Mohon tunggu...
Sunan Amiruddin D Falah
Sunan Amiruddin D Falah Mohon Tunggu... Administrasi - Staf Administrasi

NEOLOGISME

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Valentine, Virginitas dan Valuasi Industri: Menolak Lupa Berkasih Sayang

13 Februari 2023   12:43 Diperbarui: 13 Februari 2023   12:48 268
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Seorang ibu dengan valuasi industri rumahan menolak valentine, Jenggolo, Sidoarjo, Jawa Timur. Sumber: republika.co.id. Foto: Antara/Umarul Faruq

Meskipun demikian, fakta lain terkait peningkatan penjualan produk-produk industri yang identik dengan valentine juga tidak terbantahkan. Seringkali informasi daring menayangkan berita tentang hasil penjualan produk coklat, bunga, kondom, minuman beralkohol, reservasi hotel, produk bernuansa merah jambu dan berbagai produk yang berafiliasi dengannya, meroket selama jelang dan masa-masa valentine.

Pada akhirnya, momen valentine akan menjadi gambaran peradaban manusia dalam pertarungan antara industri (komersialisasi) dan nilai-nilai positif yang harus tetap terjaga. Tapi semoga suatu hari kelak, segera tercipta titik temu yang win win solution. Sebab seharusnya antara valuasi industri dan nilai-nilai positif bisa berjalan beriringan antara menjaga stabilitas roda perekonomian dengan segenap aktivitas menumbuhkan kasih sayang lewat cara positif.

Salah satu cara positif yang bisa dilakukan misalnya dengan 'Menolak lupa berkasih sayang'. Bahwa hari valentine yang diperingati setiap tanggal 14 Februari hanya sekadar pengingat untuk berkasih sayang, yang semestinya diimplementasikan setiap saat. Dan menolak berkasih sayang lewat aktivitas negatif, dengan cara membeli dan memberi produk cokelat penolakan seperti pada gambar artikel ini sehingga valuasi industri tetap memutar roda ekonomi, dan sekaligus menumbuhkan kasih sayang tanpa aktivitas negatif (pelepasan virginitas atau seks bebas).

Semua tinggal bagaimana kemampuan kita mengelola keduanya menjadi kesatuan utuh yang saling menguntungkan dan masing-masing menciptakan nilai positif. Di satu pihak tidak lagi di bawah pengaruh stigma budaya valentine, dan di pihak lain tetap ikut membantu jalannya perekonomian tanpa didompleng kapitalisme dan segenap unsur yang berniat membudayakan aktivitas negatif di momen valentine. Mampukah?

Referensi,

Novia, Dyah Ratna Meta. 2015. "Valentine Dianggap Identik dengan Remaja yang Lepas Keperawanan", https://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/15/02/10/njjxwb-valentine-dianggap-identik-dengan-remaja-yang-lepas-keperawanan, diakses pada tanggal 11 Februari 2023 pukul 15.31

Vizki, Havid Al. 2022. "MUI: Hari Valentine Hukumnya Haram", https://www.republika.co.id/berita/r7ag5i418/mui-hari-valentine-hukumnya-haram, diakses pada 11 Februari 2022 pukul  15.57

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun