Mohon tunggu...
Sunan Amiruddin D Falah
Sunan Amiruddin D Falah Mohon Tunggu... Administrasi - Staf Administrasi

NEOLOGISME

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

TOC: Penerapan Konektivitas Berbasis Transit untuk Tiba di Episentrum Ekonomi ASEAN

20 Juni 2023   20:24 Diperbarui: 20 Juni 2023   20:28 389
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar: Diolah dari rumah.com, money.kompas.com dan bi.go.id

Dari seorang perempuan "pecinta negara Singapura" yang bercerita tentang pengalaman perjalanan liburannya mengunjungi negara yang berlambang Merlion itu beberapa kali mulai tahun 2016, yang membagikan pengalamannya lewat tulisan di sebuah blog cocreate.id besutan BTPN.

Sebuah cerita tentang kehebohan mempersiapkan segala sesuatunya sebelum keberangkatan. Termasuk menukar Rupiah ke Dolar Singapura di money changer setelah mengalkulasi kebutuhan jumlah uang tunai yang akan digunakan untuk berbagai keperluan transaksi selama berlibur di sana.

Baginya, hal pertama yang menakjubkan dari Singapura adalah tata kotanya yang sangat teratur dan ketertiban orang-orang dalam melakukan segala aktifitas. Ia menggambarkan suasana itu seperti sedang berada di SCBD (Sudirman Central Business District).

Untuk diketahui, SCBD adalah kawasan bisnis yang dipenuhi kondominium, gedung perkantoran, hotel, pusat perbelanjaan hingga hiburan yang berada di kawasan Jakarta Selatan, yang dalam beberapa tahun terakhir dikelola dengan sistem transportasi umum berkelanjutan. Hal ini identik dengan Singapura yang telah menerapkan konsep Transit oriented Development (TOD) pada transportasi umumnya.

Dimulai dari Bandar Udara Changi Singapura atau melalui Pelabuhan-pelabuhan Singapura, para wisatawan mancanegara akan beranjak ke hotel tempatnya menginap dengan pilihan moda transportasi berupa taksi, bus, shuttle bandara atau MRT (Mass Rapid Transit). Jasa masing-masing moda tranportasi tersebut dapat dibayar dengan uang tunai atau kartu EZ-link, yakni sejenis kartu pintar yang dapat digunakan untuk melakukan beragam transaksi pembayaran.

Cerita berlanjut, perempuan "pecinta negara Singapura" yang terbilang sebagai wisatawan mancanegara ini kemudian berpetualang. Ke Chinatown, area Bugis, menikmati alam di Central Catchment Nature Reserve, makan malam di sekitar Marina Bay Sands dengan menu seafood dan tentunya masih banyak tempat lainnya yang dikunjungi.

Pernah pada suatu kunjungan di tahun-tahun pertamanya, perempuan itu menyisakan uang 100SGD (atau sekira lebih dari Rp 1 juta), dan mengalami kejadian tidak menyenangkan lainnya terkait dengan uang tunai dan pembayaran. Tetapi pengalaman itu tidak terjadi lagi sejak dirinya mulai menggunakan EZ-link dan/atau m-card Jenius yang memberikan beraneka kemudahan. Termasuk salah satunya bisa membeli atau menukar mata uang di aplikasi Jenius.

Sekilas pengalaman perjalanan perempuan wisatawan mancanegara di Singapura itu menunjukkan gambaran kepada para wisatawan dan negara lainnya bahwa daya tarik sebuah negara untuk dikunjungi adalah tata kotanya, sistem moda transportasinya, lokasi-lokasi area transit yang saling terhubung dengan berbagai aktifitas perekonomian dan tentu saja letaknya yang strategis.

Berpijak dari pengalaman wisatawan perempuan mancanegara di atas, pemulihan dan pertumbuhan ekonomi di negara-negara Asia Tenggara akan mengalami peningkatan seiring dengan berkembangnya teknologi digital yang digunakan dalam menunjang aktifitas perekonomian. Hal tersebut juga memberikan dampak positif terhadap permasalahan ekonomi yang seringkali muncul di kawasan Asia Tenggara, seperti kebijakan moneter dan fiskal, mitigasi risiko, volatilitas aliran modal atau investasi, inflasi dan perdagangan antar negara.

