Beberapa waktu lalu jagat maya kembali dibuat bising oleh kontroversi seseorang yang bisa dikatakan telah meraih sukses dalam konteks sukseskadabra. Seorang generasi topping dari sekian banyak generasi topping lainnya yang mendapatkan sukseskadabra melalui konten yang masuk kategori karakter generasi prokonsen atau sembarang topping. Â
Seorang wanita yang viral dan dikenal melalui konten pamer status kekayaan dengan membandingkan antara dirinya yang kongko di mal mewah dan orang-orang yang kongko di pinggir jalan. Tetapi konten itu meskipun menuai banyak hujatan, juga mendapat respon balik dari seorang artis ternama hingga konten nirfaedah itu semakin viral. Inilah salah satu bentuk sukseskadabra di generasi topping.
Informasi lanjutan tentang tokoh viral tersebut muncul dengan serentetan berita provokatif, kontroversi atau sensasi. Mulai dari perseteruannya dengan beberapa artis, mengaku hamil di luar nikah sampai membuka donasi untuk biaya proses kelahiran dan membeli keperluan calon bayinya.
Sejauh ini, sudah banyak sukseskadabra yang lahir di generasi topping. Termasuk popularitas yang didapat oleh orang-orang yang mengunggah hasil kreasi kontennya secara konsisten, yang suatu ketika menerima 'kadabra' (boom atau eureka) sebagai buah dari konsistensinya.
Contohnya, ada seorang tokoh populer digital yang mendapatkan sukseskadabra atas konsistensinya dalam mengunggah konten berupa foto selfie atau swa-foto Non-Fungible Token (NFT) yaitu Sultan Gustaf Al Ghozali alias Ghozali Everyday. Konsistensi Ghozali Everyday dalam mengunggah konten berupa foto selfie atau swa-foto di platform digital OpenSea sejak lima tahun terakhir, yang mulanya dianggap sepele bahkan oleh dirinya sendiri terbukti membuahkan cuan.Â
Konsistensi juga dilakukan oleh banyak generasi topping dan berbuah sukseskadabra. Meskipun konsistensi mereka dalam mengunggah konten tidak selalu dalam konteks yang bernilai positif, tapi kenyataannya, sukseskadabra bisa diraih oleh siapa saja dan dengan konten berkarakter apa saja.
Begitu pula dengan apa yang terjadi pada tokoh viral dengan konten berkarakter prokonsen atau sembarang topping tadi, yang tampaknya tidak berawal dari konsistensi ketika mendapatkan sukseskadabranya. Tetapi tokoh populer berjenis kelamin perempuan yang satu itu kini telah tampak menunjukkan konsistensinya dalam mengunggah konten. Konsistensi dengan unggahan berupa konten berkarakter prokonsen.
Serangkaian unggahan konten yang konsisten dilakukan dengan karakter provokasi, kontroversi atau sensasi (prokonsen). Bagaimana tokoh viral itu tidak dimasukkan ke dalam kategori generasi topping berkarakter prokonsen? Sukseskadabranya saja dimulai dengan konten pamer dengan membuat perbandingan kaya miskin dalam konteks pamer dan perbandingan yang mengandung unsur provokasi, kontroversi atau sensasi.
Selanjutnya diketahui bahwa tokoh tersebut konsisten pada konten perseteruannya dengan beberapa artis, pamer kekayaan, foto-foto yang menarik perhatian netizen, kisah asmara penuh sensasi, mengaku pelakor, ditinggalkan, dan hamil di luar nikah, lalu buka donasi untuk biaya proses kelahiran dan membeli keperluan calon bayinya.
Untuk konten buka donasi demi membiayai proses kelahiran dan membeli keperluan calon bayinya kelak, yang juga mengandung unsur provokasi, kontroversi atau sensasi, sepertinya lebih mengarah pada aksi sosialaba. Suatu aksi yang menunjukkan bahwa sosialaba bisa lahir di generasi topping dan eksis di dunia digital. Tapi apakah buka donasi yang dilakukan tokoh viral itu dapat disebut sosialaba?