Mohon tunggu...
Sunan Amiruddin D Falah
Sunan Amiruddin D Falah Mohon Tunggu... Administrasi - Staf Administrasi

NEOLOGISME

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Nyamuk 185 Juta Dolar: Bakteri Wolbachia vs Akar Rimpang Jeringau

27 November 2023   11:33 Diperbarui: 27 November 2023   11:37 211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar : Daily Star/tekno.sindonews.com

Sekira tahun 1973-1978 ada sebuah film serial berjudul 'The Six Million Dollar Man', yang mengisahkan tentang seorang Kolonel Steve Austin diperankan oleh Lee Majors.

Steve Austin adalah seorang astronot yang mengalami kecelakaan parah, yang kemudian dijadikan semacam uji coba oleh program intelijen pemerintah melalui operasi tubuh yang akan menjadikan Steve Austin sebagai manusia bionik pertama.

Singkat cerita seluruh bagian tubuh Steve Austin hasil transformasi program intelijen yang menelan biaya di angka 6 juta US Dolar itu, tidak sia-sia. Steve Austin memiliki kemampuan super.

Cerita tersebut mirip dengan tokoh polisi Alex Murphy yang dijadikan Robocop, polisi setengah manusia setengah robot setelah dirinya diledakan oleh mafia.

Juga diadopsi oleh film komedi berjudul 'Manusia 6.000.000 Dollar' di tahun 1981, yang tokoh utamanya dilakoni oleh grup lawak Warkop DKI; Dono, Kasino dan Indro.  

Ketiga film tersebut merupakan khayalan fiksi manusia dalam upaya menciptakan kemampuan manusia bionik atau robot yang bertugas untuk membantu menjaga kemanan dan ketertiban, juga memecahkan permasalahan atau kasus-kasus kriminal. 

Besar biaya untuk membuat manusia bionik di film 'The Six Million Dollar Man' dan 'Manusia 6.000.000 Dollar' adalah 6 juta dolar tentu saja sesuai dengan kurs tahun pembuatannya. Tetapi biaya tersebut hanya perkiraan mengingat keduanya adalah film jenis fiksi, manusia bioniknya pun demikian.

Sementara faktanya, robot polisi telah digunakan oleh manusia di Dubai, ibukota Uni Emirat Arab. Robot itu diberi nama Robocop tetapi meskipun memiliki kemampuan tekonologi cerdas, kemampuan Robocop ini masih terbatas dan sebatas memberikan bantuan pasif sehingga masih jauh dari bayangan daya khayal fiktif yang dikreasikan manusia semacam manusia bionik berharga 6 juta dolar.

Pertanyaannya, seberapa efektif Robocop Dubai mampu menjaga keamanan, ketertiban dan menurunkan angka kriminal?

Sebuah artikel dalam sajian laporan berjudul 'Polisi Dubai Melaporkan Penurunan Tingkat Kejahatan yang Signifikan pada Q1 2023'. Namun hasil laporan tidak sedikitpun menyebutkan peran Robocop di balik penurunan tingkat kejahatan tersebut. 

Beralih ke nyamuk, pernah beredar informasi mengenai keberadaan nyamuk bionik pengintai. Mosquito MAV (Micro Air Vehicle) salah satu dari jenis Cyborg Insect Drone, yang kabarnya menggelontorkan biaya jutaan dolar untuk mewujudkannya.

Drone mikro yang diciptakan sebagai pesawat tanpa awak yang akan melakukan tugas spionase tersebut dikenal tidak bisa dideteksi musuh. Tapi bayangkan bila drone berukuran mikro itu sekaligus memiliki kemampuan sebagai senjata pembom, apa jadinya?

Untungnya, menurut informasi lain, hal tersebut hanya berita bohong, dan semoga memang demikian dan tetap begitu.

Di sisi lain, ada nyamuk yang disebut-sebut juga sebagai nyamuk bionik. Nyamuk buatan untuk mencegah sekaligus membasmi virus dengue, yang kabarnya menelan biaya hingga 185 juta dolar untuk mewujudkannya. 

Berdasarkan rilis World Mosquito Program (WMP), penelitian terkait Wolbachia dalam menekan penularan demam berdarah dengue (DBD), pendanaannya di dapat dari Bill dan Melinda Gates Foundantion dan Welcome Trust sejak 2010 dengan total anggaran mencapai 185 juta dolar Australia atau sekitar 1,8 triliun (kurs Rp 10.184).

Total angka yang fantastis sekaligus wajar untuk sebuah penelitian yang akhirnya terbilang efektif dan terbukti berhasil menekan penularan demam berdarah dengue di 13 negara.

Sementara di 11 Oktober 2021 lalu, dua orang siswi SMA Al Hikmah Surabaya berhasil menorehkan prestasi atas inovasi pembasmi nyamuk aedes aegypti yang dikutsertakan dengan membuat boba beraroma rempah dari akar rimpang jeringau.

Penelitian yang diberi judul "The Effectivity of Mollent-Gel (Callamus Mosquito Repellent Hydrogel) in Aedes Aegypti" dan dilombakan dalam ajang Excom Expo Virtual Award International Science Fair di Afrika Selatan berhasil meraih medali emas.

Berdasarkan penelitian dari akar rimpau jeringau yang dipilih sebagai bahan penelitian karena memiliki bau yang terbukti dapat mengusir nyamuk teruatama aedes aegypti. Bahkan dalam penelitian tersebut ditemukan tingkat efektifitasnya mencapai 80%.

Dalam kasus polisi-polisi robot pada cerita fiktif, seringkali dibuat seri tentang kecelakaan atau kegagalan program sehingga polisi-polisi robot itu sesekali digambarkan kehilangan fungsi dan tugasnya, lalu mengacau dan berbalik menyerang manusia.

Pada nyamuk Wolbachia yang disebut juga nyamuk bionik dan karena bayangan ketakutan diisukan akan menjadi senjata pemusnah massal yang tentu saja tidak terbukti alias berita bohong, nyatanya ketakutan itu tetap ada terkait akibat jangka panjangnya terhadap ekologi.

Ibarat kegagalan program komputer dalam memori chip otak robot polisi yang bisa mengalami kerusakan dan gagal fungsi, semirip inilah sepertinya ketakutan yang dapat ditimbulkan oleh nyamuk Wolbachia terhadap ekologi, menyerang manusia.

Pertanyaan yang muncul, apakah hasil penelitian dua orang  siswi menggunakan akar rimpang jeringau dan berhasil meraih medali emas di tingkat internasional hanya kaleng-kaleng sehingga tidak bisa diberdayakan ke dalam bentuk lainnya yang lebih aman untuk membasmi nyamuk aedes aegypti? Apakah Wolbachia lebih sakti ketimbang akar rimpang jeringau?

     

Referensi

https://news.detik.com/berita-jawa-timur/d-5767947/berkat-boba-pembasmi-nyamuk-2-siswa-sma-surabaya-raih-medali-emas-internasional

https://tekno.tempo.co/read/1800024/8-fakta-nyamuk-wolbachia-bill-gates-yang-diklaim-bisa-turunkan-kasus-dbd

https://wam.ae/id/details/1395303152197

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun