Mohon tunggu...
Sunan Amiruddin D Falah
Sunan Amiruddin D Falah Mohon Tunggu... Administrasi - Staf Administrasi

NEOLOGISME

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mulai Meredup, Siapa Bilang Lato-lato Bermanfaat?

28 Januari 2023   14:43 Diperbarui: 28 Januari 2023   14:52 505
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Siapa tak mengenal permainan lato-lato di Indonesia akhir-akhir ini? Rasanya tidak ada. Popular lewat media digital, nyaris semua orang tahu permainan lato-lato yang tengah mewabah itu. Melalui media yang sama, banyak orang membuat konten berisi pendapat mengenai manfaat bermain lato-lato. Pendapat terkait manfaat lato-lato datang dari berbagai kalangan. Mulai dari kreator konten, praktisi, akademisi, dan ahli psikologi.  

Secara garis besar, manfaat lato-lato yang dikemukakan oleh mereka antara lain meliputi; emosi positif yang ditimbulkan, pengalih dari kecanduan bermain gawai, melatih kemampuan motorik, melatih fokus atau konsentrasi, menumbuhkan sikap pantang menyerah, melatih kesabaran, melatih kemampuan sosial dalam interaksi, meningkatkan percaya diri, meningkatkan kecerdasan, mengontrol emosi, dan healing sederhana.

Lato-lato merupakan salah satu jenis permainan yang menggunakan alat dan bersifat musiman. Sebagai alat permainan, lato-lato yang terbuat dari dua bola plastik yang diikat seutas tali memiliki nilai ekonomis. Oleh sebab itu, seiring menjamurnya permainan lato-lato, bersama itu pula perekonomian rakyat kecil terbangun.

Tetapi seperti jenis mainan musiman lainnya, tingkat permintaan akan lato-lato kian hari semakin menurun. Informasi penurunan permintaan permainan lato-lato didapat dari para pedagang mainan. Menurut mereka pula, permainan yang bersifat musiman hanya akan bertahan antara dua hingga tiga bulan. Ini berarti, popularitas lato-lato pun akan mulai meredup.   

Di ujung popularitas, pada masanya permainan lato-lato sempat dilarang karena bahaya yang bisa ditimbulkan. Sementara faktanya, beberapa korban cedera atau luka mulai berjatuhan di beberapa wilayah. Fakta itu dapat kita temukan di berbagai platform media sosial. Sedang masalah lainnya, lato-lato menimbulkan kebisingan yang dapat mengganggu ketenangan, kenyamanan dan fokus orang lain.

Setiap permainan pada hakikatnya memiliki risiko bahaya. Selalu ada dua sisi yang bisa ditimbulkan oleh jenis permainan apa pun, positif atau negatif. Dampak baik atau dampak buruk. Kemanfaatan atau ketidakmanfaatan. Apakah informasi terkait manfaat lato-lato yang banyak dikemukakan sudah dikaji atau diuji?

Mengingat permainan lato-lato bersifat musiman, timbul pertanyaan-pertanyaan atas   manfaat bermain lato-lato. Seperti pertanyaan berikut, dari persfektif mana lato-lato dapat menimbulkan emosi postif? Benarkah lato-lato bisa mengalihkan kecanduan bermain gawai?

Jawabnya bisa iya bisa tidak. Sesuatu yang bersifat candu membutuhkan metode khusus untuk menanggulanginya, dan juga membutuhkan waktu. Jika hanya mengalihkan sementara buat apa? Setelah lato-lato selesai akan kemana? Kembali ke gawai lagi. Lantas apa gunanya dialihkan? Dan kenyataannya, saat mengamati beberapa anak bermain lato-lato, gawai tetap dimainkan di sela-sela kebosanan bermain lato-lato, hanya berkurang durasi waktunya saja.

Kemudian katanya lato-lato melatih kemampuan motorik. Tunggu dulu! Jangan buru-buru dibungkus! Berdasar pengamatan, gerakan bermain lato-lato sangat cenderung monoton, itu-itu saja. Tidak ada variasi seperti ketika seseorang bermain yoyo. Seseorang yang bermain lato-lato akan sangat cenderung menggunakan tangan kanan saja atau tangan kiri saja bagi yang kidal, di sepanjang permainannya.

Gerakan yang itu-itu saja dengan kecepatan yang semakin lama semakin meningkat demi mendapatkan keseimbangan putaran, irama tek tek yang kian bergema dan lamanya waktu bertahan dalam sekali permainan, tentu membutuhkan intensitas tenaga yang semakin besar pula. Semua proses gerakan yang monoton dan dilakukan oleh satu tangan saja (kanan atau kiri) tidak bisa menyeimbangkan kekuatan motorik kasar seseorang. Bukankah gerakan semacam itu justru dapat menimbulkan pembengkakan, pegal atau cedera motorik?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun