Curah hujan pada 1 Januari 2020 di sekitar Jakarta, menurut Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), termasuk yang paling terekstrem dan tertinggi sejak 154 tahun lalu. Banjir yang dipicu hujan yang tak kunjung berhenti telah menenggelamkan sebagian besar kota Jakarta dan kota-kota di sekitarnya.
Jakarta nyaris lumpuh, krisis air bersih, listrik dan mobilitas. Lebih tragis, banjir tak hanya menyebabkan banyak warga harus mengungsi, tapi juga menelan korban jiwa.
"Dari data yang berhasil dihimpun oleh BNPB dari berbagai sumber, menemukan ada 9 korban meninggal dunia karena bencana banjir dan tanah longsor", kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi BNPB, Agus Wibowo.
Fakta dan data di awal tahun 2020 menunjukkan bahwa prediksi cuaca ekstrem akhir tahun  oleh BMKG jelang tahun baru 2023 patut diwaspadai dan perlu persiapan melakukan pencegahan dari segala sesuatu yang tidak diinginkan. Minimal persiapan pencegahan pada rumah dan keluarga sendiri.
Pengalaman saya ketika di akhir tahun 2019, pergi meninggalkan rumah tanpa melakukan persiapan pencegahan yang maksimal, kerugian materi menimpa keluarga kecil kami.
Saat itu, sekira tiga hari sebelum tahun baru kami meninggalkan rumah peninggalan orang tua yang kami tempati di Jakarta. Tujuan kami adalah berlibur akhir tahun di Parung Bogor.
Wilayah tempat tinggal kami di Jakarta merupakan area rutin yang disinggahi genangan air atau banjir. Terutama saat musim penghujan tiba. Kadang tanpa adanya hujan turun pun, air bisa tiba-tiba sudah menjulur-julur di depan pintu rumah kami, hendak bertamu. Air kiriman katanya.
Rutinitas banjir yang mendatangi rumah kami sebenarnya selalu bisa diprediksi ketinggiannya, jika tidak setinggi betis paling banter sebatas dengkul.
Oleh karenanya, kami rutin mempersiapkan pencegahan segala kemungkinan yang bisa terjadi saat kedatangan air di ketinggian itu. Dan strategi pencegahan kami selalu berhasil. Tetapi di tahun baru 1 Januari 2020, gagal total.
Di pagi buta di awal tahun 2020 itu, kami menerima kabar lewat telepon, informasinya, air di jalan depan rumah kami sudah setinggi betis. Tiga jam kemudian tinggi air sudah di ujung paha.
Malangnya, kami benar-benar tak bisa berbuat apa-apa kecuali berdoa. Jarak Parung-Jakarta cukup jauh ditempuh. Terlebih kabarnya, air mengepung di mana-mana. Tak ada jalan yang bisa kami tembus untuk sampai ke rumah tinggal di Jakarta. Bahkan minta bantuan pun tak bisa karena rumah kami kunci luar dalam, dan kuncinya lupa dititipkan.
Ketika pada akhirnya kami kembali pulang, berkali-kali kami menghela napas panjang. Banjir kala itu benar-benar di luar prediksi. Dari garis endapan air yang tersisa, di dalam kamar saja banjirnya setinggi pusar, di luar rumah sepertinya setinggi dada.
Sementara sisanya, endapan lumpur hitam mulai mengering di seluruh ruang. Belum lagi berbagai peralatan, pakaian dan sampah yang jungkir balik, berantakan di sana-sini, basah, bau, rusak dan hancur.
Kami kehilangan materi. Dipan, pakaian, pintu, meja, sendal, sepatu, barang dagangan dan lemari. Di tambah motor bebek saya yang terendam berhari-hari. Kami banyak menanggung rugi. Lelah sudah pasti. Pengalaman tahun itu harusnya tak terulang pada prediksi cuaca ekstrem akhir tahun ini. Â
Dari banjir yang kami alami di awal tahun 2020, setidaknya ada beberapa penanggulangan atau persiapan pencegahan yang perlu diperhatikan dan semestinya sudah dilakukan sebelum pergi meninggalkan rumah untuk liburan:
- Bila memiliki dana berlebih, jika area hunian yang didiami rutin kedatangan banjir seperti kediaman kami, hal yang seharusnya dilakukan adalah mengambil keputusan untuk rencana pindah rumah atau melakukan renovasi besar.
- Kesampingkan dahulu poin pertama bila dananya belum ada. Segera amankan barang-barang ke lantai dua atau susun di atas meja yang dibuat lebih tinggi dari prediksi ketinggian banjir jika tak memiliki lantai dua.
- Nyalakan lampu pada ruang atau tempat yang dianggap perlu saja.
- Periksa atap atau genting dengan seksama (kasus banjir awal tahun 2020, atap rumah kami bergeser akibat tidak mampu menahan curah hujan yang tinggi sehingga kebocoran atap tidak terhindarkan)
- Kosongkan ruang-ruang lemari bagian bawah dan pindahkan ke ruang atasnya. Ikat lemari agar tak mudah goyah ketika air banjir masuk
- Ikat barang atau benda lain yang sekiranya mudah digoyang riak air. Â
- Bersihkan rumah dari sampah apa pun kemudian langsung dibuang ke bak penampungan sampah di wilayah masing-masing
- Buat pintu rumah benar-benar tertutup sampai tak ada celah untuk sampah atau hewan kecil masuk
- Titipkan kunci ke sanak saudara yang rumahnya dekat atau ke tetangga yang kita percaya dan bersedia membantu
- Tentu lebih lebih aman lagi bila meminta bantuan keluarga atau orang yang kita kenal untuk menempati rumah yang ditinggalkan selama liburan
Itulah beberapa poin yang perlu diperhatikan sebelum meninggalkan rumah untuk pergi berlibur akhir tahun bersama keluarga. Saya bagikan berdasar pengalaman di kejadian banjir di awal tahun 2020 untuk berjaga-jaga dari prediksi cuaca ekstrem tahun ini.
Semoga cuaca ekstrem akhir tahun yang diprediksi BMKG hanya sekadar prediksi sehingga tidak terjadi sesuatu yang tidak kita inginkan. Dan kita semua sehat, selamat serta bisa berlibur bersama keluarga dengan tenang dan senang.
Selamat berlibur. Selamat menyambut tahun baru 2023.
***
Referensi
Adiyoso, Wignyo. 2020. "Banjir Besar di Jakarta Awal 2020: Penyebab dan Saatnya Mitigasi Bencana Secara Radikal", https://theconversation.com/banjir-besar-di-jakarta-awal-2020-penyebab-dan-saatnya-mitigasi-bencana-secara-radikal-129324, diakses pukul 18.44
Simanjuntak, Theresia Ruth. 2020. "Kaleidoskop 2020: Banjir di Tahun Baru, Jakarta Lumpuh dan Gelap Gulita", https://megapolitan.kompas.com/read/2020/12/17/14185951/kaleidoskop-2020-banjir-di-tahun-baru-jakarta-lumpuh-dan-gelap-gulita?page=all, diakses pada 28 Desember 2022 pukul 18.40
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI