Pada tahun 2013, setahun setelah kelulusannya, Egha merealisasikan 'berani suksesnya' dengan memilih mengambil keputusan menjalankan usaha sendiri ketimbang bekerja pada perusahaan orang lain. Daripada mengajukan lamaran kerja ke salah satu perusahaan incarannya dengan portofolio yang sudah dipersiapkan, ia lebih memilih membuka usaha bersama dua teman satu almamaternya, Sunjaya Askaria dan Hezby Ryandi.
Bekal berani sukses akhirnya melahirkan Delution, yang memiliki filosofi 'Design Revolution'. Berangkat dari gagasan bahwa desain yang akan mereka buat adalah desain revolusioner. Dan dengan modal awal Rp 30 juta, Delution didirikan dan berkantor di sebuah kamar kos dekat kampus tempat mereka berkuliah.
Lewat keberanian dan Delution, Egha dan teman-temanya berhasil membangun image arsitektur Indonesia mendunia dengan desain-desain ikonik seperti Splow House dan The Twins yang menyabet penghargaan Architizer A+ Award, New York di tahun 2017 dan Architizer Award 2020, New York untuk kategori Small Architecture + Small Living by People Choice. Dua hunian di lahan sempit yang mendapatkan penghargaan dunia itu sempat menghebohkan publik. Â
Tidak hanya sebatas pada dua penghargaan untuk dua hunian ikonik itu, Delution juga pernah meraih penghargaan Best Design of the Year for Corporate Small Space di Hongkong dan Spesial Mention German Design Award yang diadakan German Design Council di Frankfurt di tahun 2016, Flick House di Spanyol untuk kategori Green Architecture, serta beberapa penghargaan lainnya.
Dengan visi dan misi yang jelas, Delution semakin bertumbuh dan berkembang. Proyek-proyek yang dikerjakan mulai dari rumah tinggal, kantor, perumahan dan lainnya mengalir tak henti. Kliennya datang dari berbagai kalangan, mulai dari individu, perusahaan swasta, startup, multinasional dan masih banyak lagi. Delution juga sukses mendirikan 4 anak perusahaan di bawah benderanya.
CRI yang berdiri tahun 2014, bergerak di bidang konstruksi dan interior dengan nama legalitas awal PT. Konstruksi Revolusi Indonesia. Tahun 2016 anak usaha Delution ini mengusung nama baru 'Delution Build' dengan slogan 'Definitely Accurate'.
Tahun 2016, anak usaha Delution yang bergerak di bidang furniture berdiri dengan memperkenalkan brand Onel Indonesia dengan nama PT. Mebel Revolusi Indonesia. Dari gambar-gambar produk yang beredar daring, produk-produk furniture yang ditawarkan Onel Indonesia tampak selaras dengan konsep ikoniknya.Â
Di tahun 2018 Vortiland yang kemudian lebih diperkenalkan sebagai Delution Land didirikan, anak usaha Delution ini bergerak sebagai Developer Property dengan sebuah misi untuk membawa peradaban Indonesia menuju lebih baik lewat proyek-proyek developer dengan keikonikan produknya.
Sebagai bukti bahwa Delution serius dan selalu fokus pada visi, misi, konsep dan semangat new paradigm-nya, proyek perumahan pertama yang diluncurkan oleh Delution Land, Linaya Community Living, sukses meraih penghargaan untuk kategori small Architecture di ajang Architecture MasterPrize.