Langkah-langkah pembelajaran model pembelajaran Cooperatif learning tipe STAD (Student Teaching Achievment Divisions) menurut Lefudin (2017) adalah sebagai berikut:
- Guru menyampaikan materi dengan demonstrasi atau lewat bahan bacaan.
- Siswa dikelompokkan secara heterogen menjadi 4-5 kelompok untuk menyelesaikan masalah.
- Menyerahkan atau mempresentasikan hasil kerja kelompok.
- Memberi tes atau kuis
- Memberikan penghargaan kelompok
Slavin (2005: 12-13) mengemukakan terdapat tiga konsep penting dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD yaitu: Penghargaan kelompok, yang akan diberikan jika kelompok mencapai kriteria yang ditentukan. Tanggung jawab individual, bermakna bahwa kesuksesan tim bergantung pada pembelajaran individual dari semua anggota tim. Kesempatan sukses yang sama, bermakna bahwa semua siswa memberi kontribusi kepada timnya dengan cara meningkatkan kinerja mereka dari yang sebelumnya. Ini akan memastikan bahwa siswa dengan prestasi tinggi, sedang dan rendah semuanya sama-sama ditantang untuk melakukan yang terbaik, dan bahwa kontribusi dari semua anggota tim ada nilainya. Menurut Slavin (Trianto, 2009: 71-73) pemberian penghargaan atas keberhasilan kelompok dapat dilakukan oleh guru dengan melakukan tahapan-tahapan sebagai berikut:
- Menghitung skor individu, untuk memberikan skor perkembangan individu dihitung seperti  berikut.
- Menghitung skor kelompok Skor kelompok ini dihitung dengan membuat rata-rata skor perkembangan anggota kelompok, yaitu dengan menjumlah semua skor perkembangan yang diperoleh anggota kelompok dibagi dengan jumlah anggota kelompok. Sesuai dengan rata-rata skor perkembangan kelompok, diperoleh kategori
- Pemberian hadiah dan pengakuan skor kelompok
Setelah masing-masing kelompok  memperoleh predikat, guru memberikan Prima Aswirna: Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif... 59 hadiah/penghargaan kepada masing-masing kelompok sesuai dengan predikatnya.
Kelebihan model pembelajaran STAD (Student Teams Achievement Division):Â
- Siswa bekerja sama dalam mencapai tujuan dengan menjunjung tinggi norma-norma kelompok,
- Siswa aktif membantu dan memotivasi semangat untuk berhasil bersama,
- Aktif berperan sebagai tutor sebaya untuk lebih meningkatkan keberhasilan kelompok,
- Interaksi antar siswa seiring dengan peningkatan kemampuan mereka dalam berpendapat (Kurniasih, Imas dan Sani, Berlin: 2015).
Kelemahan dalam penggunaan model pembelajaran STAD (Student Teams Achievement Division) sebagai berikut:
- Sejumlah siswa mungkin banyak yang bingung karena belum terbiasa dengan perlakuan seperti ini.
- Membutuhkan waktu yang lebih lama untuk siswa sehingga sulit mencapai target kurikulum.
- Membutuhkan waktu yang lebih lama untuk guru sehingga pada umumnya guru tidak mau  menggunakan pembelajaran kooperatif tipe STAD.
- Membutuhkan kemampuan khusus guru sehingga tidak semua guru dapat melakukan pembelajaran kooperatif STAD.
- Menuntut sifat tertentu dari siswa, misalnya sifat suka bekerja sama ( Ariani, Tri: 2018).
Menurut Hopkins (1993), penelitian tindakan kelas diawali dengan perencanaan tindakan (Planning), penerapan tindakan (action), mengobservasi dan mengevaluasi proses dan hasil tindakan (Observation and evaluation).
METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS
Jenis penelitian yang saya gunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilaksanakan pada 15 Juli – 20 Agustus 2024 di SD Muhamadiyah Miliran Yogyakarta tahun ajaran 2024/2025. Siswa yang dijadikan subjek penelitian adalah siswa kelas 3 sebanyak 24 orang dengan jumlah siswa laki-laki 9 orang dan siswa perempuan 15 orang. Penelitian tindakan kelas yang dilakukan menggunakan model pembelajaran Cooperatif Learning tipe STAD (Student Teams Achievement Division) untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi bilangan cacah sampai 1000. Penelitian Tindakan Kelas menggambarkan suatu proses yang dinamis meliputi aspek perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi yang merupakan langkah berurutan dalam satu siklus atau daur yang berkembang dengan siklus berikutnya. Setiap siklus mempunyai tahapan dan
urutan yang sama. Tahap pelaksanaan PTK digambarkan dalam bentuk sebagai berikut:
Pelaksanaan PTK dimulai dari perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Perencanaan yaitu menyusun rancangan pembelajaran yang akan dilaksanakan sesuai dengan temuan masalah. Tahap perencanaan terdiri dari menyusun skenario penelitian, modul ajar, pembuatan instrument kegiatan pembelajaran, instrument pengumpulan data, instrumen materi pembelajaran dan menentukan observer. Pada pelaksanaan guru mengajar dan observasi pengumpulan data kualitatif selama proses pembelajaran pada aspek sikap dan psikomotor sesuai dengan instrumen yang telah dibuat. Sedangkan pengambilan data dilakukan melalui tes hasil belajar, dan tahap refleksi dari data seluruh penelitian. Pada tahap ini peneliti melakukan pengamatan, analisis dan mengevaluasi terhadap kendala dan hambatan yang dilakukan. Data yang diperoleh diolah dan dievaluasi berpedoman pada indikator kinerja untuk mengetahui seberapa optimal hasil tindakan tersebut. Selanjutnya melakukan diskusi untuk mengevaluasi dan menilai proses kegiatan pembelajaran dengan model Cooperatif tipe STAD. Berdasarkan hasil refleksi yang telah dilakukan maka perbaikan pada rencana tindakan untuk diimplementasikan pada siklus selanjutnya untuk perbaikan dari siklus 1 jika belum mencapai tujuan pembelajaran maka dilanjutkan pada siklus ke 2 berfungsi sebagai penguat hasil dari siklus 1 dan dapat dicukupkan jika sudah tercapai targetnya.
Teknik pengumpulan data dengan cara observasi, tes dan dokumentasi. Observasi dilakukan selama proses pembelajaran dalam bentuk ceklis untuk menilai aktivitas guru dan siswa. Observasi siswa pada saat diskusi kelompok mengerjakan LKPD dan kuis pembelajaran untuk mengukur kemampuan sikap dan keterampilan siswa. Â Tes soal evaluasi akhir pembelajaran untuk mengukur kemampuan siswa memahami dan menguasai materi pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran Cooperatif Learning tipe STAD. Dokumentasi pada PTK ini berupa video dan foto pembelajaran.