Mohon tunggu...
Sunan Amiruddin D Falah
Sunan Amiruddin D Falah Mohon Tunggu... Administrasi - Staf Administrasi

NEOLOGISME

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Belimbing Sayur Naik Daun Kalahkan Asam Sulfat

8 Desember 2023   19:32 Diperbarui: 8 Desember 2023   19:43 903
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: www.shutterstock.com/kompas.com

Belimbing sayur sedang naik daun. Tentu saja bukan dalam arti sebenarnya. Jikapun diartikan sebenarnya tidak apa-apa juga. Sebab buah dan daun merupakan kesatuan dari sebuah pohon.  

Saya punya satu pohon belimbing sayur di halaman rumah. Usianya diperkirakan sedikit lebih tua dari istri saya. Lokasi tumbuhnya hanya berjarak sekian sentimeter dari pompa air manual yang masih berfungsi. 

Ketika musimnya, belimbing sayur tumbuh meranggas di batang pohon lalu ke cabang dan ranting, merontokkan daun-daunnya. Bak buah anggur yang menggantung ranum.  Bila sedang musim tumbuh, banyak orang singgah dan meminta belimbing sayur untuk keperluannya masing-masing.

Karenanya, dari orang-orang itulah saya tahu bahwa belimbing sayur memiliki banyak manfaat meskipun rasanya asam kecut. Di luar rasanya, belimbing sayur memiliki karakter mudah rontok. Rasa asam kecut dan karakter mudah rontok inilah yang ternyata membuat belimbing sayur kini naik daun atau dalam bahasa generasi topping, viral. Kok bisa?

Ternyata viralnya belimbing sayur dihubungkan dengan sosok cawapres Gibran yang kabarnya sudah tiga kali tidak datang di acara debat adu gagasan. Gibran dinilai identik dengan belimbing sayur, asam kecut dan mudah rontok. 

Menurut pendapat pribadi, kok rasanya tidak tepat ketidakhadiran Gibran diadu debat diberi julukan belimbing sayur. Sepertinya jauh lebih tepat diberi julukan 'ayam sayur' jika mengingat maknanya yang digambarkan sebagai seekor ayam yang tidak berani maju bertarung ketika melihat rivalnya.

Hello! Belimbing sayur? Nggak keliru? Belimbing sayur memang bukan petarung. Diadu sama apapun dia tetap mudah rontok. Pertanyaannya, siapa yang memberi julukan belimbing sayur pada Gibran?

Ketika coba ditelusuri, kiranya julukan belimbing sayur didapat dari hasil voting. Mirisnya, voting diadakan oleh seseorang yang terbilang seorang publik figur. Tokoh ternama yang pernah mempunyai kedudukan di parlemen dan pemerintahan. Lewat voting loh. Seniat itu. 

Voting terbuka awalnya dilempar di media sosial X untuk memantik reaksi netizen memilih julukan yang pantas bagi Gibran. Alternatif yang diajukan antara lain asam sulfat, belimbing sayur, ndhas miring dan songong. Voting dibuka hanya sekian jam. 

Hasilnya, dalam enam jam didapat 1575 total voter dengan pilihan ndhas miring 142 netizen, asam sulfat 315 netizen, songong 362 netizen dan belimbing sayur  756 netizen. Maka berdasarkan hasil tersebut, julukan yang menang adalah belimbing sayur. 

Belimbing sayur naik daun, memenangkan kontestasi voting mengalahkan asam sulfat yang lebih dulu viral. Tetapi bagi saya kemenangan belimbing sayur bukan saja tidak tepat, melainkan juga tidak elok dan salah tempat. Mengapa sedemikian mudah kita melabeli orang? Tidakkah melabeli orang masuk kategori melakukan bully?

Seharusnya kita sudah berhenti untuk memulai sesuatu yang menimbulkan kegaduhan atau keonaran di ruang-ruang publik jelang pemilu. Harusnya kita semakin dewasa dalam berdemokrasi, membudayakan kampanye damai, menggerakan kampanye hijau, menggaungkan green campaign. Apakah perbuatan voting tersebut di ruang publik tidak melanggar aturan kampanye pemilu?

Referensi

https://www.kilat.com/nasional/84411128069/puas-roy-suryo-banjir-dukungan-juluki-gibran-rakabuming-belimbing-sayur-kalahkan-viralnya-asam-sulfat    

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun