Mohon tunggu...
Sunan Amiruddin D Falah
Sunan Amiruddin D Falah Mohon Tunggu... Administrasi - Staf Administrasi

NEOLOGISME

Selanjutnya

Tutup

Financial

Menyegarkan Wajah Kusam Koperasi dari Kambing Abu-Abu Guna Melawan Pencemaran dan Pinjol

20 Juli 2023   18:36 Diperbarui: 20 Juli 2023   18:37 235
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Memiliki wajah kusam pastilah bukan perkara yang menyenangkan bagi sebagian besar orang. Terlebih ketika wajah kusamnya bukan hanya ditimbulkan oleh paparan sinar matahari, pola makan tidak sehat, kurang minum air putih, kurang istirahat atau efek penuaan dini, melainkan timbul dari kesehatan mental yang terganggu akibat tekanan mental yang tidak mampu dikendalikan atas beban hidup. 

Kalau kusam akibat paparan sinar matahari, pola makan tidak sehat, kurang minum air putih, kurang istirahat atau efek penuaan dini, tentu banyak cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi masalah-masalah tersebut. Namun ketika masalahnya timbul akibat gangguan mental, yang perlu diatasi adalah akar permasalahannya.

Di era yang serba menawarkan kemudahan, wajah kusam setiap orang bisa disebabkan oleh himpitan ekonomi yang bukan saja mencekik perut lantaran menahan lapar, melainkan juga mencekik leher gegara hutang pinjol yang tak mampu dibayar setelah habis digunakan untuk makan dalam rangka membebaskan cekikan perut dari rasa lapar yang tak tertahankan tadi. 

Baca juga: Kambing Abu-Abu

Maklum, jika sudah urusan perut, jangankan hutang, mencuri, merampok atau membunuh, menjual harga diri pun akan dilakoni oleh sebagian kecil orang. Itulah salah satu penyebab kusam wajah yang tak dapat diselesaikan oleh penggunaan skin care branded berharga mahal sekalipun. Tapi apa hubungan wajah kusam dengan hutang pinjol dan koperasi? 

Karena hutang pinjol menjadi salah satu penyebab terciptanya wajah kusam dari sisi kesehatan mental yang hanya bisa diselesaikan dengan cara melunasi hutang pinjolnya. Lalu mengapa banyak orang tertarik meminjam uang melalui aplikasi pinjaman online jika dapat merusak kesehatan mental? Jawabnya adalah kemudahan dan kecepatan; syarat yang mudah, tanpa jaminan, tanpa survei, dan pencairan uang pinjaman yang bisa terjadi hanya dalam hitungan menit serta tanpa bertatap muka.

Jauh sebelum teknologi digital menelurkan banyak aplikasi pinjaman online, baik yang legal maupun ilegal, masyarakat lebih dulu mengenal bank atau koperasi sebagai tempat bagi mereka ketika hendak mendapatkan pinjaman uang. Walaupun begitu, tidak sedikit orang yang secara perorangan memiliki bisnis peminjaman uang yang biasa disebut sebagai rentenir pada masa-masa itu. Melihat faktanya kini, berbagai aplikasi pinjaman online yang ada cenderung merupakan bentuk transformasi dari para pebisnis pinjaman uang tempo dulu atau rentenir. 

Bila simpan pinjam adalah sebuah lahan bisnis yang potensinya sedemikian besar, muncul pertanyaan, mengapa koperasi dan bank seolah kalah bersaing, baik oleh rentenir pada zamannya maupun oleh pinjol di era kekinian? Namun sepertinya jawaban akan tetap sama; kemudahan proses dan kecepatan mendapatkan dana pinjaman menjadi daya tariknya. Sebab kemudahan dan kecepatan yang menjadi daya tarik rentenir atau pinjol dalam meminjamkan uang mampu menutupi kekurangannya, yaitu bunga tinggi. Daya tarik itu juga yang disinyalir membuat masyarakat enggan berhubungan dengan koperasi atau bank. 

Seperti diketahui, bahwa koperasi atau bank kerap memberikan syarat yang tidak dapat dipenuhi oleh masyarakat peminjam. Ketika pinjaman disetujui pun, pencairan dana pinjaman membutuhkan waktu yang lama oleh karena masyarakat peminjam harus menunggu berbagai proses pemeriksaan. 

Selain itu, kelebihan yang dimiliki oleh bank atau koperasi seringkali dikambing abu-abukan (dicatut) oleh para pebisnis simpan pinjam. Terutama koperasi, seringkali identitasnya dicatut oleh para pebisnis simpan pinjam berkedok koperasi. Belakangan, aplikasi pinjaman online juga mulai berkedok koperasi. Sehingga koperasi simpan pinjam yang sejatinya memiliki tujuan mulia, makin kehilangan daya dalam membantu kesulitan ekonomi masyarakat. Identitasnya terus tergerus oleh pencemaran nama baik.  

Sebut saja empat kasus penipuan berkedok koperasi yang telah mencemarkan nama baik koperasi sebagai kegiatan berdasarkan prinsip gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan asas kekeluargaan. Kasus Koperasi Simpan Pinjam Indosurya, kasus Koperasi Cipaganti Karya Guna, kasus Koperasi Langit Biru dan kasus Koperasi Pandawa menjadi contoh dari sekian banyak kasus penipuan berkedok (pencemaran nama baik) koperasi. Bagaimana selanjutnya koperasi menyikapi fakta tersebut guna menyegarkan kembali wajah kusamnya dari pencemaran nama baik atau kambing abu-abu (pencatutan)? Pastinya tidak bisa menggunakan skin care untuk menyegarkan kembali wajah koperasi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun