Mohon tunggu...
Sunan Amiruddin D Falah
Sunan Amiruddin D Falah Mohon Tunggu... Administrasi - Staf Administrasi

NEOLOGISME

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Membedah Kondisi Tak Logis Paket Nasi Padang Rp 10.000

27 September 2023   14:25 Diperbarui: 30 September 2023   10:34 1838
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Esoknya, saya membeli menu makanan yang sama tetapi dalam satu paket yang terdiri dari nasi, sayur sop dan sepotong ayam goreng bagian paha atas. Paket nasi tersebut diberi harga Rp. 18.000. Dengan rincian Rp 10.000 untuk harga sepotong ayam goreng bagian paha atas, Rp 5.000 untuk harga nasi dan Rp 3000 untuk harga porsi sayur sop.

Harga Rp 20.000 dan Rp 18.000 untuk paket yang sama masih terbilang logis sebab porsi sayur sop di menu harga paket jauh lebih sedikit dibanding porsi sayur sop yang dibeli terpisah. Sementara di menu paket hemat Nasi Padang Rp 10.000 kondisi logis seperti itu tidak saya temukan.

Di paket hemat Nasi Padang Rp 10.000 justru saya temukan kondisi tak logis, yang kelak di kemudian hari kondisi tak logis ini bisa menjadi salah satu analogi yang akan menjelaskan mengapa banyak hal dalam kehidupan manusia bisa terjadi di luar kelogisan. Lalu di mana letak ketidaklogisan paket hemat Nasi Padang Rp 10.000?

Untuk menjawabnya, beberapa kali saya memerhatikan papan menu dan daftar harga yang tertera di beberapa Warung Padang, dan istri saya juga pernah bertanya langsung pada salah satu Warung Padang yang menjual paket hemat tersebut. Di papan daftar menu dan harga yang sering saya lihat tertera satu porsi nasi Rp 5.000, beragam jenis lauk untuk ukuran porsi paket hemat dijual dengan harga Rp 8000 perpotong sementara untuk porsi sayur tidak tercantum.

Di sisi lain, jawaban pelayan Warung Padang yang ditanya oleh istri saya sama. Satu porsi nasi Rp 5.000, sepotong lauk Rp 8.000 dan seporsi sayur, bisa sayur nangka saja, sayur kol dan kacang saja, atau campuran keduanya dengan atau tanpa tambahan rebusan daun singkong bisa dibeli dengan harga Rp 5.000 perporsi. Sehingga ketika semua dijumlahkan dalam satu paket maka harganya ada dikisaran Rp 18.000.

Bila paket hemat Nasi Padang Rp 10.000 sudah bisa mendapatkan isi nasi, sepotong ayam dan sayur dengan tambahan rebusan daun singkong, sementara di harga satuan yang dibeli terpisah untuk nasi dan sepotong lauknya saja sudah seharga Rp 13.000 belum lagi jika ditambah porsi sayur dan tambahan rebusan daun singkong, di bagian inilah maksud kondisi tak logisnya.

Harga nasi dan sepotong lauk yang dijual terpisah seharga Rp 13.000 yang jika ditambah porsi sayur seharga Rp 5000 tidak dapat dilogiskan dengan harga paket hemat Rp 10.000 yang sudah berisi nasi dan sepotong lauk serta sayur, yang terhitung gratis dalam porsi paketan.  Mengapa untuk menu yang sama dengan porsi yang sama, harganya berbeda?

Pertanyaan tersebut pernah ditanyakan oleh istri saya secara langsung dari sudut pandang berbeda. "Mas saya mau beli paket Rp 10.000 tapi dipisah ya! Nasi, ayam dan sayurnya jangan dicampur! Masing-masing dipisah"

Jawaban yang didapat istri saya adalah, "Kalau dipisah begitu harganya berbeda kak!" Istri saya balik bertanya, "Kenapa begitu mas? Apa bungkusnya harus bayar?"

"Tidak kak. Kalau dipisah dihitung harga satuan. Dari sananya sudah seperti itu Kak. Sudah ketentuan dari pemilik Warung Padang ini" jawab pelayan lagi.

Dari informasi tersebut saya mencatat ketidaklogisan ternyata bisa ditentukan, dibuat atau diciptakan oleh tangan manusia, dan bagi saya ketidaklogisan tersebut menjadi salah satu gambaran untuk merepresentasikan ketidaklogisan-ketidaklogisan yang bisa terjadi dalam setiap kehidupan manusia atas kehendak Tuhan.   

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun