Mohon tunggu...
Sunan Amiruddin D Falah
Sunan Amiruddin D Falah Mohon Tunggu... Administrasi - Staf Administrasi

NEOLOGISME

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Definisi, Empati, Solusi, Aksi dan Kolaborasi (DESAK) untuk Entas Kemiskinan

22 November 2023   09:31 Diperbarui: 22 November 2023   09:39 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi kemiskinan. Sumber gambar Supriyanto/Spy/Kompas.id

Angka terdekat berapa yang hendak dicapai untuk mendekati 0 persen target penurunan kemiskinan? Jika masih terbilang mendekati 0, artinya target pencapaian penurunan boleh bias, berapa pun angka yang mengikuti di belakang koma.

Soalan tersebut seolah ikut menjawab kenapa definisi miskin atau kemiskinan terhadap penanggulangan dan cara kita mengentaskan kemiskinan juga menjadi bias mulai dari pengumpulan data, pengklasifikasian, pendistribusian bantuan dan lainnya, sampai soal prestasi atau kegagalan tentang pencapaian angka penurunan kemiskinan yang selalu menjadi bahan debat di tiap pemilu presiden.

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) memaknakan miskin sebagai tidak berharta; serba kekurangan (berpenghasilan sangat rendah). Sementara kemiskinan berarti hal miskin; keadaan miskin.

Makna atau arti miskin atau kemiskinan berdasar KBBI rasanya sudah pas, cocok atau sudah cukup mengena. Tetapi faktanya, ketika miskin atau kemiskinan diimplementasikan ke dalam representasi berbeda, hasilnya menjadi bias.

Dari aspek penghasilan, pengeluaran, pendapatan per kapita, kemampuan daya beli dan korelasinya dengan kepemilikan aset atau harta, tanggungan keluarga, cara menyimpan atau mengelola aset, kebangkrutan tiba-tiba, pemutusan hubungan kerja dan lainnya, seringkali kemampuan untuk mendeteksi dan identifikasi data kemiskinan bukan saja terjadi akibat ketidakcocokan atau kekeliruan melakukan verifikasi atau validasi, melainkan karena kecenderungan pengolahan data yang sembarang atau adanya unsur kesengajaan untuk tujuan tertentu.

Oleh sebab itu diperlukan empati dari berbagai pihak termasuk para pemangku kewenangan terkait penyelesaian dan penanggulangan akan masalah penurunan kemiskinan. 

Empati yang dimaksud tidak hanya keadaan mental yang membuat seseorang menempatkan dirinya dalam keadaan perasaan atau pikiran yang sama dengan orang atau kelompok lain.

Tetapi juga empati yang menimbulkan kepedulian atau aksi peduli terhadap orang atau kelompok lain dengan berbagi kelebihan, berdonasi dan menolak ketika dirinya ditempatkan pada posisi penerima bantuan yang sebenarnya tidak layak baginya.

Sebuah empati ketidakbersediaan menerima identifikasi kemiskinan ketika dirinya yang masuk kategori memiliki kemampuan finansial atau sudah memiliki kemampuan finansial masih menerima program bantuan dan aksi kepedulian nyata lain semisal peduli lapangan kerja.

Selanjutnya solusi yang dapat dilakukan adalah pembenahan data mulai dari pendefinisian kemiskinan yang bisa diklasifikasi lebih spesifik dan beragam. Sehingga bias data dapat diminimalisir, dan kekeliruan data diperbaiki.

Sementara empati akan menjadi solusi untuk mengkonfrontasi terhadap unsur kesengajaan pengadaan data yang tidak seharusnya dilakukan untuk tujuan tertentu. Berikutnya adalah pengawasan melekat terhadap data yang sudah dibenahi.

Selain itu, masyarakat bisa dilibatkan untuk menjadi bagian dari pengawasan melekat dengan membuka fitur pelaporan di website atau aplikasi bantuan untuk masyarakat miskin terkait program salah sasaran atau data terbaru yang bisa timbul akibat kebangkrutan, pemutusan hubungan kerja, kematian, musibah atau lainnya.

Namun yang menjadi solusi utama untuk mengentaskan kemiskinan di luar program bantuan adalah kesempatan lapangan kerja seluas-luasnya atau kesempatan membuka usaha selebar-lebarnya bagi Masyarakat.

Setelah definisi, empati dan solusi maka yang perlu dilakukan adalah aksi nyata. Berbagai aksi berbagi, donasi, pemberian kesempatan lapangan kerja atau kesempatan membuka usaha melalui empati para pemangku kepentingan dan para pengusaha atau pebisnis.

Untuk itu semua, dibutuhkan kolaborasi para pemangku kepentingan, empati pihak swasta (pengusaha atau pebisnis) dan masyarakat untuk bersama memberikan sumbang tenaga dan pikiran dalam melaksanakan sebuah program penanggulangan untuk mengentaskan kemiskinan melalui program DESAK.

Program DESAK Entas Kemiskinan yang sudah coba dipaparkan di atas akan meliputi :

1. Definisi

Program sosialisasi dan pengumpulan data untuk menemukan definisi yang sesuai guna mengklasifikasi terkait validitas data penerima bantuan dan data persentase angka kemiskinan.

2. Empati

Program kepedulian nasional untuk turut mengentaskan kemiskinan. Empati dalam aksi nyata yang dilakukan oleh para pemangku kewenangan dari berbagai departemen pemerintahan, pihak swasta dan masyakarat.

Empati kepedulian yang bisa dimulai dari kesadaran para pemangku kewenangan dalam memvalidasi data penerima bantuan dan data persentase angka kemiskinan sehingga tidak ada kekeliruan atau penyelewengan data.

Kepedulian untuk saling berbagi dan peduli lapangan kerja. Empati ini selain dilakukan oleh pemerintah juga ditujukan bagi pihak swasta yang memiliki kemampuan untuk membuka lapangan kerja seluas-luasnya atau membuka lapangan usaha selebar-lebarnya.

3. Solusi

Program pemuktahiran validasi data, pengawasan melekat saling silang melalui teknologi digital, transparansi sehingga bantuan sosial sampai ke tangan yang tepat, dan kesempatan lapangan kerja serta kesempatan lapangan usaha yang diberikan melalui program empati juga sampai untuk masyarakat yang tepat.

4. Aksi

Aksi tentu saja merupakan pelaksanaan dalam tindakan nyata atas tahapan yang sudah dimulai dari definisi, empati dan solusi.

5. Kolaborasi

Di tahap ini semua program dilaksanakan dalam aksi dan kerja sama tim, keterhubungan antar pemangku kewenangan seperti Kementrian Dalam Negeri, Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, Kementrian Sosial, Kementrian Ketenagakerjaan, Kementrian Koperasi dan UMKM, pengusaha, pebisnis, masyarakat dan atau lainnya.

Melalui program DESAK angka kemiskinan dapat dientaskan dan dijamin akan mengalami penurunan secara signifikan bahkan kemiskinan ekstrem turun ke angka terendah.

Tetapi patut dipahami bahwa kemiskinan adalah sesuatu yang fluktuatif sehingga untuk ekstrem turun ke 0 adalah hal yang mustahil terjadi.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun