Mohon tunggu...
Sunan Amiruddin D Falah
Sunan Amiruddin D Falah Mohon Tunggu... Administrasi - Staf Administrasi

NEOLOGISME

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Ngabuburit di Mie Gacoan bersama Generasi Topping Tanpa Antre

14 Maret 2024   16:07 Diperbarui: 14 Maret 2024   16:08 255
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: pxfuel/forbes/kompas.com

Nunggu azan magrib di depan menu makanan yang sudah tersaji sepertinya agak sedikit menggoda iman. Tetapi itulah yang terjadi pada puasa hari pertama ketika keluarga kecil kami memilih ngabuburit di restoran siap saji Mie Gacoan di Jalan Raya Bojongsari, Depok. Pasalnya, dugaan bakal antre panjang ternyata tidak kami alami.

Sekira 30 menit sebelum azan kami tiba di parkiran Mie Gacoan tanpa kendala berarti. Maksudnya, kami tidak kesulitan mendapatkan tempat parkir untuk motor yang kami tumpangi. Tidak ada antrean konsumen seperti yang biasanya kami lihat mengular ketika beberapa kali melintas di depan jalan restoran tersebut. Ada apa dengan Mie Gacoan? Apakah gemanya mulai surut? Atau harganya naik mengikuti kenaikan harga beras?

Begitu masuk ke area restoran, keramaian konsumen mulai tampak tetapi lagi-lagi tidak seperti biasanya, banyak bangku dan meja-meja kosong. Padahal biasanya, meskipun dari kejauhan, hampir jarang terlihat bangku-bangku dan meja kosong. Saat hendak melakukan pesananpun hanya ada seorang konsumen di depan kami di garis antrean. Kalau bukan bulan puasa tentu saja peristiwa hari itu adalah anugerah. 

Secara personal, sedikit yang saya tahu bahwa Mie Gacoan yang sudah berdiri sejak 2016 di Kota Malang merupakan salah satu restoran siap saji dengan konsep restoran mewah dengan harga murah dan rasa menu makanan yang membuat wajah sumringah. Dengan konsep tersebut Mie Gacoan yang menyediakan menu siap saji berbahan baku mie lebih menyasar konsumen kaum muda.  

Sementara dengan konsep waralabanya, Mie Gacoan kini telah tersebar di berbagai kota besar, yang menurut saya mempunyai desain bangunan identik terbuka, luas dan interior yang menarik untuk dijadikan spot foto. Sehingga makin terkesan mengutamakan pangsa pasar bagi generasi Z hingga generasi Alpha. Terbukti dari berbagai informasi yang menyebar bahwa hampir di semua gerai Mie Gacoan diantre oleh para kaum muda, remaja atau abg. Faktanya, di sore itu pengunjung Mie Gacoan yang tidak seberapa banyak didominiasi oleh generasi Z, remaja dan abg. 

Keutamaan segmentasi pasar yang ditujukan untuk kaum muda dengan interior restoran yang mendukung bagi generasi topping untuk membuat konten juga menjadi nilai lebih dari Mie Gacoan dalam memberikan fasilitasnya untuk para konsumen. Meskipun demikian, bagi kami fasilitas Mie Gacoan untuk konsumen di gerai Depok tersebut belum terbilang ramah anak. Karena anak pertama kami yang berusia lebih dari tiga tahun tidak menemukan area playground di dalamnya, dan saat itu saya dan istri membawa dua anak kami yang masih balita.     

Tetapi di Mie Gacoan, semua begitu berbeda dari perspektif personal yang tidak mewakili generasi Z. Cara pandang yang agak berbeda dimulai ketika berhadapan dengan menu 'mie suit yang sudah selesai dipesan dan terhidang di meja sekira 20 menit sebelum azan magrib. 

Bahkan saking di luar dugaannya, pesanan kami berikutnya, 'es gobak sodor' sudah selesai hanya dalam hitungan satuan menit. Maka Lengkaplah sudah pesanan yang tersaji tanpa antre yang membuat kami justru berkeluh kesah, tidak seperti pengalaman ngabuburit  pada restoran lain di tahun sebelumnya.

Keluh kesah kami tertuju pada menu mie suit dan es gobak sodornya karena dalam waktu 20 menit menunggu sudah cukup membuat mie mengeras atau menjadi kenyal seperti yang terjadi pada menu masakan mie goreng atau mie rebus rumahan yang didiamkan lebih dari lima menit akan jadi keras, kenyal dan rasa bumbunya tidak meresap ke seluruh mie bila tak diaduk sejak awal matang. Sedang batu es di es gobak sodornya akan mencair dan memudarkan rasa manisnya. Tapi keluh kesah kami lumayan terbayar ketika mie suit dan es gobak sodornya masih enak disantap dan diseruput. 

Di momen jelang azan magrib dan setelahnya, karakteristik generasi topping di tempat-tempat restoran semacam, termasuk Mie Gacoan mulai ditunjukkan dengan kepiawaian gerak telepon selular cerdas di tangan para konsumen dengan memotret, memvideo atau melakukan siaran live berkonten kuliner. Setidaknya, aktivitas itu pula yang dilakukan oleh istri saya yang notabene masuk kategori generasi Z, dan akrab dengan menu berbahan baku mie sehingga memilih ngabuburit di Mie Gacoan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun