisasi, aktivitas sosial donasi merupakan sebuah bentuk solusi bagi banyak orang yang benar-benar membutuhkan bantuan untuk menolong kehidupannya. 

Baca juga: Sosialaba

Seolah selaras dengan salah satu karakteristik utama generasi topping, yakni solutif. Aktivitas donasi pada masa-masa awal pertumbuhan dan perkembangan platform digital dan platform media sosial terutama pertumbuhan platform digital fundraising seperti kitabisa.com atau bisa disebut crowfunding telah banyak membantu mengurangi beban hidup banyak individu dan kelompok.

Tetapi ketika karakteristrik solutif diubah oleh karakteristik lain dalam generasi topping, yakni karakteristrik manipulatif, aktivitas sosial donasi melalui internet menumbuhkan para sosialaba yang jauh lebih masif. 

Kasus Singgih Sahara yang ketahuan menggunakan uang donasi untuk membiayai ragam hiburan pribadi, seperti membeli game konsol, iPhone dan bayar pinjol, sesungguhnya adalah bagian dari sosialaba. Yaitu orang-orang yang mengambil laba atau keuntungan ekonomi yang bahkan cenderung dijadikan ladang hasil atau mata pencaharian melalui kegiatan sosial yang bernama donasi. 

Lain yang dilakukan sosialaba Singgih, lain pula dengan yang baru-baru ini banyak dihujat netizen. Seorang selebgram atau influencer yang cukup dikenal memiliki kemampuan finansial kabarnya menggalang donasi melalui akun Trakteer miliknya untuk membelikan ibunya mobil baru. 

Sumber gambar: pxfuel/Forbes/kompas.com
Sumber gambar: pxfuel/Forbes/kompas.com

Baca juga: Sosialita

Di waktu lalu, netizen juga dibuat heboh oleh seorang seleb TikTok atau youtuber yang membuka donasi untuk membantu persalinan hingga biaya perawatan bayi padahal konten-konten yang dibangunnya berbau flexing dan narasi tentang dirinya yang kaya raya. 

Karakteristik solutif yang diberikan pengaruh karakteristik lainnya dalam generasi topping, yakni karakteristik manipulatif, pada akhirnya bisa mengubah cara berpikir logis manusia menjadi terbalik-balik. 

Faktanya, solusi yang dimanipulasi mengubah kegiatan sosial donasi menjelma menjadi sosialaba. Mengubah bantuan sosial untuk kebutuhan tertentu menjadi laba atau keuntungan finansial pribadi. 

Dengan cara menginjeksi ilusi digital magnetis ke dalam konten-konten pembuka donasi yang berisi informasi terkait kesedihan, rasa iba atau kemiskinan yang mampu menggugah empati manusia. 

Ilusi digital magnetis bahkan membuat kekayaan dan flexing kini dapat memengaruhi manusia sampai berkenan melakukan donasi kepada orang tersebut meski sudah dikenal mampu secara finansial. Lalu bagaimana mencegah tipu daya sosialaba agar ikhlas dan aman beramal?

Antara ikhlas beramal dan aman beramal boleh jadi berangkat dari semangat yang sama, yakni semangat berbagi, memberi bantuan sumbangan atau sedekah baik berupa uang maupun barang kepada orang yang membutuhkan. 

Bedanya, orang yang menanamkan diri ikhlas dalam beramal diajarkan untuk rela melepaskan apa yang telah diberikan kepada orang lain sebagai ladang amal sehingga memandang semua penerima bantuan adalah orang-orang yang berhak menerima atau sudah sesuai dengan ketentuan syariatnya. 

Sementara aman beramal merupakan cara seseorang menanamkan kewaspadaan terhadap tipu daya orang-orang yang mencoba menempatkan dirinya sebagai orang yang berhak menerima donasi di luar ketentuan syariat. 

Sebab setelah mengetahui banyak orang atau kelompok orang mulai menyalahgunakan aktivitas donasi sebagai sosialaba, seorang yang hendak berbagi atau beramal sepatutnya mulai melakukan tindakan mencegah terhadap tipu daya sosialaba agar ikhlas beramal bersamaan dengan hadirnya rasa aman dalam beramal. 

Adapun tindakan pencegahan yang perlu diketahui dan dilakukan untuk mengindar dari tipu daya sosialaba agar ikhlas dan aman beramal adalah sebagai berikut:

1. Kenali ciri-ciri orang atau kelompok orang yang menggalang donasi. Dalam konteks digital, seseorang atau kelompok orang yang telah memiliki nama atau dikenal justru lebih memiliki potensi sosialaba lebih besar. 

2. Sebisa mungkin melakukan verifikasi terhadap kebutuhan orang atau kelompok orang yang membuka donasi dengan kenyataan yang sesungguhnya terjadi. Misal: seseorang atau sekelompok orang yang membuka donasi untuk biaya perobatan, yang perlu diverfikasi adalah jejak digitalnya, riwayat dokter/pengobatannya, informasi penyakitnya termasuk bukti otentik serta ketidakmampuannya membiayai perobatan. 

3. Donasi yang dilakukan terhadap jenis bantuan tertentu seharusnya tidak bersifat aktivitas rutin (penggalangan donasi dilakukan dalam sekali gerakan).

4. Penggalangan donasi dilakukan oleh lembaga atau kelompok pengumpul donasi atau dana terpercaya dan berintegritas. Sehingga tidak ada kemungkinan terjadinya penyalahgunaan. 

5. Hindari berdonasi dengan niat ingin dipuji orang, mendapat pansos, meraih pembentuk algoritma enggagement, ria atau perihal semacam itu hingga menilai dana yang digunakan membeli hadiah mewah untuk seseorang misalnya, dianggap kejawaran jika meraih uangnya dari hasil donasi. Di poin ini, budaya malu harus digaungkan kembali. 

6. Utamakan berdonasi kepada keluarga dekat, teman, kerabat atau orang-orang membutuhkan di sekitar kita terlebih dahulu ketimbang berdonasi untuk orang yang belum kita kenal di dunia digital atau sekadar kenal karena nama dan wajah yang familiar di publik. 

7. Tunjukkan ke publik para sosialaba yang telah memanfaatkan dan mengambil keuntungan dari donasi sebagai cara mengelabui para dermawan Indonesia yang menurut Indeks disebut sebagai salah satu negara paling dermawan di dunia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun