Itulah yang menjadi alasan mengapa buah matang di pohon meskipun harus melalui proses panjang untuk tiba di waktu panen tetap masih jauh lebih baik ketimbang buah matang emposan.Â
Perihal itu pula yang menjadi alasan pentingnya mental politik matang di pohon bagi politisi muda. Merujuk pesan menarik dari film 'Soegija'.
Pada suatu adegan Albertus Soegijapranata berpesan kepada seorang pejuang kemerdekaan, "Kalau jadi politikus, jangan haus kekuasaan! Kalau tidak, nanti jadi benalunya negara".Â
Bagi Romo Soegija, politik adalah soal melayani rakyat. Seorang politisi harus memiliki mental politik, yaitu mental melayani rakyat.Â
Berdasar pemahaman itu, ketika seseorang ingin menjadi politisi, faktor usia jelas tak jadi soal sebab dasar yang harus dipahami adalah demokrasi.Â
Tetapi tidak sekadar dipahami, setiap politisi wajib menerapkan dan merealisasikan prinsip demokrasi dalam kehidupan politiknya. Karena bekal pengetahuan dan kecakapan prinsip demokrasi ini merupakan proses awal pembentukan mental politik bagi para politisi muda. Â Â Â
Pentingnya mental politik matang di pohon adalah proses pembentukan kematangan pengetahuan, kecakapan, kemampuan dan segala cakupan wawasan politik yang wajib diketahui, dikuasai, diterapkan dan direalisasikan oleh seorang politisi dengan segenap hati dan jiwanya untuk semata-mata menuju masyarakat adil, makmur, damai, aman, nyaman dan sejahtera.Â
Mental politik matang dipohon berarti dibentuk mulai dari menyerap sumber inti sari makanan dari dalam bumi oleh akar yang kemudian ditumbuh kembangkan dan disalurkan melalui batang, cabang, dahan, ranting, daun dan buah. Sehingga kematangannya terbentuk alami dan sempurna.
Mental politik matang di pohon akan menciptakan politisi-politisi muda yang tidak saja energik, kreatif, inovatif, tetapi juga berkarakter, visioner, bermoral, beretika, berhati nurani dan terutama memprioritaskan kepentingan masyarakat, bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi dan kepentingan kelompok atau golongan. Â Â Â Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H