Mohon tunggu...
Sumiyati Sapriasih
Sumiyati Sapriasih Mohon Tunggu... Food Blogger -

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Ruang Publik KBR: Geliat Pemberantasan Kusta di Tengah Pandemi

3 Juni 2021   08:26 Diperbarui: 3 Juni 2021   08:49 492
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Doc Ruang Publik KBRe caption

Tidak dapat dipungkiri bahwa penyakit kusta masih ada di Indonesia, entah sampe kapan. Karena Indonesia termasuk Negara peringkat ketiga kasus kusta terbesar di seluruh dunia. Bahkan Pemerintah menargetkan pemberantasan kusta secara menyeluruh di Indonesia. 

Namun hingga kini belum terealisasi. Apalagi 1 tahun belakangan ini kita semua sedang pengalami Pandemi Covid-19 sehingga sosialisasi terhambat dengan adanya distanching protokol 5 M yaitu Memakai masker dengan benar, Mencuci tangan menggunakan sabun dengan air yang mengalir, Menjaga jarak 2 meter, Menghindari kerumunan, Membatasi mobilitas dan interaksi sertak Kontak fisik, sehingga kampanye pencegahan dan pengendalian kusta di seluruh daerah menjadi terhambat. Namun bukan berarti penanggulangan kusta berhenti hingga sampai disini.

Di akhir bulan Mei tepatnya tgl 31 Mei 2021 NLR Indonesia dan Ruang Publik KBR menggelar live streaming youtube dengan tema "Geliat Pemberantasan Kusta di Tengah Pandemi" dengan narasumber Bp. Komarudin, S.Sos.M.Kes selaku Wasor (wakil supervisor) kusta kab. Bone. Dan DR. Rohman Budijanto SH MH selaku Direktur Eksekutif The Jawa Pos Institute of Pro-Otonomi-JPP dari Lembaga Nirlaba Jawa Pos yang bergerak di bidang otonomi daerah.

Doc Ruang Publik KBRe caption
Doc Ruang Publik KBRe caption

Bp. Komarudin, S.Sos.M.Kes Wasor (wakil supervisor) kab. Bone. 

Kabupaten Bone Bolango merupakan kabupaten yang memiliki jumlah penderita kusta terbanyak di Provinsi Gorontalo. Data dari Dinas Kesehatan Bone Bolango tahun 2017 terdeteksi jumlah penderita kusta sebanyak 54 orang. 

Penyakit kusta disebabkan oleh bakteri Mycobacterium Leprae. Bakteri ini hidup pada suhu rendah sehingga dapat hidup dalam bagian tubuh manusia yang memiliki suhu lebih rendah seperti mata, saluran pernafasan bagian atas, otot, tulang, testis, saraf perifer dan kulit. Bakteri ini menular pada manusia melalui kontak langsung dengan penderita, namun sangat sulit menular. Dari survey 100 orang yang terpapar kusta hanya 3 orang yang tertular dan bisa disembuhkan asalkan perlu pengobatan secara teratur .

Tanda-tanda seseorang menderita penyakit kusta mulai muncul antara lain, kulit mengalami bercak putih seperti panu, adanya bintil-bintil merah yang menyebar pada kulit, ada bagian tubuh yang tidak berkeringat, rasa kesemutan pada anggota badan atau bagian muka, muka berbenjol-benjol hingga menjadi muka singa (facies leomina), dan mati rasa karena kerusakan saraf tepi. Jadi waspada bila ada bercak putih/kemerahan/gelap di kulit seperti panu, segera periksa ke puskesmas

Bagaimana program yang dilakukan untuk pencegahan disabilitas karena kusta ?

1. Pemberian obat pencegahan kusta

2. Pemeriksaan penderita kusta

3. Melakukan kegiatan school survey

4. Kampanye eliminasi kusta

5. Intensifikasi gaspending

Untuk kab. Bone Bolango pemberian obat pencegahan kusta telah dilakukan untuk dengan cara mendata ulang dan pihak puskesmas datang kerumah untuk memberikan penyuluhan agar mau memeriksakan diri ke puskesmas, kemudian pihak puskesmas mengadakan pemeriksaan bagi penderita kusta. Bp. Komarudin, S.Sos.M.Kes mengatakan bahwa ia telah melakukan kegiatan school survey dari 1 sekolah ke sekoah lainnya. Begitu juga dengan kampanye eliminasi kusta telah dilakukan salah satunya webinar ini.

Untuk mereka yang terkena kusta, tapi sudah berobat di puskesmas hingga tuntas (6 bulan hingga 12 bulan dengan masa inkubasi rata-rata 2-5 tahun ia tidak akan menularkan kusta lagi). Dari catatan Kemeskes RI, tahun 2015 bahwa kusta paling ditakuti karena deformitas atau kecacatan tubun, Orang yang pernah mengalami kusta tidak selalu mengalami disabilitas (kecacatan) pada tangan, jari, kaki. Prinsipnya, jika penderita kusta segera ditemukan dan diobati, maka disabilitas bisa dicegah. Semua pasien kusta yang telah selesai minum obat di puskesmas, maka tidak menularkan kusta.

Apa yang dapat dilakukan supaya bisa berperan aktif. Cara tahu merawat dirinya, harus memperdayakan latihan untuk berbicara melalui testimony. 3 cara yaitu tangan, kaki mata harus dilatih bila ada mati rasa ditangan dan kaki serta mata rabun langsung periksa ke dokter. Jangan takut berdekatan atau berkerabat dengan orang yang pernah mengalami kusta, yang sudah sembuh dari kusta dan sudah diobati.

Biasanya penemuan kusta dilakukan secara aktif oleh petugas kepada masyarakat, namun di tengah Pandemic Covid-19, bagaimana upaya kab. Bone Bolongo mengatasinya ? Menurut Bp. Komarudin kita mengajak masyarakat Bone untuk tetap menjaga protokol kesehatan 5 M dan tetap memeriksa ke puskesmas terdekat, karena kami selaku dari kesehatan tetap melayani masyarakat untuk berobat. Ada slogan yang di perlu diperhatikan untuk orang Bone "Ya Tutu Ya Slame, Ya Capa Ya Cilaka" yang artinya : "Barang siapa waspada mama ia akan selamat, barang siapa yang lalai maka ia akan celaka"  

Dok. Ruang Publik KBR DR. Rohman Budijanto SH MH
Dok. Ruang Publik KBR DR. Rohman Budijanto SH MH

Sebagai penutup dari webinar ini Bp. DR. Rohman SH MH selaku Direktur Eksekutif Jawa Pos Bp. Rohman Budijanti SH MH mengatakan bahwa, sejauh ini untuk penderita kusta yang telah sembuh tidak menutup kemungkinan untuk bisa diterima bekerja di salah satu perusahaan, karena perusaaan tidak pernah membatasi kondisi fisik sesuai post yang diinginkan dalam lowongan pekerjaan tersebut.

Salam Blogger

Sumiyati Sapriasih

Wa No. 085779065707

Email : sumiyatisapriasih@yahoo.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun