Namun tidak semua orang menjadikan rasa cinta atau nasionalisme, keterkaitan emosional dan keterikatan batin sebagai prioritas. Lantas apa motif orang-orang pindah kewarganegaraan?
Kok rasanya seram sekali ketika coba mencari tahu motif orang-orang yang berpindah kewarganegaraan jika dikorelasikan dengan nilai-nilai kebanggaan dan kebangsaan.Â
Seperti rasa penasaran dalam upaya mencari tahu motif orang-orang yang melakukan kriminal atau pembunuhan. Sama sensitif meskipun beda topik.
Alangkah naifnya kita yang disodorkan segala jenis kebutuhan yang jauh lebih baik dan bisa terpenuhi tetapi masih bisa menolak semua kelebihan itu.Â
Namun dalam urusan cinta, emosional, ikatan batin dan segala hal yang dapat membahagiakan jiwa, motif pindah kewarganegaraan bagi yang melakukannya kembali pada urusan cinta, emosional, ikatan batin dan segala hal yang dapat membahagiakan jiwa juga.
Ibarat dua sejoli yang dimabuk asmara dan sedang sayang-sayangnya, tiba-tiba muncul orang ketiga yang memiliki kelebihan-kelebihan dan mampu memecah rasa. Seperti itulah motifnya; berpaling cinta.Â
Makanya jika tak mau mengalami sakit hati atau sakit gigi, tidak mau berpaling cinta, iya itu tadi; sedia payung sebelum hujan. Agar minimal tidak tergoda oleh keteduhan kanopi toko sebelah. Â Â Â Â
Tetapi baiklah mari kita tinggalkan dulu payung dan romantismenya! Lalu kita bicara keyakinan saja tanpa melihat motifnya.Â
Ubah peribahasanya ke dalam bentuk keyakinan (doa), dengan menggunakan ungkapan 'daripada hujan emas di negeri orang lebih baik hujan berlian di negeri sendiri', ketimbang membandingkan emas dengan batu. Supaya tidak repot menyiapkan payung baja.Â
Sebuah keyakinan untuk mampu meraih apapun yang kita inginkan di negeri sendiri. Optimisme yang dibangun dengan dasar keyakinan (doa) tanpa terpengaruh hijau dan segarnya rumput tetangga. Keyakinan bahwa sebaik-baik negara lain, masih jauh lebih baik negara sendiri.
Meskipun negara lain menawarkan emas, tentu jauh lebih baik dengan negara sendiri yang menawarkan berlian dalam visualisasi keyakinan yang akan mewujud nyata. Asalkan tidak divisualisasi lewat turunnya hujan. Salam NKRI harga mati!