Seperti pungguk merindukan bulan dapat diartikan sebagai mengharapkan sesuatu yang mustahil dicapai. Tetapi peribahasa tersebut tidak berarti apa-apa buat sebuah desa yang terletak di kecamatan, Polanharjo, Klaten, Jawa Tengah, bernama Desa Ponggok.Â
Bagi desa Ponggok memang tak perlu merindukan bulan untuk menjadikan desanya sekaya sekarang. Sebab yang perlu dilakukan adalah mengeksplorasi semua potensi yang ada sehingga desa yang tadinya terpencil menjadi desa yang terkenal dan dikunjungi banyak orang.
Di tangan Kepala Desa, Junaedi Mulyono, dengan keuletan dan inovasinya mampu mengangkat pendapatan daerah yang semula Rp 80 juta per tahun menjadi Rp 14, 7 milyar. Â Bagaimana caranya?
Dengan memanfaatkan dana desa, dan memetakan aset desa lainnya yang terdiri atas sumber daya alam, sumber daya manusia, bangunan atau infrastruktur dan sosial, sebagai potensi yang akan dieksplorasi bersama mahasiswa dan akademisi untuk mewujudkan ide membangun desa wisata air.
Kemudian dengan memaksimalkan semangat gotong-royong yang tinggi, potensi sumber daya alam berupa sumber mata air yang terus mengalir yang dimiliki desa dioptimalkan hingga akhirnya terbangun wahana wisata air yang diberi nama Umbul Ponggok.
Sejak Umbul Ponggok terbangun, melalui terobosan teknologi informasi Umbul Ponggok mulai  dipromosikan oleh warga desa melalui website, blog dan berbagai akun media sosial warga Desa Ponggok.
Perlahan tapi pasti Umbul Ponggok dikenal sebagai destinasi wisata air yang unik dan menarik. Kunjungan wisata ke Umbul Ponggok meningkat setiap tahunnya, pendapatan desa pun turut mengalami peningkatan hingga Desa Ponggok menjadi salah satu desa terkaya  di Indonesia.
Tidak sampai di sana, Desa Ponggok juga punya tambak ikan, toko desa, kios dan kuliner, homestay, rental mobil, jasa event organizer, penyewaan gedung, wahana warior adventure, terbaru ada wahana Soko Alas, dan lainnya.
Khusus untuk eksplorasi tambak ikan, melalui program satu rumah satu empang warga Desa Ponggok membudidayakan ikan terutama ikan nila, yang kabarnya mampu memanen 4 ton perminggu. Dari lahan potensial seluas 0.8 hektar, Desa Ponggok memanfaatkan 0.5 hektar luas lahan untuk sektor perikanan. Selain budidaya ikan nila, di Desa Ponggok juga terdapat budidaya udang galah yang bisa menghasilkan 1 kuintal perbulan, dan budidaya ikan koi.
Salah satu bukti keberhasilan Desa Ponggok dapat terlihat pada program pendidikan yang mencanangkan satu rumah satu sarjana dengan pemberian dana bantuan bagi warga yang berkuliah sebesar Rp 300 ribu per bulan. Lalu di bidang kesehatan ada Jamkesdes atau jaminan kesehatan desa.
Belajar dari keberhasilan Desa Ponggok yang tak merindukan bulan untuk bisa mewujudkan roda perekonomian bagi kesejahteraan warga desanya, dengan potensi yang bisa terbilang minimal jika dibandingkan dengan potensi sumber daya kelautan yang dimiliki bangsa Indonesia, seharusnya optimalisasi ekonomi kelautan jauh lebih mudah untuk bisa dieksplorasi.
Sekira 62%-70% luas wilayah Indonesia adalah laut dan perairan dengan kekayaan sumber daya laut yang luar biasa. Keindahan kepulauan dan pesisir pantai di Indonesia juga tidak kalah menarik. Bila dua hal itu ditelisik lebih dalam, maka akan menunjukkan berbagai aset kebiruan laut Indonesia yang memiliki potensi besar untuk dapat di eksplorasi. Apa saja aset berpotensi kebiruan laut Indonesia yang dapat dieksplorasi?
Potensi kebiruan laut Indonesia yang dapat dieksplorasi terdiri dari potensi energi baru dan terbarukan (EBT), garis pantai, hutan bakau (mangrove), perikanan, terumbu karang, dan ribuan pulau-pulau.
Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah mengidentifikasi dan memetakan potensi energi laut sebagai energi energi baru dan terbarukan (EBT) yang bisa dimanfaatkan yaitu gelombang laut, arus laut dan panas laut.
Indonesia memiliki 31 ribu km2-81 ribu km2 garis pantai dari luas perairan 5,8 juta km2 - 6,32 juta km2, dengan jumlah kepulauan diperkiraan hingga 17.000 ribuan pulau. Dan berdasar data UNESCO, hutan bakau (mangrove) yang dimiliki seluas 3.617.000 hektar dengan terumbu karang terluas di dunia. Luas terumbu karang mencapai 284.3 ribu km2 setara 18% terumbu karang yang ada di dunia.
Di bidang perikanan, Indonesia temasuk lima besar penghasil ikan laut di dunia dengan beragam jenis ikan. Indonesia juga menjadi eksportir nomor satu dunia untuk jenis ikan tuna, cakalang dan tongkol.
Semua aset  potensi kebiruan laut yang sedemikian melimpah tersebut perlu dieksplorasi oleh tangan-tangan terampil (SDM) melalui ide atau gagasan brilian. Konsepnya bisa diadopsi dari Desa Ponggok yang mampu mengubah dari awalnya hanya sebuah desa miskin menjadi desa kaya dengan keterserapan tenaga kerja yang berasal dari warga sendiri.
Melalui sumber daya manusia (SDM) yang dapat diandalkan, dengan segala aset potensi yang ada, desa-desa di pesisir pantai semestinyanya bisa dijadikan desa-desa mandiri dan kaya seperti Desa Ponggok yang tak merindukan bulan. Â Â
Wisata bahari bisa dibangun di tiap desa pesisir pantai dalam berbagai jenis seperti wisata bisnis, wisata pantai, wisata budaya, wisata alam, wisata olahraga, wisata flora dan fauna atau lainnya. Pelabuhan-pelabuhan transit dan transportasi air sebagai pendukung untuk konektivitas dari satu desa ke desa lainnya, dari satu pulau ke pulau lainnya juga perlu dibangun.
Kemudian energi baru dan terbarukan (EBT) bisa dijadikan sebagai sumber energi untuk menunjang semua keberlangsungan aktivitas sosial dan perekonomian secara berkelanjutan nantinya. Termasuk di dalamnya mengeksplorasi perikanan bisa lewat pencanangan satu rumah satu tambak atau program perikanan lainnya dengan tetap berpatokan pada prinsip menjaga ekosistem laut.
Jika ide dan gagasan brilian membangun tiap desa pesisir dapat diwujudkan menjadi desa-desa mandiri seperti Desa Ponggok, maka bisa dipastikan bahwa pendapatan desa di tiap desa pesisir akan mengalami peningkatan dan mampu mengentaskan kemiskinan juga menyerap tenaga kerja dari warga lokal atau sekitar.
Namun untuk mewujudkannya tentu dibutuhkan orang-orang yang memiliki mental, kemampuan dan tekad, yang setidaknya setara dengan sosok inspiratif yang telah membuat Desa Ponggok menjadi salah satu desa terkaya.Â
Kelak tidak hanya Desa Ponggok yang tak merindukan bulan, melainkan desa-desa lain di Indonesia juga tak merindukan bulan. Sebab tak ada yang mustahil untuk diwujudkan. Ayo Indonesia bisa! Â Â Â
Referensi
https://id.wikipedia.org/wiki/Ponggok,_Polanharjo,_Klaten
https://www.idntimes.com/life/education/sierra-citra/potensi-sumber-daya-laut-di-indonesia?page=all
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H