Dalam arus ekonomi digital yang terus berkembang, transaksi digital saat ini menjadi salah satu aktifitas ekonomi yang tak terhindarkan. Sebab aktivitas transaksi digital sekarang tidak hanya digunakan di tingkat nasional, melainkan  sudah digunakan di tingkat regional maupun internasional. Sehingga merujuk pada kemanfaatannya, pada KTT G20 dan KTT ASEAN, ekonomi digital diangkat menjadi isu krusial.    

Oleh karena itu, dengan mengusung tema ASEAN Matter: Epicentrum of Growth, Indonesia yang kembali memegang Keketuaan ASEAN meyakini bahwa kawasan Asia Tenggara memiliki potensi dan masih relevan, strategis serta mampu berperan penting sebagai pusat pertumbuhan ekonomi kawasan dan dunia dengan mengagendakan tiga prioritas Bank Sentral.  

Salah satu fokus pekerjaan dari tiga prioritas agenda Bank Sentral pada pertemuan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral ASEAN atau Finance Minister and Central Bank Governors Meeting (AFMGM) untuk mewujudkan tema ASEAN Matter: Epicentrum of Growth adalah merealisasikan cross border transaction berbasis fast payment melalui konektivitas sistem pembayaran di antara negara-negara Asia Tenggara untuk tiba di episentrum ekonomi ASEAN agar lebih terintegrasi.

Tetapi untuk menuju ekonomi ASEAN yang lebih integratif melalui konektivitas sistem pembayaran di antara negara-negara ASEAN, dibutuhkan suatu konektifitas sistem pembayaran regional atau Regional Payment Connectivity yang tidak hanya memudahkan setiap transaksi melainkan juga saling terhubung, terkait dan tertaut antar berbagai aktifitas ekonomi berikut dengan transaksinya. Pertanyaannya, konektivitas sistem pembayaran regional seperti apa yang mampu menjawab tantangan ini?

Menelisik dan berpijak kembali dari cerita pengalaman seorang wisatawan mancanegara di Singapura yang notabene merupakan salah satu negara yang berhasil menerapkan konsep Transit Oriented Development (TOD) selain Brazil, Hongkong dan Jepang pada sistem transportasinya---konektivitas sistem pembayaran yang direalisasikan haruslah memiliki ketercakupan keseluruhan server-based untuk dapat menjangkau dan mengintegrasikan seluruh sistem pembayaran dari berbagai negara.

Konektivitas sistem pembayaran tersebut juga harus mampu bersinergi dengan pendekatan transportasi perkotaan yang berbasis transit terlebih pada sistem transportasi berkonsep TOD. Maka untuk tiba di Episentrum Ekonomi ASEAN, konektivitas sistem pembayaran regional yang dibutuhkan adalah konektivitas berbasis transit atau yang akan disebut Transit Oriented Connectivity (TOC).

Transit Oriented Connectivity (TOC) merupakan sebuah pola pengembangan tata kelola konektivitas sistem pembayaran atau transaksi lintas batas dengan sistem konektivitas berbasis transit sehingga menciptakan konektivitas sistem pembayaran atau transaksi lintas batas yang saling terhubung, terkait, tertaut untuk menyatukan semua sistem pembayaran digital dari berbagai negara.     

Transit Oriented Connectivity (TOC) akan mengintegrasikan seluruh desain sistem pembayaran atau transaksi  lintas batas dan seluruh aktifitas ekonomi digital melalui konektivitas yang mudah, murah, cepat, aman dan transparan. Dan dari aspek ekonomi, Transit Oriented Connectivity (TOC) tentunya dikembangkan untuk memiliki kemanfaatan terhadap pemulihan dan pertumbuhan ekonomi kawasan dan dunia.

Tetapi pertanyaan pentingnya, apakah Bank Indonesia berani dan berkenan menerapkan konektivitas sistem pembayaran atau transaksi lintas batas berbasis transit ini? Sehingga konektivitas sistem pembayaran atau transaksi lintas batas yang diharapkan menjadi kendaraan untuk tiba di episentrum ekonomi ASEAN tidak hanya sekadar wacana.

Referensi  

Ardianto, Wahyu. 2022. "Seperti Ini Konsep Pengembangan TOD Mulai Hongkong Hingga Brazil", https://www.rumah.com/berita-properti/2022/5/204743/seperti-ini-konsep-pengembangan-tod-mulai-hongkong-hingga-brazil#:~:text=Di%20Asia%20Tenggara%20sendiri%2C%20salah,dan%20tempat%20aktifitas%20sehari%2Dhari., diakses pada 20 Juni 2023.

https://www.bi.go.id

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun