Oleh karena itu, dengan mengusung tema ASEAN Matter: Epicentrum of Growth, Indonesia yang kembali memegang Keketuaan ASEAN meyakini bahwa kawasan Asia Tenggara memiliki potensi dan masih relevan, strategis serta mampu berperan penting sebagai pusat pertumbuhan ekonomi kawasan dan dunia dengan mengagendakan tiga prioritas Bank Sentral. Â
Salah satu fokus pekerjaan dari tiga prioritas agenda Bank Sentral pada pertemuan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral ASEAN atau Finance Minister and Central Bank Governors Meeting (AFMGM) untuk mewujudkan tema ASEAN Matter: Epicentrum of Growth adalah merealisasikan cross border transaction berbasis fast payment melalui konektivitas sistem pembayaran di antara negara-negara Asia Tenggara untuk tiba di episentrum ekonomi ASEAN agar lebih terintegrasi.
Tetapi untuk menuju ekonomi ASEAN yang lebih integratif melalui konektivitas sistem pembayaran di antara negara-negara ASEAN, dibutuhkan suatu konektifitas sistem pembayaran regional atau Regional Payment Connectivity yang tidak hanya memudahkan setiap transaksi melainkan juga saling terhubung, terkait dan tertaut antar berbagai aktifitas ekonomi berikut dengan transaksinya. Pertanyaannya, konektivitas sistem pembayaran regional seperti apa yang mampu menjawab tantangan ini?
Menelisik dan berpijak kembali dari cerita pengalaman seorang wisatawan mancanegara di Singapura yang notabene merupakan salah satu negara yang berhasil menerapkan konsep Transit Oriented Development (TOD) selain Brazil, Hongkong dan Jepang pada sistem transportasinya---konektivitas sistem pembayaran yang direalisasikan haruslah memiliki ketercakupan keseluruhan server-based untuk dapat menjangkau dan mengintegrasikan seluruh sistem pembayaran dari berbagai negara.
Konektivitas sistem pembayaran tersebut juga harus mampu bersinergi dengan pendekatan transportasi perkotaan yang berbasis transit terlebih pada sistem transportasi berkonsep TOD. Maka untuk tiba di Episentrum Ekonomi ASEAN, konektivitas sistem pembayaran regional yang dibutuhkan adalah konektivitas berbasis transit atau yang akan disebut Transit Oriented Connectivity (TOC).
Transit Oriented Connectivity (TOC) merupakan sebuah pola pengembangan tata kelola konektivitas sistem pembayaran atau transaksi lintas batas dengan sistem konektivitas berbasis transit sehingga menciptakan konektivitas sistem pembayaran atau transaksi lintas batas yang saling terhubung, terkait, tertaut untuk menyatukan semua sistem pembayaran digital dari berbagai negara. Â Â Â
Transit Oriented Connectivity (TOC) akan mengintegrasikan seluruh desain sistem pembayaran atau transaksi  lintas batas dan seluruh aktifitas ekonomi digital melalui konektivitas yang mudah, murah, cepat, aman dan transparan. Dan dari aspek ekonomi, Transit Oriented Connectivity (TOC) tentunya dikembangkan untuk memiliki kemanfaatan terhadap pemulihan dan pertumbuhan ekonomi kawasan dan dunia.
Tetapi pertanyaan pentingnya, apakah Bank Indonesia berani dan berkenan menerapkan konektivitas sistem pembayaran atau transaksi lintas batas berbasis transit ini? Sehingga konektivitas sistem pembayaran atau transaksi lintas batas yang diharapkan menjadi kendaraan untuk tiba di episentrum ekonomi ASEAN tidak hanya sekadar wacana.
Referensi Â
Ardianto, Wahyu. 2022. "Seperti Ini Konsep Pengembangan TOD Mulai Hongkong Hingga Brazil", https://www.rumah.com/berita-properti/2022/5/204743/seperti-ini-konsep-pengembangan-tod-mulai-hongkong-hingga-brazil#:~:text=Di%20Asia%20Tenggara%20sendiri%2C%20salah,dan%20tempat%20aktifitas%20sehari%2Dhari., diakses pada 20 Juni 2023.