Mohon tunggu...
Sunan Amiruddin D Falah
Sunan Amiruddin D Falah Mohon Tunggu... Administrasi - Staf Administrasi

NEOLOGISME

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Manfaat Film Dokumenter untuk Mitigasi Risiko Interaksi Sosial Digital

4 Oktober 2023   14:24 Diperbarui: 4 Oktober 2023   14:32 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Film dokumenter adalah film yang mendokumentasikan kenyataan. Istilah dokumenter  pertama digunakan dalam resensi film Moana (1926) oleh Robert Flaherty, ditulis oleh Moviegoer, nama samaran John Grierson di New York Sun pada tanggal 8 Februari 1926.

Pada dasarnya film dokumenter merepresentasikan kenyataan. Artinya film dokumenter berarti menampilkan kembali fakta yang ada dalam kehidupan. Film dokumenter merujuk pada semua jenis film non fiksi termasuk film pendidikan, perjalanan, sejarah kepahlawanan, biografi, rekonstruksi atau investigasi.

Di era ngonten seperti sekarang, film dokumenter seharusnya diibaratkan buku teks bagi para pelajar dan mahasiswa/mahasiswi, yang validasi rujukan ilmiahnya cenderung sudah terverifikasi sebagai bahan referensi untuk karya tulis, karangan atau artikel ilmiah, skripsi, jurnal atau lainnya.

Maka ibarat buku teks pula, rekomendasi film dokumenter yang dibuat oleh orang-orang profesional atau kelompok orang dengan profesi terpercaya dibidangnya bisa menjadi sumber referensi dengan tingkat validitas yang teruji.

Film dokumenter, sejatinya dibuat berdasarkan fakta dengan mengolah data, sumber data, teori, pengamatan dan wawancara langsung pada pelaku, korban dan/atau saksi terhadap suatu peristiwa atau kejadian perjalanan, sejarah, sosial, alam, kriminal atau lainnya. Sehingga dari sudut pandang manapun, film dokumenter tersebut memiliki tingkat validitas yang teruji.

Dengan bertumbuhnya profesi seperti story teller, podcaster, youtuber atau lainnya, yang memproduksi berbagai informasi dalam kemasan konten melalui hasil kreasi dan inovasinya, sudah semestinya setiap konten yang mereka produksi memiliki sumber rujukan terpercaya.

Salah satu sumber rujukan atau referensi valid dan terpercaya bagi profesi story teller, podcaster, youtuber dan semacamnya adalah film dokumenter. Sebab kemasan konten mereka umumnya identik dengan video, yang tentu saja setara dengan kemasan film dokumenter.

Oleh karenanya, film dokumenter dalam tingkat validitas yang sudah teruji akan sangat bermanfaat dalam memitigasi risiko interaksi sosial digital yang dapat ditimbulkan oleh produk konten seperti risiko tuduhan atas plagiator, fitnah digital, pencemaran nama baik dan hoax. Di mana letak manfaat film dokumenter dalam memitigasi risiko interaksi sosial digital?    

Pertumbuhan story teller dengan tema kriminalitas yang tengah menjamur misalnya, memproduksi konten-konten cerita nyata tentang pembunuh berantai dan berbagai kriminalitas yang mengambil refrerensi dari berbagai sumber.

Tidak jarang pula para story teller yang mengangkat cerita kriminalitas terbaru. Namun realitas konten kriminalitas yang diproduksi masih banyak di antaranya yang mengambil sumber informasi dari sisi permukaannya saja bahkan tanpa merujuk sumber yang valid sehingga informasi tentang pelaku, korban, saksi, locus delicti, tempus delicti dan lain sebagainya menjadi bias.

Untuk alasan itulah produksi konten-konten cerita kriminalitas membutuhkan rujukan film dokumenter sejenis investigasi, true crime documentary atau lainnya dengan tingkat validitas yang teruji. Sebab tanpa referensi sebuah cerita kriminalitas yang berbasis kisah nyata cenderung bias dan mengandung risiko interaksi sosial digital.  

Seperti kasus Brigadir J yang lalu, banyak para kreator konten mengulas kasus tersebut mulai dari dugaan awal yakni peristiwa baku tembak yang terjadi akibat adanya pelecehan seksual yang juga masih dugaan. Tetapi cerita itu sudah banyak dikontenkan dengan asumsi, dugaan hingga tuduhan akhir tak berdasar atas kasus yang ketika itu masih dalam proses penyelidikan.

Memang tak dapat disangsikan bahwa apa yang mereka ulas merupakan cerita aktual yang paling banyak diburu oleh para penonton digital. Tapi tak dapat dipungkiri juga bahwa perkembangan kasus tersebut akhirnya bias kemana-kemana sebelum petugas berwenang menyimpulkan hasil akhir penyelidikan.

Meskipun demikian, melalui interaksi digital seluruh lapisan masyarakat ikut mengawal kasusnya hingga perlahan kasus tersebut menemukan titik terang dengan segala kontroversi dan kejelasan motif yang masih menjadi misteri.

Seiring dengan tayangnya film 'Ice Cold' yang bercerita tentang kisah Jessica Wongso terkait kasus yang menjeratnya ke dalam sel, dari sumber dokumenter seperti inilah seharusnya bahan rujukan dikutip oleh para kreator konten ketika memproduksi cerita kriminalitas tentang 'secangkir kopi sianida'.

Sehingga bilapun hasil kesimpulan pembuat kontennya meninggalkan akhir yang mengambang antara yakin bahwa Jessica pelakunya atau Jessica hanya tumbal dari kasus tersebut, setidaknya kesimpulan tersebut diolah dari sumber yang lengkap, valid dan terpercaya. 

Seperti yang dilakukan oleh banyak kreator konten bertema kriminalitas yang mengutip dengan cara menyunting bagian-bagian adegan video dari film dokumenter aslinya atas kasus-kasus kriminalitas yang terjadi di berbagai belahan dunia dalam memproduksi konten yang diulasnya. 

Penerapan proses penyuntingan film dokumenter dalam memproduksi sebuah konten kriminalitas selanjutnya menjadi gambaran yang seharusnya dilakukan oleh keseluruhan proses produksi konten bertema atau berkarakter apapun tanpa terkecuali. Agar konten-konten yang beredar di jagat maya adalah konten-konten yang memiliki referensi akurat, valid dan terpercaya.

Jika proses demikian dilakukan terhadap konten-konten yang diproduksi maka setidaknya, konten-konten yang berbasis referensi film dokumenter  dengan validitas yang teruji dapat memberi manfaat mitigasi risiko interaksi sosial digital bagi kreatornya. Sebab konten yang diproduksi akan memiliki kekuatan referensi sehingga sulit bagi orang lain yang mempunyai niat untuk menjatuhkan kreatornya dengan serangan tuduhan plagiator, fitnah digital, pencemaran nama baik atau hoax.  

Referensi

Film Dokumenter. Wikipedia. Eknsiklopedia Gratis. 2023. Web. 4 Oktober 2023, https://id.wikipedia.org/wiki/Film_dokumenter

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun